Bel pulang sekolah sudah dibunyikan sejak tadi tapi, tak menyurutkan niat Geina untuk keluar kelas dan pulang. Ia duduk sambil melipatkan kedua tanganya dimeja sebagai tumpuan dagunya tercenung masih memikirkan sikap kakak kelasnya itu.
Apa ia kurang cantik untuk mengajak kenalan kakak kelasnya itu?
Apa ia kurang anggun?
Apa ia kurang menarik?
Apa ia harus dandan menor dan centil seperti Siren teman sekelasnya??
Apa ia...Ahh embuh lah aku rak ngerti ucap Geina dalam hati sambil mengacak-acak rambutnya gemas.
"Bil, Gue kurang cantik ya?" tanya Geina penasaran.
Sedangkan Bila yang ditanya hanya mengerutkan dahinya sebagai tanda binggung.
"Hah.... Maksud lu apa gue nggak ngerti?" tanya Bila balik.
Geina mendenggus kesal sahabatnya ini di tanya bukannya menjawab malah tanya balik. Dasar si oon.
Lima belas menit berlalu tapi Geina dan Bila tak beranjak dari duduknya padahal mereka sedari tadi hanya diam dalam keheningan kelas. Pesan demi pesan sudah masuk dari telepon genggam Bila, ia sedari tadi diam sambil memainkan telepon genggam miliknya. Sedangkan Geina diam membisu tak melakukan apa pun.
Bila yang mulai bosan segera memasukan telepon gengam miliknya ke dalam kantung seragam. Ia melirik Geina yang masih diam tak bersuara.
Ia berdecak kesal sambil berceloteh. " Ya ampun Gei, baru juga di tolak kenalan aja udh galau kaya gini. Gimana kalo lu nembak dia jadi pacar lu?" celoteh Bila sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Geina yang mendengar celoteh sabahatnya mendengus kesal sambil melirik Bila yang ada di hadapannya dengan tatapan sinis. Dirinya bukannya galau karena kakak kelasnya itu menolak ajakan kenalannya, tapi kenapa ya dirinya sungguh kesal dengan sikap acuh kakak kelasnya itu.
Bila sudah tidak sabaran ia segera bangkit dari duduknya dan segera menarik tangan Geina agar bangun dari tempat duduknya itu.
"Ayo dong Gei galaunya entar dilanjut lagi di rumah. Buru ayo bangun gw udh di tunggu doi gue dibawah nih. Apa lu mau gue tinggal disini?" tanya Bila sambil sesekali melirik jam yang ada di pergelangan tangannya.
Geina menatap Bila lebih sinis. Bisa-bisanya sahabatnya ini mementingkan pacarnya dari pada sahabatnya sendiri sambil menjawab. "Ya udah sono pergi aja, gak usah urusin gue" ketus Geina ke Bila.
"Gei bukan gitu maksud gue lu tau kan doi gue itu orangnya paling nggak sabaran orangnya. Jadi gue takut kalo dia marah-marah gak jelas gegara nungguin gue kelamaan" jelas Bila.
Geina memicingkan matanya seolah-olah ia sedang mengintimidasi seseorang yang akan di eksekusi mati.
"Emang siapa sih pacar lu? Bukannya lu masih pacaran sama kak Beni?" tanya Geina seraya menatap Bila lebih dari memicingkan matanya serta tatapan tajam.
Bila yang mendapat tatapan maut dari sahabatnya hanya bisa memberikan senyum gigi putih bersih pepsodennya. Ia sebenarnya sudah putus dengan kak Beni seminggu yang lalu karena sikap kak Beni yang membuat dirinya tertekan. Dan sekarang ia berpacaran dengan kak Nandro anak kelas 2 ipa.
"Hehehe sebenernya gue udah putus sama kak Beni seminggu lalu" jelas Bila.
Sedangkan Geina hanya mendengus kesal sambil memutar bola matanya malas. Ia sangat tau tabiat sahabatnya ini yang suka sekali gonta-ganti pasangan. Bila menjadi setiap incaran kakak kelasnya entak pelet apa yang bocah itu pakai ia tak tahu. Jadi ia tidak akan kaget lagi kalau sahabatnya ini bisa mempunyai dua atau tiga bahkan bisa lebih mantan pacarnya.
"Udah ayo ih bangun gue udh di tungguin di bawah" ucap Bila sambil menarik-narik tangan Geina yang masih duduk sedari tadi.
Geina yang sedari ditarik-tarik oleh sahabatnya pun langsung bangun dan mengikutinya dari belakang.
Tepat saat ia keluar kelas ia melihat kakak kelasnya yang baru itu keluar dari arah perpustakaan.
Ia kaget melihat kakak kelasnya itu. Ia menghentikan langkahnya begitu pula dengan Bila dan Dikon yang merasa kaget atas keberadaanyaGeina memandang kakak kelasnya tanpa berkedip. Dikon pun begitu saat melihat Geina tanpa berkedip.
Baru saja Geina ingin menyapa kakak kelasnya tapi kakak kelasnya itu sudah pergi lebih dulu sebelum memanggil kakak kelasnya."H...ai" sapa Geina sambil melambaikan tangannya.
Hatinya mencelos seiring punggung Dikon yang sudah di telan di belok undakan tangga.
Ia merasa belum puas jika mengetahui nama kakak kelasnya itu, ia ingin mengetahui nama kakak kelasnya itu sendiri tanpa ada campur tangan orang lain.Ia segera berlari terburu-buru mengikuti langkah Dikon yang sudah lebih dulu hilang di belok undakan tangga. Langkahnya terseok-seok sampai ia tak sadar jika sepatunya agak licin.
"Ati-ati Gei entar ja...tuh" sahut Bila tapi sudah terpotong akibat teriakan kesakitan Geina.
"Aaaahhhhhhh"teriak Geina yang sudah jatuh dengan bokongnya yang sudah menempel di dinginnya lantai.
Bila buru-buru menghampiri Geina dengan setengah berlari.
"Aduhh Gei baru juga gue bilangin ati-ati tapi lu udah jatuh duluan"
Geina tak menghiraukan ucapan Bila ia lebih memfokuskan ke rasa sakit yang di timbulkan akibat terpeleset. Kesenangan Geina pun langsung bermekaran di hatinya saat ia lihat Kakak kelasnya menoleh kearahnya tapi tak berapa lama karena ia langsung melangkahkan kakinya yang sempat terhenti tadi dan langsung menghilang di belokan kantor guru.
"Gei lu gak papa?" tanya Bila.
"Gue gak papa kok Bil, cuman sedikit agak nyeri aja. Udah kalo lu mau pulang, pulang aja gw habis ini juga mau pulang kok" jawab Geina dengan mata yang sedikit berkaca-kaca ia sakit hati saat kakak kelasnya itu hanya menolehnya tapi tak menolongnya.
"Ya udah. Tapi lu gue anter sampe parkiran aja ya. Gw ga tega ninggalin lu kalo lagi kayak gini"
"Jadi lu gak iklas nih nolong gue? Masa lu mau nolong gw pas gw lagi sakit aja "
"Gue ikhlas Geina lahir batin buat lu. Gue gak mau sahabat yang paling mengerti akan oleh-oleh yang selalu gue pinta selalu diturutin ini sakit udah itu aja hehehe"
Sungguh diriku ini sangat gemas dengan sikap Bila yang seperti ini langsung saja ku jitak kepalanya.
"Adooh lu mau di bantuin malah jitak gue, apa sih salah gue?" tanya Bila sewot.
Sedangkan aku hanya memperlihatkan cengiran saja.
•••••••••
Enjoy ya!!
Maksih untuk yang masih setia baca story aku semoga ini cerita bisa aku ketik sampai tamat Amin!!!!!
Vomentsnya dong biar aku lebih semangat lagi nulisnya^^
Seeeyou dear<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Traveling (Ratu Jalan-Jalan)
Ficção Adolescente#4 dalam traveler 02042019 Geina si ratu jalan-jalan yang suka-nya traveling keliling Indonesia bahkan sampai ke luar negeri untuk mengisi waktu liburan sekolah yang sangat membosankan baginya. Hidup dilingkungan keluarga yang mampu membuat semua ke...