Chapter 2

5.5K 252 1
                                    

Sesuai perjanjian keluarga Feehily atau lebih tepatnya ehm.. Calon suami Fradella, akan dinner bersama dirumah keluarga Saolin.

Mulai dari pukul lima sore tadi Della sudah mempersiapkan hidangan yang dibantu dengan bik Sum.

Setelah selesai memasak hidangan, Della naik kelantai dua menuju kamarnya untuk mandi dan berdandan, bagaimanapun Della tak ingin membuat malu Ayahnya dengan penampilannya nanti.

Setelah selesai akan urusan penampilan, Della pun turun menuju meja makan. Disana Markus, Ayah Della sudah menunggu dengan abangnya.

"Wohohoo Adek gue cantik banget malam ini," sambut Bryan lalu berjalan menuju Della dan merangkulnya ke meja makan.

Sedangkan Markus pangling melihat penampilan Della yang menurutnya persis seperti almarhum Istrinya saat muda dulu.

Malam ini Della mengenakan dress tanpa lengan, sebatas lutut yang dibagian bawahnya sedikit mengembang, motif polkadot berwarna biru dipadukan warna putih, rambutnya yang ikal bawah digerai dan dihiasi bandana senada dengan dressnya, tak lupa poni yang disampingkan kekanan. Dan dipercantik dengan flat shoes berwarna putih. Tak lupa ia poleskan sedikit make up diwajahnya.penampilan sederhana, Dan itu kelihatan sangat sangat cantik.

"Lo harusnya sadar Bang, kalo gue emang cantik dari dulu," balas Della lalu mengerling manja kearah Bryan.

Markus hanya terkekeh mendengar penuturan putri kesayangannya itu yang menurutnya terlalu pede, yah, walaupun faktanya memang bener.

Tepat saat Della hendak duduk bel rumah mereka berbunyi.

"Bry, bukain gih pintunya," suruh Markus.

"Dek, bukain gih pintunya," suruh Bryan balik kepada Della dengan cengiran kudanya.

Della hanya menatap abangnya jengkel sambil mencibirkan bibirnya, namun tetap melangkah pergi. Sedangkan Markus geleng kepala melihat keduanya.

Pada saat Della membuka pintu terlihat seorang pria paruh baya yang menurut perkiraan Della tak beda jauh dengan ayahnya.

Lalu disusul dengan satu orang pemuda yang Della perkirakan seumuran dengannya, pemuda itu berdiri tegap dibalik punggung ayahnya membuat wajahnya hampir tak terlihat.

Pria paruh baya tersebut tersenyum kepada Della. "Selamat malam," sapanya

Della membalas senyum pria paruh baya itu. "Selamat malam Om, silahkan masuk."

Della sedikit menyingkir dari pintu mempersilahkan kedua nya masuk, tepat saat pemuda itu melihat Della tatapan kedua nya bertemu, tatapan mata tajam berwarna biru pucat dengan wajah sedatar datarnya.

Mata itu..
Dela pernah melihat mata itu, mata yang membuat Della tersihir seketika. Membuat Della ingin melihatnya lagi dan lagi.

Della mencoba mengingat-ingat, dan...
Itu dia! Dia adalah lelaki yang pernah Della lihat di Bali saat di pantai satu bulan yang lalu.
Tapi untuk apa dia disini? Oh! Jangan-jangan...

"Gak usah segitunya liatin gue!" Ucap pemuda itu dingin, ditambah dengan mata tajamnya.

Della terdiam, perasaan kemarin pemuda ini tak sedingin ini saat bersama teman-temannya.

"Silahkan masuk," ucap Della pelan mengurungkan dirinya tersenyum.

"Selamat malam Nic, mari silahkan duduk." sapa Markus, Ayah Della.

"Selamat malam Mark," balas Nicho. "Bagaimana kabarmu sehatkah?" Lanjut Nicho.

"Aku sehat. Oh ini putra mu?" Markus melihat cowok yang berdiri disamping Nicho.

Beloved AlbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang