***

564 36 2
                                    

"Ki. Lo terima ya tawaran syuting film itu, kan lo pernah bilang ke gue kalo lo kangen main film" kata Nadia di depan dua temannya.
"Gue pikir-pikir dulu deh Nad. Lo kan tahu gue sama Hana lagi ada project sinetron bareng" kata Riki.
"Elah sinetron kalian kan masih jadi pembahasan. Toh juga kelar syuting film lo bisa lanjut syuting sinetron. Ya kan Han?" tanya Nadia pada Hana.
"Itu sih tergantung Riki aja" jawab Hana singkat.
"Ayolah Ki lo terima tawaran itu. Kan gue juga ikut main di film itu, jadi kita bisa bareng-bareng" kata Nadia.
'Gue tahu Nad lo suka sama Riki. Ini alasan lo aja kan supaya lo bisa dekat sama Riki' kata Hana dalam hati dengan rasa kesal.
"Gue pikir-pikir dulu" kata Riki cuek.

Mereka bertiga pun berjalan-jalan disekitar mall. Dengan asyiknya Nadia berjalan terlebih dahulu memasuki satu toko ke toko yang lain meninggalkan kedua temannya dibelakang.
Riki melihat Hana yang terlihat kelelahan, dengan sigap Riki pun menggandeng tangan Hana dan berjalan bersampingan dengannya.

"Lo capek ya? Mau duduk dulu?" tanya Riki pada Hana.
"Gak usah. Gak apa-apa kok. Mending kita susul Nadia nanti dia ngambek lagi" kata Hana tetap berjalan bergandengan dengan Riki.
'Gue maunya jalan sama lo Han. Duh Nadia kenapa pake maksa ngikut sih tadi. Gagal deh gue mau pergi berdua sama Hana' kata Riki kesal dalam hatinya.
"Iiihhh kalian kemana aja sih. Lama tahu gue nunggu kalian" kata Nadia dengan sebal.
"Sorry" kata Riki dan Hana.
"Ki gue lapar nih yuk makan" kata Nadia manja.
"Lo lapar Han?" tanya Riki pada Hana.
"Belum sih. Tapi kasian Nadia sudah lapar, kita ke angkringan biasanya aja" ajak Hana.
"Boleh tuh sudah mau malam juga pas banget dinner time" kata Nadia.
Mereka bertiga pun berjalan menuju parkiran mobil. Sama seperti sebelumnya Nadia yang berjalan lebih dulu didepan Hana dan Riki.
Riki dan Hana sibuk dengan dunia yang mereka buat, berpegangan tangan, berjalan berdampingan hingga tertawa lepas tanpa menghiraukan Nadia yang melihat mereka dari kejauhan dengan wajah sedih dan cemburunya.
"Kapan sih Ki lo bisa tertawa selepas itu saat berdua sama gue seperti lo sama Hana" desis Nadia sebal.
'Gue harap lo terima tawaran film itu supaya gue bisa lebih dekat lagi sama lo Ki' kata Nadia dalam hati.
"Mari berangkat" kata Riki menjalankan mobilnya.

***
Selama perjalanan tidak ada yang bersuara hanya musik dari radio yang menemani perjalanan mereka.
"Wahh kenyang gue. Benar kata kalian makanan disini enak. Oh ya Ki nih coba minuman gue. Pasti lo suka, secara kan kita selalu minum ini kalo lagi badmood" kata Nadia pada Riki.
"Engga Nad" tolak Riki.
"Gaya banget sih lo Ki" desis Nadia sebal.
"Ki anterin gue pulang yuk. Nyokap nyuruh gue pulang. Penting katanya" kata Nadia melas.
"Tapi Ha---"
"Sudah. Hana kan bisa pulang sendiri. Ya kan Han?" tanpa menunggu jawaban Hana, Nadia pun menarik Riki dengan paksa.
Hana yang terdiam melihat kepergian mereka pun tidak bisa berbuat apa.
"Huft... Gue perlu teman curhat" kata Hana sembari menghela nafasnya.
Dengan cepat Hana mengambil handphone disakunya dan mendial kontak salah satu temannya.
"Halo Karlin. Lo bisa datang kesini gak? Ke angkringan biasa?" tanya Hana.
"Lo kenapa Han? Sedih banget kayanya. OK tunggu gue disana ya" kata Karlin.

***
"Haus, mau pesan tapi lupa bawa dompet. Untung tadi ditraktir Nadia. Minuman apa sih yang dipesan Nadia katanya dia sama Riki sering minum ini kalo badmood" kata Hana sembari mengambil botol yang isinya tinggal seperempat.
"Baunya sih enak, manis. Coba dikit boleh kali ya. Haus gini gue" kata Hana sembari menuangkan sedikit cairan yang berwarna merah keunguan kedalam gelasnya lalu tanpa ragu meminumnya sekali teguk.
"Not bad" kata Hana dan kembali menuangkan minuman tersebut digelasnya.
"Prank..." gelas yang dipegang Hana terjatuh saat dia akan meminumnya karena seketika tubuhnya melemas dan kepalanya pusing.
"Akhh...kepala gue sakit banget" kata Hana memegang kepalanya.
Angkringan terlihat sepi mengingat ini sudah hampir jam 9 malam.
Karlin pun datang dan menemui Hana tanpa harus berkeliling mencari dimana Hana berada.
"Hana..." panggil Karlin memegang pundak Hana.
"Hiks... Hiks... Ki kenapa sih gue harus suka sama lo. Ini pertama kalinya gue ngerasain cinta dan benci. Gue bingung" racau Hana sembari menangis.
"Hana lo kenapa?" tanya Karlin cemas.
"Karlin lo tahu kan gue suka sama Riki. Lo tahu kan Nadia juga suka sama Riki. Gue bingung, gue suka sama Riki tapi gue juga benci kenapa harus dia yang ada dipikiran dan dihati gue hahahahaha" racau Hana yang membuat Karlin bingung.
"Lo mabuk ya? Iya gue tahu semuanya. Lalu masalahnya apa?"
tanya Karlin.
Tanpa menjawab Karlin tangan Hana meraih botol minuman tadi dan akan menuangkan cairan itu lagi jika saja tangan Karlin tidak mencegahnya.
"Wine? Sejak kapan lo minum minuman beralkohol?" kaget Karlin saat melihat nama botol yang berada digenggamannya. Namun tidak ada jawaban dari Hana, saat Karlin menoleh Hana sudah tidak sadar di meja dengan racauan tidak jelas dicampur tangisan dan tawa khas orang mabuk.
"Gue harus telpon Riki" kata Karlin lalu menelpon Riki.

***
"Nad kok lo nahan gue disini sih. Tadi lo bilang cuma minta diantar kan" kata Riki sebal. "Kenapa sih? Temenin gue bentar sambil nunggu nyokap pulang" kata Nadia manja.
"Tapi Hana---"
"Hana pasti sudah dirumah tenang aja kali" kata Nadia sedikit kesal.
Telpon Riki berbunyi saat melihat nama kontak di handphonenya tanpa membuang waktu Riki pun mengangkatnya.
"Halo Lin kenapa?" tanya Riki.
"Ki lo dimana? Cepat ke angkringan Hana mabuk" kata Karlin cepat dan langsung menutup panggilan.
Tanpa basa basi Riki pun beranjak dari duduknya dan pergi tanpa menghiraukan Nadia yang bertanya akan pergi kemana dia.

Sesampainya di angkringan yang sudah sepi pengunjung itu Riki pun berjalan menuju meja yang didudukinya tadi.
Riki melihat Hana yang meracau tidak jelas dipelukkan Karlin.
"Karlin kenapa Hana bisa mabuk?" tanya Riki.
"Dia minum wine. Gue gatau seberapa banyak dia minum. Tapi gue yakin ini pertama kalinya dia minum alkohol" jawab Karlin.
"Itu punya Nadia. Tadi kita makan bareng dan dia pesan minuman itu. Tapi kenapa Hana minum wine itu" kata Riki bingung.
"Mungkin dia haus dan gak tahu itu wine minuman beralkohol" kata Karlin.
"Ki... Gue suka sama lo... Cinta... Tapi gue benci kenapa harus lo. Lo jelek... Tapi gue suka hehehehe"
"Tapi Nadia juga suka sama lo. Gue gak mau... Hiks... Kehilangan lo" racau Hana yang membuat Riki terdiam kaget.
"Lo tahu Ki ini pertama kalinya Hana jatuh cinta sama cowok. Dan dia tahu ada cewek lain yang lebih dulu suka sama itu cowok. Hana benci kenapa harus dia cowok yang dia suka bahkan dia cintai. Ya cowok itu lo Ki. Hana suka sama lo saat kalian satu project. Sekarang lo tahu kan hati Hana itu seperti kertas bersih, ringan tapi mudah rapuh, mudah robek dan mudah hancur. Gue harap saat lo tahu isi hati Hana yang sebenarnya lo bisa jaga hati Hana dengan baik. Hana bilang ke gue kalo dia bakal cemburu kalo lo terima project film lo sama Nadia. Lalu keputusan lo apa Ki?" tanya Karlin.
"Sebenarnya gue juga menolak tawaran itu karena gue gak mau Hana cemburu, karena gue juga suka sama Hana. Gue tahu Nadia suka sama gue makanya gue mencoba menolak dia dengan halus supaya dia mengerti kalo Hana yang gue cinta. Benar yang lo bilang Lin, hati Hana seperti kertas yang mudah rapuh. Gue janji gue akan jaga hati Hana dengan baik tanpa membuat hatinya rapuh dan hancur. Dan hanya akan ada tulisan nama gue di hatinya. Begitu juga gue" kata Riki.
"Iya Ki gue percaya lo pasti bisa jaga Hana dengan baik. Ayo kita antar Hana pulang" kata Karlin.
Riki pun menggendong tubuh Hana yang tertidur dan mengantar mereka pulang.


                        *FIN*



A/N : Gaje ya ficnya? Pasti lah 😂 maaf ya kalo feelnya ga dapet. Soalnya ini dari mimpi yg dikembangkan. Gomawo 😊🙏

Paper HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang