Jam menunjukkan pukul sembilan pagi, tapi Alby masih bergelut dibalik selimutnya yang hangat.
Bangun? Yang bener aja? Ini itu musim libur. Jadi gak ada yang namanya bangun pagi-pagi jam 6.
Alby menggeser posisi tidurnya yang semula telentang menjadi miring kesamping kanan menghadap tembok, Alby menggeliat merasakan tempat tidurnya bergerak.
Alby menggeliat lagi merasakan ada seseorang yang tidur disampingnya dan bergabung dengan tidurnya dibalik selimut hangatnya.
Dan kali ini Alby menggeram karna kamarnya yang tadi sunyi sepi berubah menjadi riuh seperti buruh yang melaksanakan demon.
Bukan hanya riuh seperti demon, Alby juga merasakan tempat tidur king size bed nya bergoyang goyang."ALBY BANGUNNNNN.."
"ALBY BANGUN NAKKK.."
"ALBY.. ALBY..ALBY..ALBY.."
"ALBY BANGUNN..~~"
Alby menggeram,siapa yang berani mengganggu tidur nyenyaknya.
Alby membuka perlahan matanya.Lalu terpampanglah anak gelandangan yang sedari tadi meneriaki namanya, bahkan hampir seperti menyinden ketika menyebutkan 'Alby bangun' dan meneriaki namanya seolah Alby ikut pertandingan yang hampir memenangkan perlombaan dan suporter meneriaki namanya.
"ALBY BANGUN~~~" orang itu menyinden lagi.
Oh, kali ini bukan hanya menyinden tapi juga dua orang yang sedang melompat lompat diatas kasurnya. Kurang azar!
"Apasih! Astaga pagi-pagi udah buat rusuh lo pada!" Alby mengubah posisi tidur nya yang tadinya menyamping menjadi telentang.
"Astaga!" Alby terkaget ketika mendapati seseorang tidur disampingnya.
Alby mengusap dadanya. " Paul, lo apaansih!" Alby sedikit menjauh dari Paul
Sedangkan Paul malah memberikan cengiran kudanya, dan semakin merapat ke Alby dan memeluk Alby, lalu menindih kaki Alby dengan kakinya.
"Paul! Apa-apaan sih lo! Jauhin kaki lo! Ish, diem kek lo pada!" Alby menegur dua orang yang sedari tadi melompat lompat diatas kasurnya yang diiringi dengan sinden dan teriakan.
Kedua orang tadi terdiam, lalu menghempaskan badan mereka duduk diatas tempat tidur alby
"Good morning Alby."
"Ohaiyougozaimasu Alby."
"Anyeonghaseo Alby."
Sapa ketiga orang itu secara bergiliran yang sedari tadi menganggu Alby dengan bahasa yang berbeda pula
"Pagi juga," balas Alby dengan bahasa yang berbeda lagi. Alby sedikit menjauhkan kepalanya karna merasakan nafas Paul yang berhembus secara kurang azar dilehernya.
Alby mengubah posisi tidurnya menjadi duduk dan bersender di head bed. "Paul, jauhin badan lo! Gue masih normal. Sana jauh-jauh!" Alby mendorong badan Paul secara paksa
Paul mengerucutkan bibirnya. "Alby jahat, Alby gak sayang Paul lagi!"
Alby yang mendengarnya hanya menatapnya jijik dan mendengus, lalu mengalihkan pandangannya kedepan menatap dua orang yang membuat kamarnya seperti buruh yang sedang demon.
Paul, Risky dan Joshua.
3 orang yang selalu menjadi sahabat Alby. Yang sikapnya perlu untuk dipertimbangkan menjadi seorang sahabat.Rusuh, bandel, jahil. 3 kata yang mewakili semua sifat ke tiga orang tersebut. Tapi itu sepadan untuk Alby yang juga memiliki sifat yang sama dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Alby
RomanceMenikah di usia muda bukanlah perkara mudah. Dimana dua orang yang saling tidak mengenal di satukan dan berinteraksi setiap hari dengan sifat masing-masing yang bertolak belakang. Mulanya Alby Stefanus Feehily dan Fradella Agatha Saolin menikah dika...