Chapter 4

4.1K 203 1
                                    

The Day

Della menatap dirinya dipantulan cermin, sesaat dia tersenyum lalu terkekeh kecil kemudian. Bukan apa-apa, Della hanya bermaksud menghibur diri. Karena sebentar lagi mungkin ia harus menebalkan hatinya.

Karena setelah proses pemberkatan, mereka akan hidup bersama dirumah baru mereka. Pada awalnya Della dan Alby menolak keras permintaan kedua Orangtua mereka, larat sebenarnya ini lebih ke permintaan calon mertuanya, alias Nicho.

Della tau,Markus tak rela melepas Della apalagi selama ini Della tak pernah jauh darinya. Bahkan jika Della mengadakan camping atau study tour yang mengharuskan Della menginap, maka dengan berbagai alasan Markus akan setiap jam bahkan menit menelepon Della. Padahal alasan utama nya hanyalah 'rindu'.

Lalu bagaimana dengan sekarang?
Bahkan Della tak akan bisa lagi berkunjung ke kamar Bryan jika ia tak dapat tidur dimalam hari. Yang biasanya Bryan akan menyanyikannya sebuah lagu sambil mengusap lembut rambutnya hingga Della tertidur.

Dan sekarang? Apa mesti juga Della akan kekamar Alby jika dia tak dapat tidur? Jangan harap! Bahkan untuk bertatap wajah saja Della sudah takut. Takut akan mata biru tajam Alby. Seakan-akan mata itu dapat membunuh siapapun yang membantahnya, dan Della sudah pernah menerima itu.

Miris memang, diawal mereka hendak memulai saja Alby telah memasang tembok kokoh diantara mereka, yang mengharuskan Della harus tau batasannya.

Bahkan kemarin, dengan jelas Nicho mengatakan didepan Della, Markus bahkan Bryan. Alby tinggal dengannya agar bisa berubah menjadi lebih baik, lebih berguna, dan bisa menghargai orang lain disekitarnya, dan Della tak mengerti apa arti kata-kata Nicho tersebut.

Della tau, Alby sangat marah pada saat itu. Terbukti dari wajah menyeramkan Alby dan rahang yang mengeras serta mata tajamnya menatap Nicho. Namun, demi menghargai Markus, Bryan dan dirinya, akhirnya Alby mengatakan bahwa ia bersedia tinggal bersama Della.

Sekali lagi Della menatap dirinya di cermin, ia tersenyum kecut ketika melihat gaun pengantinya. Gaun ini, adalah pilihan Alby pada saat mereka fitting baju.

Iya, gaun ini adalah pilihan Alby. Sebenarnya kemarin tante Elma- adik dari Nicho papa Alby sekaligus pemilik butik, menyarankan 3 gaun yang telah dipesan oleh Nicho sebelumnya.

Gaun pertama, Della mencoba gaun putih dengan juntaian panjang dibelakangnya, dan memiliki belahan dada yang cukup mencolok.
Dan Alby mengatakan bagaimana mengadakan pemberkatan jika bajunya terlalu seksi dan terlalu terbuka.

Lalu pada gaun kedua, lagi-lagi Alby menolaknya, dengan alasan yang sama yaitu seksi dan terbuka. Dan itu terbukti karena hampir semua bagian punggung Della terekspos belum lagi bagian depan gaun itu diatas lutut lalu dibagian belakang memiliki juntaian panjang dengan berlapis lapis kain dan alby mengatakan itu terlalu ribet.

Sebenarnya Della senang pada saat itu, walaupun dia harus bolak-balik mengganti gaun. Tapi menurut Della itu adalah bukti bahwa Alby menaruh perhatian sedikit untuk dirinya.
Walaupun cuma sedikit.

Dan akhirnya pilihan Alby jatuh pada gaun ketiga

Gaun berwana putih dengan aksen emas bagian depan, tanpa lengan dan mewah. Dan Alby mengatakan ia suka gaun itu dan memilihkannya untuk Della yang memakai.

Pintu ruang rias terbuka, dan terlihat Bryan menyembulkan kepalanya dari balik pintu. "Hai Adeknya, Abang," sapa Bryan tersenyum dan menghampiri Della. "Kamu cantik banget hari ini," tambah Bryan sambil melirik Della dari atas hingga bawah.

Della terkekeh kecil, lalu tiba-tiba memeluk Bryan erat.

"Eh, eh!" Bryan terkejut karena pelukan Della yang tiba-tiba, namun beberapa detik kemudian ia membalas pelukan Della.

Beloved AlbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang