7. March 2012Aurelia's POV
Hari itu Iqbal dan aku janjian. Dia ajak aku untuk jalan berduaan di sebuah taman di Bandung. Romantis banget kan? Serasa ngedate. Untung bohong. Kalau ngedate ga kan ku mau. Padahal kalau sama Iqbal...
Janganlah, jaga diri dan jaga hati.Kita ketemu di sebuah taman untuk olah raga bareng. Untuk skating.
Sebetulnya kita ga bertemu disana tapi berangkat bareng kesana. Soalnya kalau aku harus cari sendiri pasti nyasar. Belum ngerti Bandung, apalagi tempat-tempat jauh dari rumah.
Jadi Iqbal jemput aku pakai motor vespa dia. Asik bisa boncengan sama doi. Bisa peluk pura-pura biar aman.
Masalahnya Iqbal ga bawa motor. Bukan anak Motor soalnya. Lebih keren. Bawa mobil.
Boro-boro punya mobil.Kita ketemu depan komplek dimana ku tinggal. Kenapa Iqbal ga jemput aja? Ala-ala gentleman. Karena kendaraan doi yaitu sepeda. Romantis banget boncengan pakai sepeda.
Galah. Awkward banget.
Aku bawa sepeda sendiri. Kan perempuan kuat, punya kaki sehat, bisa gowes sendiri. Perempuan mandiri ga bergantung sama cowo harus di anter-jemput. (Tapi jalan sendiri nyasar.)
Perjalanan dari rumah ke taman cukup melelahkan. Skatingnya aja belum. Tapi ga mau keliatan lelah di depan Iqbal jadi berusaha tampil fine-fine aja dan tetap semangat.
Taman dimana kita berada masih sangat sepi. Wajar, ini baru jam 7.30 kali masih pada tidur anak-anak skater. Dasar Iqbal, kepagian. Minta ketemu jam 6.30 biar nyampai on time. Dan sekarang ga ada orang karena memang baru kumpul 8.30. Sejam lagi buset.
"Lumayan bisa istirahat dulu kan. Capek abis sepedaan." berkata Iqbal.
"Masa sih sepedaan muter Bandung bikin capek" balesku ironis.
"Yaiyalah capek." Iqbal tertawa.
If I could freeze this moment and keep the sound of his laughter.
"Tapi sejam tuh lama banget" ngomel aku.
"Kita bisa mulai duluaan. Lagian biar ada waktu berduaan sama Lia."
Hah? Tadi Iqbal ngomong apa?
Dia ketawa melihat mukaku yang mengekspresikan rasa bingung dan kaget.
"Nyantai Li. Aku kan cuma pengen kenal lebih dekat sama kamu. Jangan GR ya. Ga di apa-apain ko."
Duh, that doesn't make it better. Iqbal kamu kenapa? Jangan bikin aku salting dong.
Skip...
Setelah satu jam taman mulai ramai dan makin banyak anak muda yang keliling berlatihan Skateboard. Ada beberapa senior yang kasih kita saran untuk perlancarkan gaya skating ataupun tunjukkan gaya baru.
Ketika menuju pukul 11 ada sesi stretching bersama semua anggota skater, di pimpin sama salah satu senior.
Anak-anak baru diminta untuk perkenalkan diri, termasuk aku. Perkenalan bukannya di awal malah di akhir sesi. Tapi gapapalah. Bagus menurut aku. Jadi sampai sekarang belum ada yang berani nyamperin aku. Mungkin juga belum ada yang sadar atas keadaan aku. Apa mungkin karena dari tadi aku bersama Iqbal? Tapi masa sih.
Ya sudah pokoknya aku perkenalkan diri.
„Assalamualaikum semuanya. Namaku Aurelia. Tapi panggil Lia aja."
YOU ARE READING
Jika takdir berkata lain...
Teen Fiction"Apa yang lebih menyakitkan? Cinta bertepuk di sebelah tangan atau saling mencita tapi tidak bisa bersama?" Sejak SMA Aurelia suka sama Iqbal - tepatnya sejak hari pertama mereka bertemu. Tapi tidak pernah Aurel memberi tau Iqbal atas perasaannya. M...