Setelah 2 hari, BTS mulai comeback dan Yoo In tetap di rumah sakit. Sekarang dia baik-baik saja. Keluarganya terus menemaninya. Tapi ada satu hal yang dia rindukan. BTS. Dia merindukan mereka. Well, Dia sudah melihat MV terbaru BTS, DOPE. Dia benar-benar merasa senang melihat mereka. Kadang dia adalah fangirl mereka. Bodoh, ini benar? Well, dia sudah berubah. "Eonni." Panggilnya. Soo In sedang membersihkan luka Yoo In. Ini sudah sedikit sembuh tapi masih dalam lukanya. "Hmm?" Gumamnya tanpa melihat Yoo In. "Boleh aku mengundang seseorang?" Soo In cemberut kearahnya. Dia merasa aneh dengan adiknya. "Siapa?" Tanya Soo In. Yoo In tersenyum dengan malu-malu. "Teman ku." Soo In melihatnya dengan bingung. 'apa dia punya teman lain selain BTS?' Pikirnya. Kemudian Soo In kembali kealam sadarnya. "BTS?" Yoo In menggelengkan kepalanya. Eonninya cemberut kembali. "Siapa lagi kalau begitu?" Yoo In masih tersenyum. "Akan kuberitahu begitu mereka sampai." Soo In mengangkat bahunya. "Apa mereka perempuan?" Yoo In mengangguk. Soo In mengangkat bahunya kembali dan melanjutkan membersihkan luka Yoo In kembali.
Setelah dibersihkan, Soo In keluar dari kamar Yoo In dan kembali bekerja. Yoo In mengambil handphonnya dan menelepon So Eun.
["Ya?"]
"So Eun-ah!"
["Oh, Yoo In. Ada apa?"]
"Bisa kau datang kerumah sakit sekarang?"
["Huh, Rumah sakit? Apa yang terjadi? Aku akan datang sekarang. Bye!"]
Yoo In melihat ke handphonenya. "Wow~" Seketika wajahnya terlihat kaget.
Setelah satu setengah jam, so Eun datang bersama dengan temannya. "Gosh, Yoo In! Apa yang terjadi denganmu?" Dia duduk di Kasur Yoo In. Dan kemudian Soo In kembali dengan kotak makan siang bersamanya. "Oh, Eonni~" Teriak Yoo In. So Eun melihat ke pintu. Mereka membungkuk memberikan salam. "Saya Yoon So Eun, Ini Song Ji Soo dan satu lagi Lee Sung Hee. Kami adalah teman sekelas Yoo In." Mereka membungkuk lagi. Soo In tersenyum sambil dia duduk di bangku sebelah Kasur Yoo In. "Kalian tau~ Aku benar-benar terkejut ketika Yoo In bilang kalau dia mempunyai teman. Maksudku teman perempuan. Dia tidak biasanya mempunyai teman perempuan disekolahnya." Mata So Eun membesar tak percaya. "Sekolah?" Soo In mengangguk. "Yeah, Sekolah. Kalau tidak salah dia sudah berpindah sekolah sebanyak 5 kali. Karena dia selalu berkelahi." Soo In memutarkan matanya ke Yoo In ketika dia sedang bercerita. Yoo In memberikan senyuman tidak bersalah kepada Soo In. "Wow~ Ini sangat mengejutkan." Seru Jisoo. Senyuman kecil terpancar di ujung bibir Soo In. "Um, Bisa aku berbicara dengan kalian secara pribadi?" Tiba tiba mata mereka membesar karena kaget. "Eonni, aku mohon jangan~" Rengek Yoo In. Yoo In tau kalau Soo In akan memberitahu mereka tentangnya. Soo In tersenyum kearah Yoo In. "Mereka akan tau juga pada akhirnya. Ayo. Oh, dan jangan lupa makan makanan siang mu." Soo In berjalan keluar dari kamar Yoo In. So EUn, Ji Soo dan Sung Hee mengikutinya dari belakang tapi Yoo In memegang pergelangan tangan So Eun. "Berjanji padaku apapun yang kakak ku katakan, kau akan tetap menjadi temanku apapun yang terjadi." So Eun tersenyum dan menggenggam tangan Yoo In dengan erat. "kami berjanji." Ji Soo dan Sung Hee tersenyum kepadanya dengan tulus. Lalu mereka keluar dari kamar Yoo In. Yoo In menghela napas. 'Aku mohon jangan tinggalkan aku.'
Setelah mereka keluar dari kamarnya, mereka mengikuti Soo In menuju ke kantornya. Soo In menyuruh mereka untuk duduk. "Okey, pertama aku ingin bertanya kepada kalian. Bagaimana kalian bisa berteman dengan Yoo In? Maksudku yeah, dia hampir berkelahi dengan semua siswa disekolah setiap hari." Soo In mengerutkan alisnya tanda penasaran. Mereka melihat satu sama lain. So Eun menarik napas panjang. "Sejujurnya, Yoo In sekali berkelahi dengan kami karena kami meperingatkan Yoo In untuk menjauhi BTS tapi sebenarnya bukan benar benar karena BTS. Well, Aku adalah orang pertama yang berkelahi dengannya. Ini hanya karena aku cemburu dengan Yoo In. Dia mendapatkan begitu banyak perhatian setelah dia bertemu dengan BTS. Perhatian yang aku impikan sudah sangat lama. Tapi sekarang, aku tau kalau aku salah tentang Yoo In. Dia hanya melakukan apa yang memang seharusnya dia lakukan. Yoo In tidak menginginkan perhatian. Aku menyesalinya." Cerita So Eun. Dia menundukkan kepalanya begitu juga Ji Soo dan Sung Hee. Soo In menggelengkan kepalanya. "Itu sudah kebiasaannya. Sekarang, aku buth bantuan kalian." Mereka melihat ke Soo In. Menunggu Soo In melanjutkan perkataannya. Dia menarik napas panjang. "Yoo In saat sekarang ini sedang terkena depresi yang kronis." Mereka tekejut mendengar pernyataan Soo In. Mereka tidak menyangka ini terjadi. Yoo In sangat bahagia dan perempuan yang beruntung. Senyum Soo In tidak pernah pudar selama mereka mengenal Yoo In. "Tapi dia masih terlalu muda." Kata Sung Hee. "Yeah, aku tau itu. Semua orang berbicara seperti itu. Soo In menganggukan kepalanya. Dia mengheka napas. "Jadi apa yang harus kami lakukan kepadanya?" Tanya So Eun. Well, So Eun yang paling khawatir terhadap Yoo In. "Semangati dia. Itu yang harus kalian lakukan. Jangan pernah meninggalkan dia." Jelas Yoo In. So Eun dan temannya mengangguk. "Itu yang mau aku beritahukan ke kalian. Aku benar-benar berharap kalian bisa melakukannya. Dan aku mohon jangan terlalu banyak bertanya kepadanya. Itu hanya akan membuat dia menjadi stress.". Soo In tersenyum. So Eun dan yang lainnya mengangguk dan meninggalkan kantornya. Dia menyenderkan tubuhnya dan mengehela napas berat. "hanya ini yang bisa aku lakukan untukmu Yoo In. Sekarang giliranmu untuk melakukan bagianmu. Kamu pasti bisa Yoo In." Gumam Soo In.
So Eun, Ji Soo dan Sung Hee kembali ke kamar Yoo In. Mereka tersenyum ketika mereka masuk. Yoo In tersenyum kembali. Tapi jauh didalam hatinya, dia sangat khawatir jika mereka akan meninggalkannya sendiri lagi. "Apa kau sudah memakan makan siang mu?" Tanya So Eun. Dia menggelengkan kepalanya dan menatap ke selimut putih dengan tatapan kosong. "Kau harus makan , Yoo In." Sung Hee mengambil kotak makan siang disamping tempat tidur Yoo In dan membukanya. "Ini terlihat enak. Bisa aku makan ini?" Kata Soo Hee. Ji Soo memukul kepala belakang Soo Hee. "Ini bukan untukmu, gendut." Ejek Ji Soo. Sung Hee mengusap kepalanya yang di pukul oleh Jisoo dan menatap sinis kearah Ji Soo. So Eun dan Yoo In tertawa karena kebodohan mereka berdua. "Kita bisa makan bersama tapi... Bisakan seseorang menyuapiku?" Dia menunjukan tangannya yang masih di balut oleh perban dan tersenyum dengan polos. "Yeah, Tentu saja." Sung Hee menyendokan nasi dan menyuapkan ke Yoo In akhirnya. Setelah mereka selesai makan, SO Eun dan teman temannya pulang. Well, mereka kabur dari sekolah. Jadi orang tua mereka pasti sangat khawatir.
Yoo In melihat ke luar jendela. Dia menghela napas. Dia sangat merindukan BTS. Dia mencoba untuk menelepon mereka tapi tidak ada satupun yang menjawab. Bahkan sampai ke Jungkook. 'Mungkin mereka sangat sibuk.' Dia menyenderkan kepalanya di Kasur dan menatap langit langit dengan tatapan kosong. Dia sangat bosan. Tidak tau harus berbuat apa. Dia berbalik ke kanan dan ke kiri. Mencoba untuk tidur tapi tidak bisa. Tapi kenapa dia harus tidur? Ini masih terlalu sore untuk tidur. Dia menghela napas panjang. Dia tidak bisa bangun karena kakinya masih sakit. Dia ingin cepat-sepat sembuh jadi dia berbaring di Kasur. Dia ingin kembali normal. Dan lagi, dia menghela napas. 'apa yang harus aku lakukan.' Dia menutup matanya. Tapi kemudian dia tertidur.
Jungkook sedang Melihat hanphonenya. 5 panggilan tak terjawab dari Yoo In. Dia ingin menelepon balik Yoo In tapi ini tidak akan menjadi kejutan lagi. Dia sangat merindukan Yoo In. Dia sudah tidak dapat menahannya lagi. Kemudian, Taehyung datang dan duduk disebelahnya. "ada apa?" Jungkook menunjukan handphonenya kepada Taehyung. "Oh, Yoo In juga meninggalkan panggilan tak terjawab juga kepadaku. Aku pikir dia menelepon kita semua." Taehyung tersenyum dan mengusap bahu Jungkook. Jungkook memberikan senyuman yang tipis dan kemudian menghela napas. "Besok, kita semua akan bertemu dengannya. Jangan khawatir. Tapi sekarang, kita harus tampil. Mari tunjukan ke Yoo In tarian kita yang keren." Dia menaik turunkan alisnya ke Jungkook. Membuat Jungkook terkekeh. Mereka bangun dan menuju ke panggung. Mereka tampil dengan maksimal. Dengan senyum. Menikmati semua penampilannya. 'Aku harap kau melihat kami, Yoo In' Pikir Jungkook dalam hatinya.
.
.
Bersambung
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
I NEED YOU - BTS
Fiksi PenggemarPark Yoo In adalah seorang gadis yang dingin jadi semua orang disekolahnya takut dengan dia. Tapi apa yang akan terjadi nanti ketika dia bertemu dengan BTS? Apa yang akan terjadi ketika semua anggota BTS jatuh cinta kepadanya disaat yang bersamaan...