Prolog

1.8K 67 34
                                    

"Yang buruk telah berakhir, yang baik telah dimulai. Tinggalkan keraguan, mulailah dengan keyakinan."
-JULI

Senin, 18 Juli 2016

Cuaca hari ini sangat cerah, dan hari ini Sekolah Jaya Bangsa mulai melakukan belajar-mengajar lagi. Semua sangat senang karna bisa bertemu dengan teman-temannya lagi, tapi ada juga yang sedih karna meninggalkan holiday yang panjang, dan ada yang ketakutan seperti Uli Zetta Putri ini. Gadis cantik dengan rambut diikat kuda dan seragamnya yang amat kinclong.

"Haduh... gue takut banget," lirihnya seraya mondar-mandir di depan kelas XI IPS 2.

"Uli, kamu sudah siap nak?" tanya Bu Syahri selaku wali dari kelas XI IPS 2.

Uli pun mengehembuskan nafas kasar untuk menenangkan dirinya. "Iya bu, saya siap." tanggap Uli cepat.

Uli mulai memasuki kelas XI IPS 2 ditemani oleh Bu Syahri di sampingnya. Ia berdiri kaku saat berada di tengah kelas itu.

"Assalamu'alaikum, anak-anak!" ucap Bu Syahri dengan lantang.

"Waalaikumssalam Bu!" tanggap murid-murid di kelas itu.

"Sebelum belajar, ibu mau ngasih tau kalau hari ini kita kedatangan murid baru." ucap Bu Syahri tersebut dengan ramah.

"Wah... pasti yang di sebelah Ibu ya? Geulis pisan euy, aduh!" sahut salah seorang siswa yang memandang Uli dengan rasa kagum.

"Jelalatan aja terus," gerutu teman sebangkunya.

"Reno, Fadil udah dulu dong. ibu ngenalinnya jadi susah," kesal Bu Syahri.

Fadil dan Reno pun menunduk "Maaf Bu," katanya seraya saling menyalahkan satu sama lain lewat gumamannya. "Elu sih bambank!" gumam Reno.

"Oke semuanya! Ini murid baru di kelas kita." ucap Bu Syahri tegas.

"Nak, perkenalkan namamu, asal sekolahmu dan harapan kamu berada di kelas ini." lanjut Bu Syahri seraya tersenyum ke arah Uli.

"Baik Bu," tanggap Uli cepat.

"Hai, namaku Uli Zetta Putri biasa dipanggil Uli. Asal sekolahku SMA Generasi Bintang. Aku berharap di sini kalian bisa menerimaku dengan baik dan menerima sifat-sifatku dengan baik pula." jelasnya.

"Pasti, pasti aku nerima kok," sorak Fadil dengan senyum lebarnya.

"Fadil!!" geram Bu Syahri yang mulai kesal dengan kelakuannya.

"Maaf again Bu,"

Setelah perkenalan selesai, Bu Syahri pun mempersilakan Uli untuk duduk di bangku yang kosong, dan Uli pun menurut. Namun ketika Uli akan duduk, seorang perempuan yang ada di sebelah Uli melarangnya.

"Lo gak boleh duduk di sini, di sini udah ada orangnya." ucap perempuan itu dengan datar.

"Loh, kenapa? kan orangnya bisa pindah ke bangku yang pojok sana. Lagian Bu Guru juga nyuruhnya di sini." tanya Uli dengan bingung.

"Tapi lo gak akan ngerti, yang punya bangku di sebelah gue ini galak."

Uli terbelalak "Hah, yang bener? Laki apa cewek?"

"Laki, lo cari aman aja."

Uli pun mendecak sebal "Ya udah deh." pasrah Uli. Ia mulai berjalan menuju bangku yang berada di pojok ruangan. Dalam hatinya, ia tidak ingin berada di pojok. Susah fokus kalau di pojok. Namun bagaimana lagi, keadaan memaksanya untuk duduk di sini. Di pojok.

"Kalau bukan karna trauma gue, gue udah duduk di sana. Tapi gue gak mau berhubungan atau bermasalah lagi dengan cowok." keluh Uli di dalam hatinya.

Setelah mengalami banyak hal buruk, Uli akhirnya pindah sekolah. Dan di sini lah Uli, dengan kisah baru pada bulan Juli yang akan di mulai.

(Bersambung)

Vote dan commentnya dong:D
Sorry gak konsisten, tapi walau ngerjain 2 cerita, aku masih bisa beresin semuanya. Stay cool aja.

Keterangan :
- Geulis pisan = Cantik banget.

JULI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang