Mangsa

5.8K 782 179
                                    

"Apakah kau sudah menemukannya?"

Ragu-ragu, Kihyun menggeleng. Ia tahu Yoongi pasti marah. Oleh karena itu, Kihyun segera mengelak. "Ta-tapi, saya menemukan satu orang yang bisa membantu rencanamu!"

Manik Yoongi menyipit. "Apa maksudmu?"

Diteguknya ludah pelan. Kihyun pun menjawab, "Saya menemukan seseorang terpercaya untuk membunuh Jeon Jungkook."

"Siapa?"

Ketika Kihyun menyebutkan namanya, alis Yoongi terangkat.


***


Bruk!

Jungkook menghempaskan setumpuk map dan kertas-kertas ke meja. Tepat di hadapan Kang Raewon.

Gadis itu mengerutkan kening. "Apa ini?"

"Itu adalah kontrak kerja kita," jawab Jungkook enteng. Kaki jenjangnya menyilang.

"Kontrak kerja kita?"

Raewon menatap Jungkook aneh. Ia ingat betapa Jungkook selalu menghindar darinya, tidak pernah ingin dekat-dekat. Ia juga ingat betapa bencinya lelaki itu padanya. Tetapi tiba-tiba Raewon menerima telepon dari seorang Jeon Jungkook. Itu aneh.

"Iya. Kita."

Sebelah alis Raewon terangkat. Seingatnya, Jungkook tidak pernah menyukai kata 'kita'. Jungkook adalah tipe yang sangat individualis.

Tangannya pun bergerak membuka map di depannya. Kepalanya dimiringkan.

" Mana.. jer? T-tunggu, dokter pribadi?"

Belum selesai Raewon membaca apa yang ia buka, Jungkook sudah menjulurkan sebuah amplop.

"Ini adalah surat pengunduran dirimu dari rumah sakit. Sudah ditandatangani oleh seniormu dan kepala departemen. Kau sudah tidak bekerja lagi disana," katanya.

"APA?!"

Tidak peduli dengan suaranya yang keluar terlalu kencang, Raewon segera menyambar amplop tersebut dan menyobeknya. Segera ia baca seluruh tulisan dalam kertas itu.

"Kau gila?! Bagaimana bisa kau melakukan ini tanpa persetujuanku?!" Raewon menatap Jungkook tidak percaya.

Lelaki itu hanya mengorek telinganya tidak peduli. "Pokoknya besok kau sudah mulai kerja. Gajinya lebih besar dari rumah sakit, loh. Berhubung kau merangkap dua pekerjaan sekarang, manajer dan dokter pribadi. Menyenangkan, bukan?"

Tidak dipungkiri bahwa kedua tangan Raewon sudah mengepal kuat. "Menyenangkan, pantatmu! Aku tidak peduli dengan gaji! Kau tidak tahu betapa besar perjuanganku agar bisa bekerja disana!"

Alis Jungkook terangkat sebelah. "Jika kau tidak peduli dengan gaji, maka aku pun tidak peduli dengan perjuanganmu."

Gigi Raewon tanpa sadar sudah bergemetuk dalam mulutnya. Ia tidak percaya Jungkook bisa sebrengsek ini. Jika mereka sedang tidak berada di tempat umum, Raewon bisa menyerang Jungkook dengan garpu dari meja sebelahnya.

"Bagaimana jika aku menolak? Aku akan mendapatkan pekerjaanku kembali. Ini hidupku dan kau tidak berhak mengatur!"

"Kau tidak ingat apa kataku di telepon?" Jungkook memajukan tubuhnya. Raewon bersumpah lelaki itu tengah menyeringai padanya. "Tidak ada penolakan."

"Atas dasar apa kau bisa mengaturku, hah?" Raewon mendesis.

Sudut bibir Jungkook naik. "Dengan semua kekuasaanku, kau tidak dapat melakukan apa-apa, Nona. Kau hanya warga sipil biasa."

[jjk] Love Disease ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang