10. white lie

1.3K 266 14
                                    

Adit berdiri di belakang teman kecilnya, Felix Salim, yang tengah sibuk melakukan permintaannya untuk mencari blog gadis kesayangannya, Adira Khansa Junadi.

Tadinya Adit tidak ingin meminta bantuan Felix karena-meski hartanya berlimpah-ia sedang tidak mau mengocek dompetnya terlalu dalam dan ia mencoba mencari sendiri blog yang dimaksud gadis itu, tapi setelah menghabiskan sesorean mencari blog itu Adit tidak kunjung menemukannya dan ia tidak punya pilihan lain selain meminta tolong pada Felix.

Adit melipat tangannya di depan dada sambil menggigiti kuku jempol kanannya dan tersenyum penuh rencana saat membayangkan apa saja yang akan ia temukan di blog Dira jika ia benar-benar menemukannya.

"Emang buat apa sih, Dit?" tanya Felix.

Adit mengedikkan bahunya sambil tersenyum. "Gue juga belum tau, gue cuma penasaran aja isinya apa."

"Ini Dira yang dulu se-geng sama Dian Aditya kan?"

Adit mengangguk. "Masih se-geng mereka sampe sekarang. Btw, lo udah berani kontakan sama Adit Cewek?"

"Lewat twitter."

"Hahahaaaaa, udah gue duga," Adit tertawa kurang ajar, tidak mempedulikan Felix yang tersinggung.

Felix kembali fokus pada pekerjaannya dan menghiraukan tawa Adit yang hanya terdengar semakin mengganggu. Ia meneliti tiap laman yang ia telusuri, mengesampingkan perasaan tidak ikhlas yang telah mengganduli sejak ia menjejakkan kakinya ke apartemen Adit. Biasanya ia tidak mau melakukan hal-hal receh semacam ini, namun begitu disogok dengan beberapa uang merah, Felix mengaku ia lemah.

"boiiiiiiiiii.blogpress.com, ini bukan?" tanya Felix. "I'm 17 and i'm emo, this is Dira's blog, talk shit get hit lmao je t'aime" Felix membaca intro blog itu. "Sounds like Dira, btw, tapi postingannya di kasih sandi semua."

"Buka dong," kata Adit sambil mendekatkan wajahnya ke layar komputernya.

Felix melemparkan lirikan malas pada Adit. "It doesn't work like that, lo coba tebak apa aja deh hal-hal kesukaan Dira."

"Ulang tahun Dira? 19 Oktober 2000?"

Felix memasukkan password ulang tahun namun gagal.

"I don't think she's that much of a simpleton," kata Felix.

"Oke, bentar, gue ada ide."

Adit membuka profil instagram Adam, tapi tidak menemukan apapun soal informasi ulang tahunnya. Hanya beberapa fotonya saat mewakili penampilan musik etnis di Prague dan fotonya bersama Nabila. Bucin, komentar Adit dalam hati. Lalu ia mengirim pesan pada Azhar, temannya yang juga dari musik etnis, lalu dari Azhar, Adit tahu kalau Adam adalah Taurus.

"Coba 0510200, kalau nggak bisa coba 'Taurus', kalau nggak bisa, coba 'Prague', kalau nggak ada yang bisa, gue nggak tahu."

Percobaan itu berhasil pada Taurus. Adit dan Felix sama-sama terkekeh saat menyadari gadis itu cukup mudah ditebak.

"I'm 17 and i'm emo, talk shit get hit lmao je t'aime." Adit mencibir intro blog itu. Benar-benar terdengar seperti Adira, ujarnya di dalam hati.

Ada tiga post secara keseluruhan. Postingan pertama dibuat di akhir minggu di bulan Januari. Postingan kedua berjarak sekitar dua minggu dari postingan pertama, dan postingan terakhir berjarak seminggu dari postingan kedua.

Setelah berhasil membuka semua postingan Dira di boiiiiiiiiii.blogpress.com. Adit dan Felix bersama-sama membaca semua postingan Dira dan tidak bisa berhenti tertawa karena tulisan itu kelewat cringey.

"Ngomong-ngomong, lo ngerasa ada yang aneh nggak sih, Fel?" tanya Adit saat ia membaca postingan kedua Dira.

"Mm, bentar."

"Kayak ada postingan yang dihapus." Adit memberitahu.

"Mm, gue ngerti maksud lo. Kayaknya postingan dia yang sebelumnya, yang pertama kali di komen sama anonymous ini, kayaknya dihapus sama Dira."

Adit dan Felix membaca postingan kedua Dira sampai bawah dan menemukan komentar dari anonymous.

"Anjir, lo banget," komentar Felix sambil tertawa. "Ya pantes aja dia curiga sama lo," tambahnya sambil bergantian melihat layar dan ekspresi bingung di wajah Adit.

"Kenapa gue?"

"Lo bukannya suka manggil Dira pake Princess?"

"Itu kan bisa siapa aja, itu aja gue ikut-ikutan dari sinetron."

"Goblok." Felix tertawa mendengar pengakuan Adit. "Gini, Dit, menurut lo anonymous ini bisa jadi siapa aja karena lo tahu lo bukan anon. Nah, Dira yang terbiasa lu panggil Princess? Kecurigaan dia terarah ke lo doang lah."

"Tapi satu sekolah tahu gue manggil Dira-Princess. Jadi menurut gue ... wait, wait." Adit berpikir cukup lama sampai menemukan kalimat yang ia rasa paling tepat. "Apa jangan-jangan ada yang bersembunyi di balik gue sekarang?"

"Most likely."

Kedua laki-laki itu berpandangan sambil memutar otak dan kembali menoleh pada layar datar komputer. Mereka melanjutkan analisis mereka ke unggahan terakhir dan Felix tertawa begitu membaca bagian Dira mengatai Adit cowok mesum.

"Gue nggak mesum, anjing." Adit membela diri.

"Udahlah bro, gue juga tahu daftar cewek-cewek lo dari A sampe Z," kata Felix.

"Ya tapi kan gue melakukannya dengan konsen, bro. Dan kalau mereka mau mah gue ayo, kalo nggak, gue juga nggak akan maksa-"

"Ya, ya, terserah."

Felix tidak mau tahu apa yang Adit bicarakan dan kembali melanjutkan membaca postingan itu, begitu juga Adit yang hanya bisa memberengut setelah dihiraukan Felix. Untungnya konflik kecil mereka tidak bertahan lama, setelah membaca postingan Dira, mereka meledak tertawa lagi pada bagian Dira menceritakan bagaimana Adit mengedip padanya.

"Apa jangan-jangan gara-gara gue gitu kali ya, makanya Dira jadi curiga ke gue?" tanya Adit sambil cengengesan.

"Mungkin." Felix menghempaskan tubuhnya ke punggung kursi, menghabiskan sisa tawanya.

"Lucu, lucu."

Adit menelengkan kepalanya sambil menatap layar komputernya saat membaca komentar anonim di bawah post Dira. Keningnya berkerut, mempelajari anatomi tulisan anonim itu dan menelan ludah saat membaca 'gue suka sama lo' sebagai komentar terakhir.

"Menurut lo, motif anonymous apaan Fel?" tanya Adit, suaranya berubah menjadi jauh lebih serius.

"Iseng?"

"Iseng doang?"

"Hmm, bentar..."

"Kenapa?"

"Nggak, gue ngerasa aneh aja, dia tahu Dira dan soal princess, in a way, dia juga tahu lo. Dia bisa nemuin Dira di blog yang disembunyiin dari search engine, kayak berusaha banget, iseng tapi berusaha banget," jelas Felix.

Adit tidak mengerti apa persisnya yang coba dimaksud Felix.

"Jadi lo rasa ada seseorang yang nge-stalk Dira?"

Felix mengedikkan bahunya dan melirik ke atas, melihat Adit yang sudah kembali menatap jendela blog Dira lewat layar komputernya dengan kekhawatiran yang begitu jelas tergambar di wajahnya.

"Terus sekarang apa?" tanya Felix.

Adit mengambil napas panjang dan menoleh pada siswa jenius dari lab-school itu. "Gue nggak tau, mungkin gue bakal pura-pura jadi anonymous sampe kita tahu siapa anonymous sebenernya."

"Kita?" Felix mengernyitkan keningnya.

"Iya, kita." Adit tersenyum, menepuk-nepuk bahu Felix. "Lo bakal bantuin gue cari tau siapa anonymous-nya Dira." []

[✔] Boi || jhj, hhjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang