Kemarin, kurasa malam begitu panjang. Sang fajar tak kunjung datang. Berbagai pikiran terbayang. Minta dibuat gamblang. Arnia, seorang gadis yang akan berusia 18 tahun ini dirundung bimbang dan ragu. Pasalnya ada dua hati yang harus ia jaga disaat bersamaan, satu perasaan pada Stegen seorang yang keberadaannya saat ini sebenarnya sangat istimewa bagi dirinya, dan satu lainnya perasaan Dimas kawan lama yang ternyata punya rasa pada dirinya. Dahulu, memang Arnia punya rasa pada Dimas. Kagum pada sosok yang baik dan sopan, juga yang membuat dia aman. Namun, rasa itu kian lama kian memudar karena Arnia beranggapan cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Akhirnya, hari-hari berikutnya dilalui dengan mengingat kenangan bersama sang mantan. Yang memang bisa dikatakan terlalu sayang untuk dilupa. Dua tahun berlalu, Arnia tetap dengan perasaan yang sama. Masih gagal berpaling dari yang lama, padahal sang mantan telah bersama kekasih barunya. Memang Arnia terlihat bahagia, namun ketahuilah itu hanya pura-pura. Ahhh jangan berlaga seperti tidak tahu rasa perempuan saja, apabila disuguhi hal serupa. Pada akhirnya di tengah runyam pikirannya, Arnia terlelap begitu saja.
Seminggu berlalu, tiba sang waktu bagi Arnia untuk melaksanakan UTS Ganjil. Saat asyik berdua dengan buku, telepon pintarnya berbunyi pertanda ada pesan masuk. Dibukanya dengan santai, karena memang tak ada yang diharap dan dinanti dari seseorang yang dianggapnya spesial di hati. Saat itu pula terpampang nama Dimas sekedar menyapa dengan singkat
"Hei Nobita"
tulisnya, dia menyapaku seperti itu hanya karena aku berkacamata sama seperti Nobita. Singkat kubalas
"Hmm apaa?"
tak lama notif selanjutnya hadir hanya sekedar tuk berbincang kesebelasan, ricuh suasana karena kita suka klub berbeda yang rival di dunia nyata. Tapi, itu hanya gurau saja. Notif lain juga datang dari orang lain sebut saja Jesie, dia itu mantannya Dimas yang baru putus beberapa bulan lalu. Tanpa aku sangka dia marah seketika tanpa aku tahu apa penyebabnya
"Hei kamu chat dengan Dimas ya?"
beruntun notif lainnya
"Tahu deh gue sebel sama loe"
lagi
"Dimas suka sama loe, cek twitternya deh. Masa iya dia sebut inisial loe terus" lagi "Dimas ngehindar dari gue"
begitu pesannya. Seketika aku terkejut, wajah berubah raut, jiwa juga berubah mood. Aku mencoba tenang membalas pesan Jesie
"Bercanda aja loe, yakali Dimas suka sama gue. Iya emang kita sedang chat tapi ya seperti biasa sebatas ngobrol bola. Aduh maaf juga nih aku nggak main twitter, jadi ya nggak tahu."
jawab aku. Jesie kembali mengirim pesan kali ini dia kirim screenshot twitter Dimas, dan benar apa yang dikatakannya. Timelinenya penuh kode ke gue. Bingung pasti lah ya jadi aku, nggak ada angin nggak ada ujan. Nggak ada ingin nggak ada angan, dia datang ingin bersama menjalin hubungan. Senang pasti hampir dalam pikir, tahu ternyata cinta tak bertepuk sebelah tangan. Sayang karena ternyata cinta datang terlambat, saat rasa itu tak lagi ada dalam pikir dan jiwa.
YOU ARE READING
Aku, Kamu, Dia dan Dirinya
RomanceTentang aku dengan kamu, aku dengan dia, juga konflikku dengan dirinya. 4 bahasan (perasaanku, cintaku, laluku, konflikku).