• Elbiee #1 •

21.7K 879 131
                                    

Happy Reading


Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***




Keadaan menjadi hening seketika seakan waktu terhenti saat ini mereka menghentikan aktivitas secara tiba-tiba dan terdiam mematung melihat seseorang datang berjalan dengan santainya. telinganya memakai earphone tidak lupa juga ia selalu memakai sweater dan hari ini ia memakai sweater berwarna biru. Sebut saja Eldomaro Elzo Domain anak tunggal dari pemilik SMA Pledis dan ketua tim basket Orion tatapan dari kaum hawa tidak lepas seakan-akan memuja ketampanan seorang El dengan sejuta pesonanya saat pertama kali orang menatapnya.

Alis yang tebal terkesan angkuh tatapan matanya yang tajam setajam burung elang yang terkesan dingin dan misterius jelas mendeskripsikan seorang Eldomaro yang saat ini sedang melangkahkan kakinya menuju kelas.

Jujur ia sangat risih dengan tatapan itu, tetapi El tidak memperdulikannya selagi mereka tidak mendekat dan berjaga jarak dengannya segera mungkin El mempercepat langkah kakinya dengan cepat. Menjadi pusat perhatian sungguh sangat mengganggu El tidak suka dengan tatapan semua gadis itu saat melihatnya.

Mereka semua mendesah kecewa saat El sudah masuk kedalam kelasnya, semua orang yang melihat El tadi mulai bubar kembali mengurusi urusan mereka masing-masing terlihat seperti biasa lagi seakan tidak terjadi apapun.

Sesampainya di kelas, El langsung saja duduk dibangku paling pojok sambil memainkan ponsel miliknya.

"El lo udah denger belum, cabe-cabean ijo ngaku-ngaku jadi pacar lo," ucapnya sambil berjalan mendekati El.

"Gilaa! Itu cewe sumpah. Terobsesi banget sama lo," Alan pun duduk disamping El.

"Gue nggak peduli," ucap El dengan santai tanpa melihat kearah lawan bicaranya.

Alvan berjalan mendekati kedua sahabatnya. "Tau lo ribet banget Lan. El aja nggak mikirin, gue juga nggak mikirin itu ratu cabe-cabean merah kuning ijo dilangit yang abu-abu," ucap Alvan ngaco.

Detik berikutnya kelas mendadak menjadi sunyi, jika sudah seperti ini pasti pertanda buruk seorang pria berumur empat puluh tahunan melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas berjalan tegak satu tangannya menenteng tas kerja miliknya. Sepatu hitam yang mengkilat dan kumis segaris terlihat tebal karena sang pemilik mungkin selalu merawatnya dengan baik. Arah tatapan pak Jito langsung memicing kearah salah satu muridnya yang sedang duduk dibangku pojok belakang sebelah kanan.

"Eldomaro!!" suara lantang Pak Jito menggema di dalam kelas.

Yang sedang ditatap horror masih tetap santai memejamkan kedua matanya, menikmati lagu favorite dan tidak mendengar suara lantang pak Jito yang ditunjukkan kepadanya.

Pak Jito berjalan kearah El dengan aura mengerikan itu, langsung saja ia menarik earphone yang terpasang ditelinga El.

El membuka kedua matanya dan melihat pak Jito yang sedang berdiri dihadapannya, El hanya menatapnya datar seolah-olah ia tidak melakukan kesalahan apapun.

"Ambil saja pak jika bapak menginginkan earphone saya," ucap El dengan santai.

Pak Jito melotot marah mendengar ucapan El barusan. "Berani kamu ya sama saya! Kamu kira saya gak mampu beli, keluar kamu dari pelajaran saya!"

"Dan berdiri ditengah lapangan sampai pelajaran saya selesai!" ucapnya lagi dengan nada tinggi.

