still8

379 37 9
                                    


Keadaan Mingyu sudah stabil. Mingyu sudah kembali terlelap diruang rawat inapnya. Ada Eomma Kim, Taehyung dan Jungkook yang menunggunya serta pengawal yang tadi mengantar mereka ke rumah sakit.

"Tae, Kookie, . . Eomma pulang dulu ne, ambil keperluan selama kita disini. Kalian jaga Mingyu ne." pinta Eomma Kim.

"Ne Eomma, Eomma juga harus hati-hati, semoga saja Appa belum kembali." jawab Taehyung.

"Kamu tidak perlu memikirkan Appamu, Eomma pergi dulu ne." pamit Eomma Kim kemudian menghilang dibalik pintu kamar rawat inap Mingyu.

Taehyung menyamankan duduknya di sofa yang berada di kamar inap Mingyu. "Kookie . . . tidurlah! Kau terlihat sangat lelah." Taehyung menepuk pahanya, mengisyaratkan supaya Jungkook membaringkan tubuhnya dan menggunakan pahanya sebagai bantal. Taehyung paham pasti Jungkook sangat lelah, ia pagi-pagi sekali sudah datang ke Seoul, lalu sekarang menemaninya di rumah sakit.

"Apa tidak apa-apa aku menggunakan paha hyung sebagai bantal?" tanya Jungkook ragu saat akan merebahkan dirinya.

"Tidak apa-apa Kookie, . . pahaku sudah seperti mati rasa, jadi tidak masalah." jawab Taehyung.

Mendengar jawaban Taehyung, Jungkook langsung membaringkan tubuhnya."Hyung . . . ." panggil Jungkook. "Apa semuanya akan baik-baik saja?"

Taehyung mengelus rambut hitam Jungkook, "Entahlah Kookie . . . semoga saja semua bisa terlewati dengan cepat."

"Hyung . . ."

"Hemm . . . ada yang ingin kau tanyakan lagi? Bukankah hyung menyuruhmu istirahat?"

"Hyung . . . apa kita bisa kembali seperti dulu?" tanya Jungkook.

"Apa Kookie tidak malu mempunyai kekasih cacat seperti hyung? Bahkan sebentar lagi Kookie akan menjadi dokter, dan hyung tidak mempunyai penghasilan apapun sampai sekarang." jelas Taehyung.

"Aku tidak peduli hyung, karena aku hanya mencintai hyung." sahut Jungkook, "Hyung bukankah hyung sekarang suka menulis?" tanya Jungkook lagi.

"Kookie kak tahu hyung suka menulis? Siapa yang bilang."

"Tuh." Jungkook menunjuk namja yang berada didepan mereka yang sekarang sedang tertidur pulas dengan infus tertancap ditangan kirinya.

"Iya, Mingyu berencana menerbitkan tulisan hyung. Tapi belum jadi karena Mingyu malah dikurung oleh Appa."

"Kalau begitu, Kookie aja yang bantu hyung. Ayah Kookie punya kenalan seorang penerbit."

Taehyung menganggukkan kepalanya, "Baiklah. . . tapi laptop hyung di rumah."

"Hyung-kan bisa minta tolong Eomma Kim untuk membawakan laptop hyung?"

Taehyung dan Jungkook terlalu asyik mengobrolkan rencana kedepan untuk mereka berdua. Sampai tidak menyadari bahwa namja yang ditunggu oleh Taehyung dan Jungkook telah membuka matanya. Mingyu mengedarkan pandangannya kesegala penjuru, mengenali bahwa dia berada di rumah sakit sekarang dengan tangan tertancap jarum infus. Taehyung menoleh ke kanan mendapati Taehyung dan Jungkook tengah asyik mengobrol. Taehyung merasa senang melihat hyung-nya sudah bersama dengan kebahagiannya kembali. Namun, ia juga sedih akan nasibnya sekarang, yang hanya terkurung di kamar tanpa ada cinta dari seorang terkasuh seperti hyung-nya.

"H-hyung . . ." Mingyu terpaksa memanggil hyungnya dikarenakan tenggorokannya sangat kering. Mingyu ingi minum untuk membasai tenggorokannya yang entah sejak kapan tidak terlewati oleh air sedikitpun.

"H-hyung . . ." sekali lagi Mingyu memanggil Taehyung dengan suara lemahnya.

"Mingyu kau bangun?" ucap Taehyung. Jungkook segera bangkit dari rebahannya, kemudian dengan cepat menuju ranjang Mingyu. Taehyung-pun langsung berpindah dari sofa ke kursi rodanya, dan mendorongnya mendekati ranjang adiknya.

"Kau butuh sesuatu?" tanya Jungkook.

"Haus Kook." ucap Mingyu.

Dengan cekatan Jungkook mengambil minum untuk Mingyu dan membantu pemuda tan itu untuk minum.

"Gyu . . . apa yang kau rasakan hemm?" Taehyung bertanya, tangannya mengusap tangan kanan adiknya.

"Sakit hyung." keluh Mingyu.

"Dimana yang sakit Gyu . . . biar hyung usap supaya sakitnya berkurang."

"Semuanya hyung . . . semuanya terasa sakit." lirih Mingyu, ia sekuat mungkin menahan supaya air matanya tidak keluar didepan Taehyung dan Jungkook. Sebenarnya Mingyu benci dengan situasi seperti ini, ia ingin terlihat tegar dan kuat untuk melindungi kakaknya, tapi entah mengapa malah sepertinya ia yang harus dilindungi. Mingyu tahu, jika keadaan dan keberadaannya disini akan berakibat buruk bagi Eomma dan hyungnya. Karena tadi dalam perjalanan ke rumah sakit ia sempat sadar dalam pelukan ibunya.

#

TBC

Bersambung dulu, biarkan Mingyu istirahat.
Vote dan komentarnya
Love You . . .

Still Loving YouWhere stories live. Discover now