5. Tentang Perasaan Rindu

2.8K 245 15
                                    

"kamu dari mana Ve ?" suara khawatir dari sang mama mengalihkan perhatian Veranda yang baru saja memasuki rumah.

"mama..."

Alena, Mama Veranda langsung berlari kepelukan putri bungsu yang berhasil membuatnya cemas setengah mati ketika mendapat kabar bahwa putrinya tidak pulang semalam. Bahkan ia dan sang suami rela menempuh perjalanan lebih dari 6 jam dan harus tetap terjaga selama dipesawat pribadinya untuk menanti kabar putri kecil yang tiba-tiba menghilang setelah ijin pergi menemui teman alasannya.

"Veranda !"
"Veranda !"

Ve menoleh kearah sumber suara yang berasal dari tangga rumah yang menghubungkan bagian atas rumah dengan lantai dasar.

"Papa ? Kak Kinal ?"

Freddy dan Kinal langsung memeluk Veranda dan Alena secara bersamaan dengan perasaan lega. Raut wajah gelisah yang menghiasi mereka semalam berubah menjadi rasa lega yang amat sangat besar ketika melihat sikecil telah kembali pulang kerumah.

"kamu dari mana saja Ve ? Kamu tidur dimana ? Sama siapa ?" tanya Kinal secara beruntun pada adik kesayangannya.

Veranda tersenyum sedih melihat kekahwatiran keluarganya yang baru mencarinya jika dia menghilang.

"apa aku harus pergi dulu baru kalian pulang ?"

Alena melepas pelukannya dan menatap penuh rasa bersalah pada putrinya. Freddy dan Kinal pun juga merasakan hal yang sama. Mereka baru sadar jika mereka terlalu lama mengabaikkan seseorang yang sangat berharga dibagian keluarga ini. Sikecil yang entah sejak kapan sudah beranjak dewasa tanpa mereka sadari. Veranda.

"bahkan saat aku berulang tahun pun kalian tak ada"

Air mata Veranda luruh tak dapat dikendalikan. Dia sedih ketika keluarganya baru mengunjunginya setelah sekian lama tak berjumpa.

Mungkin awalnya dia mengerti jika mereka punya kesibukkan masing-masing namun kesibukan yang semakin menjadi membuat hidup Veranda tersisih. Jika dibiarkan seperti ini terus mau sampai kapan mereka sibuk hingga menggabaikkannya yang juga butuh kasih sayang dan perhatian ?

"apa aku harus pergi dulu supaya kalian sadar bahwa kalian masih punya anak dan adik ? Begitu Pa. Ma. Kak Kinal ?"

Alena kembali memeluk erat Veranda yang masih menanggis diikuti Kinal dan Freddy yang mengapit keduanya dari kanan dan kiri.

"aku hanya merindukkan kalian. Aku ingin kita seperti dulu saat Papa, Mama dan kak Kinal masih tidak sibuk seperti sekarang. Aku merindukkan moment bersama kalian. Aku rindu kalian"

Freddy yang biasanya tak gampang tersentuh kini harus menangis ketika mendengar keluh kesah putrinya yang sangat merindukkan mereka. Begitu juga dengan Kinal, Kinal seorang Polwan tangguh tahan banting harus mengakui kekalahan perasaanya dihadapan adiknya dengan menangis. Merasa bodoh karena dia yang memiliki jarak terdekat untuk menemui adiknya tapi tidak bisa meluangkan waktunya satu detikpun karena terlalu sibuk dengan kewajibannya sebagai aparat keamanan negara.

Suasana haru biru memenuhi ruang keluarga Bagastoro dihari minggu pagi yang cerah. Freddy dan Alena menggucapkan janji didalam hatinya untuk tidak terlalu menomor satukan bisnis dan segala macam yang bisa menggalihkan perhatian mereka. Kini fokus mereka pada putri kecil yang sudah menjelma menjadi dewasa yang lebih membutuhkan arahan supaya tidak terjerat hal-hal yang tidak diinginkan.

Terima kasih atas pencerahannya Naomi batin Veranda dalam hati.

***

Naomi membolak-balikkan badannya diatas tempat tidur dengan gusar. Sudah seminggu semenjak pertemuan pertamanya dengan Veranda benar-benar mengubah hidupnya yang dulu tidak terlalu memikirkan orang kini menjadi uring-uringan setengah mati memikirkan seseorang yang baru pertama kali dia temuin.

Veranda Dan NaomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang