"Eehh tapp...." ucap Luna terhenti melihat Ferdo menarik tangan Luna dan membawanya menuju ke honda nya.
Ferdo memakai helm nya lalu mengambil helm satunya lagi untuk Luna.
"Nah." Luna mendongak, menatap Ferdo didepannya sambil menyodorkan helm pink bergambar hello kitty, punya adiknya. "Pake. Ntar kalau dijalan hujan, kepala lo ga kena air hujan."
Ragu, Luna mengambil helm itu lalu memakainya. Sedangkan Ferdo balik badan, menyalakan motornya.
"Udah belum?"
"Eughh, belum, susah sekali." keluh Luna. Ferdo menoleh, menatap cewek itu yang berusaha mengaitkan kunci helm di lehernya.
Cowok itu terkekeh pelan, lalu menarik pelan tangan Luna untuk mendekat. Padahal ngaitkan kunci helm nya mudah. Bahkan adiknya bisa.
Dengan perlahan, cowok itu mengancingkan helm Luna di lehernya. Sedikit gagal fokus karena melihat leher Luna yang sangat mulus dan cerah.
Anjir mulus bat gila. Ga ga! Jangan mulai!
Sedangkan Luna berdiri mematung di hadapan Ferdo. Jantungnya berdetak kencang padahal cowok itu cuma mengaitkan helm ke lehernya. Mana kepalanya dekat sama dada nya lagi. Berharap dia tidak dengar detak jantungnya yang mulai menggila.***
Jalanan kali ini cukup bersahabat, tidak macet. Padahal biasanya jam segini jalan udah padat. Sisi kiri kanan tepi jalan dipenuhi beberapa pedagang kaki lima yang berjualan. Dimulai dari mainan, makanan, dan lain-lain.Tidak ada yang berani membuka suara. Mereka dua fokus dengan pikirannya sendiri.
Ferdo nge rem motornya ketika lampu hijau berubah jadi lampu merah. Dia melirik ke arah kaca spion, "Rumah lo dimana?"
Luna mengerjapkan matanya, lalu menoleh ke kaca spion. Terlihat Ferdo juga menatapnya "Turun disini saja."
"Gak. Gue yang bawa lo dari sekolah jadi gue harus pastiin lo sampai ke rumah lo , bukan berhenti di perempatan jalan."
"Jadi dimana rumah lo?" tanya Ferdo lagi.
Luna menghela napas, lalu berkata "Lurus aja ikutin jalan ini, nanti ada SD , gajauh dari SD itu ada rumah bercat putih, disitu rumah gue." jelas nya.
Setelah mendengar arahan Luna, Ferdo langsung menancap gas agar sampai di rumah sebelum hujan turun.
***
Motor ninja merahnya berhenti tepat di depan rumah besar bercat putih yang menjulang tinggi . Dari sela-sela pagar Ferdo dapat melihat rumah Luna yang ternyata sangat bagus dan megah. "Wow, besar juga rumah lo ya" Ferdo berdecak kagum.
"Ya begitulah." Luna tersenyum ramah, lantas menyodorkan helm ke pemiliknya. "Makasih ya udah ngerepotin."
Ferdo terkekeh pelan. "Ah lo mah, b aja kali. Ga usah gitu juga."
Bunyi petir terdengar kencang, mengejutkan mereka berdua. "Ya udah, gue balik dulu ya." Ferdo menyalakan motornya, lalu menancap gas, meninggalkan Luna yang masih menatapnya sampai motor Ferdo jauh.
***
J
endela kamar Merry terbuka lebar, membuat suara dari luar kedengaran sampai kamarnya. Walau tidak terlalu jelas, tapi Merry yakin itu suara saudaranya serta cowok asing.
"Ehh itu Luna kan? Kok sama cowo? Wahh perlu dibilang sama mommy ini" Merry smirk sambil menuju ke ruang keluarga
"Mommyy ada hot news..." Merry teriak sambil menuju mommy yang asyik menonton tv.
"Merr ada apaa sihh kok teriak gituu" Mommy
" Mommy ada hot news, hot news"
" Ya mommy tau emang ada apa sihh" mommy tidak sabaran mendengar berita apa yang akan diucapkan putrinya itu.
"Mommy, Luna pulang dengan cowo, cowo momm ganteng pulaa" lapor Merry histeris.
"Haa??" mata mommy melebar dnegan mulut menganga mendengar laporan dari anaknya.
Setau nya, teman Luna cuma dua. Dan itupun cewek. Dan sekarang kan Luna udah putus, dan berita tentang keberadaan cowok itu pun udah lama tak nampak, bahkan kata anaknya, Merry Luna memutuskan hubungannya lewat telpon. Perihal alasan mengapa kandasnya hubungan Luna dan pacarnya pun tak tau.
Jadi, siapa cowok itu?
TBC
Please yaah sekali saja aku minta voment nya:) kan mudah tinggal tekan tombol 🌟di pojok kiri dan komen di pojok kanan:)
Lihat banyak yang voment aku jadi semangat update cerita ini:)Okay see you
Echa~PKU
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE SAIANG) Bukan anak broken home. Punya keluarga, serasa gak punya keluarga. Keluarga utuh, tapi kurang kasih sayang. Semenyedihkan ini gue sekarang. Dan itu yang buat gue mati rasa. Maaf, bukannya gue kurang...