Fadia hari ini, Fadia hari sebelumnya benar-benar tidak ada bedanya. Dibilang pendiem enggak, dibilang periang juga enggak. Tapi jangan salah loh, kalo Fadia udah ketemu Bumi, Fadia gak mungkin sama kayak biasanya. Saltingnya ituloh, lompat-lompat gak jelas, lucu, senyum ke seluruh warga sekolah bahkan sampe semut di kebun Toga aja bisa dia senyumin.
FYI, Bumi adalah teman satu eskul fotografi, Fadia. Tipe-tipe cowo idaman di wetpet. Kakak kelas idaman yang gaulnya sama semua angkatan, suka jail tapi ganteng, motornya beuh gausah ditanya, mirip punya Rossi di tontonan kesukaan ayahnya gitulah, kece, asik. Anehnya cuman Fadia doang yang gak pernah kena jail dan asiknya Bumi. Suwer deh, Bumi kalo di depan Fadia jadi berubah diem, kalem, sok cool gitu. Bumi pokoknya tuh bener-bener gak peduli sama eksistensinya Fadia. Segitu Fadia udah suka caper.
Kayak hari ini. Kumpul Foga mingguan kayak biasa. Fadia dapet kesempatan sebelahan sama Bumi. Pas ketua Foga, Julio, nanya dimana Fadia, Bumi dengan santainya ngomong, "Fadia siapa dah?". Waduh gimana Fadia gak pengen nonjok saat itu juga coba. Untung kakak kelas, untung ganteng, untung Fadia suka, eh?
Se-gak bisa keselnya, Fadia tetep aja dongkol kan. Nah kebiasaan Fadia nih kalau dia udah kesel banget gini dia pasti tidur. Dan saat ini ia melakukan caranya itu ditengah-tengah kumpul mingguan, ditengah keramaian, dan di sebelah Bumi. Mantap jiwa.
•••
"Hai!"
Fadia yang sedang duduk di taman dikagetkan dengan sapaan tersebut. Ia menengok dan melihat siapa, dan JENG JENG JENG!!!
"Ka Bumi?" ucap Fadia sambil refleks mangap.
"Anak Foga gak ada kata Kakak inget?" ucap Bumi dingin.
Fadia yang kala itu senang karena disapa tiba-tiba kesal lagi karena Bumi ternyata tetap dingin padanya.
"Mau minum?" ucap Bumi, Fadia bengong.
"Panas loh, ga haus?" ucap Bumi lagi. "Fadia?! Are you with me?"
Sumpah ini Fadia bingung loh harus ngapain.
"Eh iya ada apa Kak?"
"Udah dibilang Foga gak ada istilah 'kak' loh Dia, kamu kenapa sih? Sakit?" tanya Bumi sembari menempelkan tangannya di dahi Fadia.
Aduh Fadia gak bisa diginiin nih.
"Eh enggak kok, heheh. Makasih loh minumannya." Ucap Fadia.
"Sama-sama."
"BTW Bumi kenapa? Kok jadi baik?" tanya Fadia polos.
"Hah?" Bumi terkekeh, "Aku emang baik kali, kamu aja yang sombong."
Eh tunggu dulu, Fadia gak salah denger kan? Aku-Kamu?
"Aku...sombong?" Fadia terbata.
"Iya kamu sombong." Jawab Bumi.
"Bumi bahkan nanya Fadia itu siapa ke Julio. Berarti Bumi lebih sombong ke Fadia."
"Kapan aku ngomong gitu ke kamu?" ucap Bumi langsung menghadap Fadia.
"Tadi."
"Hm... Yaudah maafin Bumi ya?"
Fadia aneh. Sumpah Fadia ngerasa aneh banget sekarang.
Bumi meraih tangan Fadia, "Bumi tau, maaf aja gak cukup buat Fadia. Jadi ayo!"
Fadia kaget, "Ngapain?"
"1 hari ini aja, Bumi pengin bahagiain Fadia, jadi jangan protes ok?"
Fadia meleleh helep!!!
Hembusan angin semakin jelas terasa saat Bumi melajukan motornya membelah jalanan kota yang hari itu sedang lengang. Disambut cuaca yang sejuk, Fadia yang sekarang memeluk Bumi dari belakang, senyum-senyum. Hubungannya dengan Bumi tak pernah akan seindah ini. Sungguh hari ini adalah hari bahagia yang sudah lama ia tunggu.
Motor Bumi menepi tatkala mereka sampai di parkiran salah satu tempat hiburan terkemuka. Mereka semangat masuk ke dalam, dengan genggaman yang terikat erat satu sama lain. Memulai wahana pertama, roller coaster. Dilanjut dengan wahana-wahan berikutnya. Lalu bermain menjatuhkan botol dan Bumi berhasil menjatuhkan semuanya kemudian hadiah bonekanya diberikan untuk Fadia. Meski sederhana, Fadia tak pernah menyangka itu.
Kupu kupu yang semakin liar terbang diperutnya, pipi yang memanas karena sikap manis dari seorang Bumi. Fadia sangat bersyukur akan hari itu. dimana Hubungannya dengan Bumi hari ini mengalami kemajuan.
•••
"Woy! Woy! Bangun!" ucap Bumi tidak sabaran.
Fadia yang terbangun dari tidurnya itu langsung kaget. Marah, mimpi indahnya dihancurkan. Terlebih akan sikap Bumi yang membangunkannya dengan kasar.
"Enak ya lagi kumpul malah tidur! Nyender ke gue lagi!" ucap Bumi sinis.
Fadia terhenyak.
Bumi yang manis sudah hilang.
Dilatasi itu hanya mimpi.
Fadia sedih, you know. Sedih bangetz, pake z.
"Tuh kan malah bengong lagi! Woy, are you with me?!"
Fadia menatap Bumi tak percaya.
Kata-kata itu, yang diucapkan Bumi saat Fadia melamun dalam mimpinya. Fadia tidak percaya ini semua.
"Woy!"
"Ah iya kak, ada apa?" ucap Fadia sambil mengelap air matanya kasar.
"Lo sakit?"
"Ah enggak kok."
"Sumpah sorry sorry udah bangunin lo kasar gitu. Sini sini kalo sakit jangan dipaksa, nyender ke gue lagi aja. Lo boleh tidur sepuasnya di bahu gue, serius."
Fadia kaget.
"Sini, Fadia sayang..."
Fadia meleleh.
THE END
Ditulis: 26 Januari 2018
Dipublish : 28 Mei 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Hari Dalam Mimpi
Short StoryFadia hari ini, Fadia hari sebelumnya benar-benar tidak ada bedanya. Dibilang pendiem enggak, dibilang periang juga enggak. Tapi kalo Fadia udah ketemu Bumi, bagaimana jadinya? -280518