Chapter 11 : Diana's Threat

28 6 11
                                    

"ASTAGA! Dimana Harry?" Jenn benar-benar tak habis pikir dengan pria yang satu ini, ia terus kabur saat Jenn harus menata nya, jelas saja satu jam lagi konsernya akan di mulai. Niall bergidik.

"Tanya Louis, dia kan kekasihnya" jelas Niall tepat didepan kaca yang sedang merapikan rambutnya yang sudah rapi karena Jenn baru saja merepikannya.

"Aku serius Ni, ah sudahlah kau membuang waktu ku" Jenn berlalu.

Pria itu sudah berganti posisi sedari tadi, duduk, nongkrong bahkan tiduran. Ia menyamankan dirinya sembari melihat isi galeri Diana, disana banyak foto-foto yang baginya menggemaskan dan ada beberapa yang terlihat seksi. Dan video ulangtahunnya yang ke tujuh belas tahun dengan wajah berlumur krim kue, dan ia masih menggemaskan, pikir Harry. Bahkan ia tak ingat dengan konser nya satu jam lagi. Ponselnya sendiripun bergetar namun ia menghiraukan nya.

Jika saja Jenn tidak profesional, ia akan persetan dari pada Harry. Namun ia harus menyelesaikan nya bahkan ia menyuruh dua bodyguard mencari curut itu. Jenn sempat memaki The Boys, membuat Louis bersembunyi dibalik tubuh Liam, pasalnya Jenn tak pernah semurka ini dan mungkin itu sisi buruk Jenn.

Setelah ia cukup puas dengan semua di ponsel Diana, Harry keluar dari persembunyian nya, itu dan berniat sedikit merias rambutnya yang terlihat berantakan di depan cermin, ketika berbalik ia mendapati Jenn dengan tatapan iblis nya.

"Apa?" Tanya Harry tanpa wajah berdosa sedikitpun.

"Kau- dari mana saja? Kemari lah dua puluh menit lagi akan dimulai" jelas Jenn sembari menarik Harry duduk di kursi menghadap cermin.

"Astaga Jenn, aku mau poni ku" pekik Harry, Jenn menghilangkan poni kesayangan nya.

***

Kedua gadis itu mengikuti pengarah jalan menuju konser The Boys, Diana terus berceloteh tidak sabar akan ponselnya. Tarra hanya bisa meminta maaf pada sopir taksi itu akan sikap Diana yang berisik.

"Ya berhenti di sini," kata Tarra pada sopir, dan mobil pun berhenti. Mereka keluar mobil setelah melakukan pembayaran.

"Serius?" Pandangan Diana jatuh pada sekeliling, sudah banyak penonton disini meski konser kecil itu belum mulai.

Konser The Boys kali ini hanya panggung kecil di tengah jalan yang disampingnya penuh dengan toko, apapun itu. Dan mereka, Tarra dan Diana dalam urutan paling belakang. Bahkan Diana tidak yakin apa yang di panggung bisa terlihat.

"Sekarang bagaimana?, Aku tak berniat sekalipun untuk menonton" jelas Diana membuat Tarra mengerut kan alis, ia menoleh kesamping nya.

"Kenapa emangnya, Lo masih kesel sama Harry?" Tarra cukup peka dengan gadis disebelah nya.

Tanpa peringatan Diana pergi menyusuri trotoar toko dan berjalan terus, ia menuju belakang panggung. Waduh gila, siwer gak sih ada bodyguard disana, pikir Tarra langsung menyusul Diana.

***

Tarra melesat cepat ketika melihat perseteruan Diana dengan bodyguard The Boys yang bertubuh dashyat itu, Tarra cukup kewalahan tapi ia tak mau menyerah, lagi undian itu tidak cukup untuknya. Ia butuh bertemu Louis lagi.

Seorang pria dari bagian konser itu keluar mendengar keributan diluar, ia bertanya apa yang telah terjadi. Dengan sigap Diana fokus pada pria itu, yang lumayan memepesonanya.

"Aku ingin bertemu Harry, ya. Ia telah mengambil ponsel ku dan aku ingin itu di kembalikan atau-" bahkan lengan Diana masih terlihat menyikut bodyguard tadi. Diana terlalu bersemangat atau apa sih, pikir Tarra yang terlihat kacau.

"Woah, tenang nona. Anda harus pastikan itu suatu kebenaran, mengerti?" Diana menatapnya tak percaya kemudian ia berpikir kilat. Diana membenci pria itu dengan raut wajah seperti, enatahlah intinya sangat menyebalkan. Diana berpetik jari.

"Nah, tunggu. Tarra berikan ponsel mu!," Diana beralih pada Tarra yang terlihat bingung namun ia segera memberikan ponselnya, "aku akan menelpon ke nomor ponselku dan ya tentu saja jika Harry ada di sini kita akan segera mengetahuinya. Jika kau tidak dapat membuat nya kesini- aku akan membuat keributan dan konser ini akan merugikan mu"

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hai jumpa lagi dengan 'dreams' yang udah baca dan vote, ku apresiasi lho. Makasih juga ya.

Eh maafin ya kalo typo nya banyak dan alur agak2 speleng wkwk.
Aku masih belajar dahal.

But hope u enjoy!

Keep vote!

Trims a lot

Dreams, One Direction (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang