Chapter 1

2K 213 8
                                    

PHANA STORY

Phana menunggu di depan pintu rumah pasien yang akan dia rawat nanti. Rumah ini mungkin salah satu rumah terbesar di Thailand. Wajar saja tuan rumah ini meminta dokter pribadi untuk mengawasi anak semata wayangnya.

"Silakan masuk Dr. Phana, Tuan muda masih masih tertidur. Silakan bersantai dulu." Ucap pengurus rumah mempersilakan Phana masuk.

"Bole saya tahu, apa saja yang menjadi tugas saya selama mengawasi tuan muda Wayo ?" Tanya Phana yang penasaran apa saja tugas dari dokter pribadi sebelumnya.

"Hanya mengawasi tuan muda dan memastikan tuan muda merasa senang dan aman"

"Bukannya itu pekerjaan seorang pengasuh, bukan pekerjaan seorang dokter."

"Dr. Phana akan mengetahuinya nanti, tapi satu hal yang harus Dr. Phana ingat. Jangan tertarik pada Tuan Muda."

'Hello, saya ini hanya tertarik pada wanita bukan pada pria apalagi bocah ingusan yang perlu pengawasan'. Walaupun hatinya berkata lain, Phana tetap tersenyum "Kharp, saya akan mengingatnya."

Setelah 2 jam menunggu, si bocah ingusan ini masih belum juga bangun padahal matahari sebentar lagi akan memancarkan sinar menuju panas seterik - teriknya di siang hari.

Phana merasa bosan, hanya menunggu di ruang tamu yang besar. Phanapun memutuskan untuk berkeliling melihat - lihat dekorasi ruang tamu ini. Di atas kursi mebel yang tadi diduduki oleh Phana terdapat foto keluarga Wayo dan ayahnya. 'Kenapa difoto ini hanya ada Wayo dan ayahnya, dimana ibunya ?' Phana yang terhanyut dalam pikirannya sendiri tidak menyadari kedatangan Wayo.

"Swasdee dokter, nama saya Wayo" Phana pun berbalik badan dan melihat sosok pasien yang akan diurusnya. 'Wajah imut, mata sayu, bibir merah, kulit putih. Pantas saja kepala pengurus rumah memperingati jangan sampai tertarik padanya.' Pikir Phana sambil melihat Wayo dari atas sampai bawah secara detail.

"Dokter. Dokter. Oii Dokter." Kata wayo sambil mengoyang - goyangkan tangannya di hadapan Phana yang melamun.

"Kharp Tuan muda Wayo, perkenalkan nama saya Phana, yang mengantikan dokter Oak sementara dokter Oak cuti liburan." Ucap Phana yang telah tersadar dari lamunannya.

"Salam kenal dokter Phana, mohon bimbingannya selama menjaga saya. Panggil saya Wayo saja sudah cukup tanpa embel - embel tuan muda"

"Baik Nong Wayo. Boleh saya tahu kegiatan sehari - hari nong Wayo ?"

"Tidak banyak kok dokter Phana, hanya tidur, sekolah, baca komik dan nonton tv hehehe" ucap Wayo polos.

'Omg, apa yang harus dijaga kalau begini. Aku ini dokter bukan pengasuh anak - anak'. Pikir Phana sambil menepuk jidatnya.

Trttttt.... trttt....

Handphone Phana bergetar disakunya menandakan adanya panggilan masuk.

"Maaf nong Wayo, boleh saya mengangkat telephone ini" ucap Phana meminta ijin.

"Silahkan dokter". Setelah mendapat ijin, Phana pun menyingkit menjauh dari Wayo.

"Hallo Beam"

"......."

"Apa yang kau katakan aku tidak mendengar dengan jelas. Pelan - pelan bicaranya."

"......."

"Ada apa dengan Kit ?"

"......."

"Gawat ? Gawat kenapa ? Apa yang terjadi dengannya ? Ceritakan yang lengkap."

"......."

"WHATT ? Bocah sialan itu berani melakukannya. Kau tunggu disana aku akan menjemputmu lalu kita bersama - sama menjemput Kit dari si bocah sialan itu."

Phanapun bergegas menghampiri Wayo untuk meminta ijin.

"Maaf nong Wayo, boleh saya keluar sebentar. Teman saya dalam keadaan gawat. Saya harus menjemputnya." Ucap Phana cepat.

"Hah ? Teman dokter kenapa ? Baiklah ceritakan nanti. Sekarang dokter harus menjemputnya secepatnya."

"Terima kasih nong" Phana bergegas mengambil tas dan menulis di secarik kertas. " ini nomor telepon P, jika ada apa - apa, nong Wayo bisa menghubungi P." Phana menuju mobilnya dan melaju dengan cepat sambil menekan nomor yang sudah dihapalnya.

"Beam, Bersiaplah, aku menjemputmu sekarang."

2. Private Doctor (Bahasa - Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang