Author PovVerena membuka matanya dan merasakan pusing. Verena menatap kesekeliling arah. Ini bukanlah apartementnya. Ini seperti..
Sesaat Verena tengah berpikir. Terbuka pintu tempat ia tidur dan muncullah gadis yang Verenapun tak menyangka akan bertemu kembali dengannya.
"Selamat pagi" sapanya.
Verena hanya menganguk sekenanya. Gadis itu kemudian menyodorkan jus jeruk hangat kepada Verena.
"Untukmu. Maaf, sepertinya kamu masih belum baik" lanjutnya.
Verena hanya menarik nafas panjang.
"Siapa yang membawa saya kesini Elma?"Elma menggeleng.
"Aku juga kurang tau. Entah Xavier sendiri atau temanmu""Aku tau ini kamar Xavier. Lalu kenapa aku dibawa kekamar ini?" Verena meninggikan suaranya tak sabar.
"Aku juga tidak tau Verena. Sebaiknya kau meminum jus ini" sanggah Elma masih tetap tenang.
"Bukan urusanmu. Kau pergilah" usir Verena menggerakkan jarinya.
Elma menarik nafas.
"Aku sadar kenapa kau seperti ini. Dan aku juga tau Xavier belum mengatakan yang sebenarnya."Verena bergeming.
"Maksudmu?""Yang sebenarnya adalah-"
"Mommy..... Mommy.." teriak Justin masuk kedalam kamar Xavier.
Elma pun langsung berdiri dan menyambut anak tampannya itu. Justin berlari dan segera memeluk Elma erat.
"Mommy, mulai besok aku sudah bisa masuk sekolah disini"
Elma mengacak rambut Justin.
"Wah, kau senang sekali ya?"Justin menganguk setuju.
"Tentu saja mom, sekolahnya bagus anak-anaknyapun banyak aku tentu suka.""Kalau Justin suka maka mommy juga akan suka."
"Tentu saja kau akan suka itukan sekolahku dulu." Muncul Xavier sambil tersenyum masuk.
Verena melihat wajah Xavier yang sumringah. Entah kenapa itu membuat Verena sakit mengetahui siapa yang membuat Xavier begitu bahagia.
"Benarkah? Wah, pantas saja kau mendaftarkan Justin disana" ucap Elma berdiri.
Xavier tersenyum lucu kemudian memeluk Elma dan mendaratkan ciuman manis dipipi kiri gadis tersebut.
"Tentu saja. Anakku harus ditempat yang sesuai denganku dulu. Ayo ki-" ucapan Xavier terhenti kala melihat Verena yang masih ada diantara mereka.
"Ah Verena, kau sudah bangun?" Tegur Xavier dengan nada berbeda padanya.
"Ya. Aku akan keluar sekarang" jawab Verena berdiri dan berjalan melewati mereka.
Saat melewati ketiganya tangan Verena ditahan oleh Justin. Verena tentu saja berhenti dan menatap anak tampan ini.
"Justin? Ayo lepaskan, aunty Verena ingin pulang" ucap Elma menyentuh bahu Justin lembut.
Verena menatap Justin. Ingin memberikan kepekaan pada anak tersebut bahwa ia ingin dilepaskan.
"Aunty mau kemana?" Ucap Justin semakin mengengam tangan Verena.
Verena menatap Xavier dan juga Elma. Elma mengerti akan sikap Verena yang sebenarnya tidak ingin menjawab pertanyaan Justin.
"Justin.." sentuh Elma lebih kuat pada bahu Justin.
"Apa aunty membenciku karena sudah membuat aunty menangis?"tatapnya ingin tahu.
Verena kaget. Begitu pula Elma dan tentu saja Xavier.
"Justin-"Ucapan Xavier terputus kala Verena sudah mengelus kepala Justin pelan.
"Ya syukurlah Justin. Kau mengerti apa yang aku rasakan."Xavier membelalak begitu pula Elma.
"Seharusnya kau dihukum karena sudah membuat aunty sakit.""Verena!" Xavier menghempaskan tangan Verena dari kepala Justin.
Verena hanya terkekeh dingin.
"Kenapa? Apa aku salah?""Tidak kamu tidak salah. Hanya dia masih kecil tidak akan mengerti" Xavier menjauhkan Justin yang memperhatikan mereka dengan bingung.
"Oh, begitukah? Terus kenapa kamu membawa aku kesini?" Pancing Verena sengaja.
Wajah Xavier mengkerut. Entah merasa ketahuan atau memang bukan ia sama sekali yang membawa Verena kekamarnya.
"Aku hanya kasian pada seorang gadis yang menangis karena aku tinggalkan." Tegas Xavier melototi Verena.
"Heh. How sweet"
Verene meninggalkan mereka dengan jalan angkuhnya.Kenapa ini sangat sakit?
*****
Bulan_Unet
Vomment yawMaaf ya lama update soalnya sinyal aku lg gak jelas gini. Susah betul update ni barang. Harap maklum ya thankyuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Him but Me??? (TAMAT)✓
RomantizmAwalnya tidak menyangka dan sangat tidak menyangka, tapi itulah cinta. Adult and romantic.