Happy Reading!
Warning: a lil bit mature scene
.
.
.
.
.Vernon dan Wendy berteman sejak masih SMA di California. Keduanya kebetulan berada di kelas yang sama selama 3 tahun berturut-turut.
Awalnya mereka cuma saling tau nama aja, hampir gak pernah bertegur sapa. Tapi karena berada dalam satu kelompok saat tugas presentasi, akhirnya mereka menjadi akrab.
Pertemanan mereka mulai terjalin. Mereka semakin akrab dari hari ke hari. Kemana-mana mereka pasti selalu berdua, kecuali ke toilet. Ya iya lah, mana mungkin si Vernon berak ataupun pipis di toilet cewek. Bisa-bisa wajah si Vernon ditampol sama murid perempuan karena dianggap cabul. Kan gak etis banget untuk cowok ganteng kayak dia.
Rupanya keakraban mereka telah menimbulkan benih-benih cinta di hati Vernon. Eaaaa.
Vernon merasa nyaman banget berada di dekat Wendy. Menurutnya, Wendy adalah gadis yang cantik, lembut, manis, baik, dan polos. Pokoknya menggemaskan banget.
Perasaan cinta itu semakin merajalela di hati Vernon. Setiap saat dia selalu terbayang oleh senyum Wendy. Setiap malam dia selalu memimpikan Wendy. Bahkan sebelum tidur, Vernon selalu menghubungi Wendy pakai telepon rumah sampai tagihan teleponnya jebol.
Pernah terbesit keinginan di hati Vernon untuk 'menembak' Wendy, tapi dia mengurungkan niatnya itu. Dia merasa belum siap dan takut. Dia gak mau pertemanan mereka hancur karena nekad 'menembak' Wendy. Jadi Vernon memutuskan untuk tetap memendam perasaannya.
Saat liburan kelulusan, Vernon bertekad untuk 'menembak' Wendy. Dia udah siap, apapun risiko dan konsekuensinya.
Setelah bersemedi selama 3 hari 2 malam di kamar mandi, Vernon merasa lebih percaya diri. Dia memutuskan untuk 'menembak' Wendy via SMS. Vernon mengambil handphone Esia Hidayah *lah* yang baru dibelikan oleh papanya dan mulai merangkai kata-kata romantis untuk Wendy.
Lagi-lagi niat itu harus ditunda karena perutnya mendadak sakit, pengen berak. Vernon langsung ngacir ke kamar mandi dan ngeden sambil mengetik SMS untuk Wendy.
Eh, saat mau mengirim SMS itu, tangan Vernon licin. Alhasil, handphone Esia Hidayah pemberian papanya langsung meluncur ke lubang closet dan.....
Plung..
"TYDAAACKKK."
Vernon memandang nanar handphone Esianya yang udah mendarat dengan selamat di lubang closet. Dengan berat hati, Vernon menyiram lubang closet dan harus ikhlas saat handphonenya ikut-ikutan hanyut bersama dengan pupnya.
"HUEEEEEE ESIAKU 😭😭😭."
Akhirnya Vernon gagal 'menembak' Wendy.
Setelah insiden Esia nyemplung ke lubang closet, Wendy dan Vernon lost contact. Vernon kuliah di salah satu universitas di California, sementara Wendy pindah lagi ke Kanada untuk kuliah. Meskipun begitu, perasaan Vernon kepada Wendy tetap masih sama.
Setelah lulus, Vernon kerja di salah satu perusahaan komputer di California. Handphonenya udah bukan Esia Hidayah lagi, melainkan iPhone dengan logo semangka dibelah ㅡsoalnya apel udah mainstreamㅡ.
Sambil kerja, Vernon mulai mencari informasi tentang Wendy. Mulai dari Instagram, Path, Twitter, Facebook. Semuanya dilacak. Tapi hasilnya nihil. Gak ada nama Wendy Son di pencarian aplikasi-aplikasi itu. Ya iyalah gak ketemu. Wendy kan memakai nama Koreanya kalau di media sosial, sedangkan Vernon kagak tau nama Koreanya Wendy. Ya jadinya sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
▶Trapped! ✔
Acak• Completed! Berhati-hatilah dalam mengambil keputusan dan bertindak! Sebab jika salah sedikit, dirimu sendiri lah yang akan terjebak. pastelseungwan © 2017 Beautiful cover design by: @heyitsnochukook ❤️