Gimana rasanya punya dua kakak rock star yang udah melalang buana hingga negeri tetangga bahkan luar benua? Bangga lah pastinya! Seneng juga. Kalo mau tau lebih lanjut coba deh tanya ke Chichi. Yang pasti Chichi seneng banget punya abang-abang cakep dan banyak duit kaya mereka. Uang jajan ngalir terus kaya aliran sungai Amazon. Eh, ya nggak se-alay itu juga, sih. Pokoknya kalo cuma buat jajan aja Chichi nggak pernah kekurangan. Iya lah! Chichi kalo mau minta duit tuh alesannya pinter banget pokoknya. Yang buat iuran inilah, buat beli buku itulah. Taka sih sering curiga kalo ini cuma akal-akalannya Chichi doang. Tapi toh dia tetep ngasih uang juga kalo Chichi minta.
"Chichi pulang!!!" teriak Chichi sambil ngebuka pintu rumah. Di tangan kanan dan kirinya ada beberapa plastik berukuran besar berisi alat tempur. Eh, bukan, cemilan ding maksudnya.
"Tuh, Bang, setan merah kita pulang," ucap Hiro rada lirih. Biar Chichi nggak denger maksudnya.
Taka yang duduk di karpet sambil ngisi buku TTS-nya Chichi langsung ketawa. Aduh, setan merah katanya. Iya sih emang Chichi kan penggemarnya Manchester United. Klub sepakbola yang nama supporternya Red Devil itu tuh.
"Aku masih denger ya, Ki!" teriak Chichi trus naruh plastik-plastik yang tadi dipegangnya ke atas meja.
Hhhh. Ya beginilah kalo semua anak keluarga Mori di rumah. Nggak ada yang namanya sepi. Ini sih belum mulai. Coba nanti ada yang nyari gara-gara, rame pastinya.
"Ya syukur deh. Kalo nggak denger itu tandanya lo mulai budek."
Nah, kan?
Chichi yang gemes langsung ngeluarin isi plastik dengan asal kemudian plastik itu dibungkusin ke kepala Hiro. Alhasil Hiro langsung teriak-teriak minta dilepasin karena pengap. Aduh, mereka ini super sekali pokoknya. Kemarin aja sayang-sayangan, eh sekarang udah rusuh lagi.
"Dek, dek, lepasin, Dek. Kasian si Oki tuh gagal napas ntar," kata Taka sambil ketawa.
Chichi mencebikkan bibirnya. Habis itu dia ikut duduk di karpet sama Taka. Sedangkan Hiro yang habis dikerudungin plastik sama adiknya itu masih duduk bersila di atas sofa.
"Lah, titipan gue mana, Chi?" tanya Hiro setelah ngelihat nggak ada barang titipannya di atas meja.
"Nggak ada. Kedainya tutup," sahut Chichi langsung.
"Dih, bohong nih pasti," tuduh Hiro, "Lo pasti sengaja nggak mau beliin, 'kan? Trus bikin alesan biar uangnya bisa lo ambil, 'kan? Dih, udah hapal gue," lanjutnya.
"Nggak percaya ya udah terserah. Dibilangin ngeyel," ketus Chichi.
Taka cuma bisa ngomong dalam hati. Soalnya dia nggak dikasih kesempatan mau ikutan ngomong. Seolah-olah di rumah ini cuma ada Chichi sama Hiro. Dia kaya transparan gitu. Nggak kelihatan. Fix, Taka mulai baperan sekarang.
Hiro narik rambut Chichi dari belakang karena kesel. Nggak tau ya, pokoknya emang ini dasarnya si Hiro aja yang demen nyari gara-gara. Demen bikin kerusuhan.
"Okiiii!!!!" teriak Chichi super heboh. Dia berdiri dari karpet trus langsung ngejewer telinga Hiro. Yaudah akhirnya perang dunia ketiga tercipta di rumah keluarga Mori yang super berisik ini. Hadeeh, Taka lambai-lambai ke kamera. Ini kalo dipikir-pikir, Taka sama Hiro tuh kalo di rumah nggak kelihatan rocker-nya sama sekali. Nggak kelihatan aura bintangnya sama sekali. Apalagi kalo udah sama Chichi, beuh yang keluar jiwa rusuh dan tukang bully-nya. Bukan jiwa bintang idolanya.
"Lama-lama kakak nikahin nih kalian berdua kalo rusuh terus tiap hari," celetuk Taka yang langsung ngebikin Chichi sama Hiro berhenti jewer-jeweran.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Superhiro Family
FanfictionKeluarga Mori punya tiga SUPERHIRO di rumahnya. Takahiro, Hiroki dan Chihiro. Kalo lagi ngumpul, ketiganya bisa bikin kerusuhan yang super sekali. Nggak percaya? Yuk, coba buktiin. ©2017 written by aoihere