"Oke," sebelum El pergi meningalkan kelas, El mengisyaratkan kepada kedua temannya mereka pun mengangguk, dan langsung pergi mengikuti El keluar kelas.

"Gilaa! kumis lele doang yang berani sama lo El," ucap Alvan

"Ho'oh El, serasa gue pengen pelintirin tuh kumis lelenya," seru Alan.

"Hmm"

Di tempat lain lima orang gadis sedang berkumpul asyik bermain truth or dare suasana kelas menjadi mencekam ketika botol yang diputar pun berhenti kearah seorang gadis yang sedang berkomat-kamit sambil mengepalkan kedua tangannya itu.

"Mampus gue!" Seru gadis tadi sambil menepuk jidatnya.

Teman-temannya pun tersenyum sinis dan menatapnya penuh arti.

"Oke, gue yang kasih pilihan truth or dare," ucap Bella teman sekelasnya.

Biee terlihat sedang berpikir apa yang akan ia pilih, Biee tidak akan mengambil keputusan yang membahayakan bagi dirinya kali ini ia harus berhati-hati tidak boleh salah untuk memilih. Biee mengetukan satu jari didagunya terlihat sedang berpikir cukup sudah seminggu lalu ia harus jujur tentang kejadian memalukan yang saat ini masih ia ingat.

Biee langsung menggelengkan kepalanya membayangkan kejadian seminggu yang lalu.
jika ia memilih truth kembali, bahaya jika semua orang tahu rahasia tentangnya lagi dan sebaliknya jika ia memilih Dare apa yang akan Bella berikan kepadanya.

Setelah berpikir cukup lama akhirnya gadis itu memilih.

"Gue pilih Dare," ucap Biee lantang dengan penuh keyakinan.

Bella sedang berpikir ia kira temannya itu memilih truth lagi. Jika begini permainan semakin tidak seru pasti terasa biasa-biasa saja bagi Bianca yang sudah tidak memiliki urat malunya itu dengan pak Jito saja ia tidak takut apalagi dengan yang lain. Oke Bella harus memutar otak untuk berpikir arah pandangannya melihat kearah jendela kira-kira tantangan apa yang akan ia berikan kepada Biee, seketika seseorang itu lewat bersama kedua temannya Bella pun tersenyum picik.

Biee gelisah sedari tadi ia mengusap peluh keringat dikeningnya tantangan apa yang harus ia lakukan saat ini otak cantiknya sudah berpikir tertuju kesana, mencium mang ujang kah tukang sempol yang sudah mempunyai istri dua atau kepala sekolah ini yang sudah tua tapi masih keliatan muda apakah ia harus memegang kumis pak Jito? Biee langsung menggelengkan kepalanya.

"Jadi tantangan dari gue adalah lo harus bisa foto bareng sama dia," ucap Bella sambil menunjuk kearah jendela terdapat tiga laki-laki yang sedang berjalan dipinggir lapangan. "Lebih tepatnya El," Bella tersenyum sinis.

Biee menelan salivanya apa-apaan ini ia harus bisa berfoto bareng dengan laki-laki itu.

"Gue kasih waktu lima hari! Jika lo nggak bisa foto bareng sama dia. Lo harus deketin miss Linda dan bantuin dia beres-beres dengan sukarela di perpustakaan, gimana Biee gampangkan tantangan yang gue kasih?" Seru Bella sambil tersenyum puas.

"Lo gila! Dia diliatin para gadis aja udah ngerasa risih kaya gitu. Terus menjauh jaga jarak, apalagi gue yang harus minta foto bareng."

"Kalo lo nggak mau gue kasih pilihan deh foto bareng El atau miss Linda," ucap Hilda tersenyum sambil menaik - turunkan kedua alisnya.

What the hell, Biee melotot mendengar pilihan yang Hilda berikan kepadanya, sial Hilda membuatnya semakin tersudut teman macam seperti apa Hilda sebenarnya ini.

"Mendingan gue pilih foto bareng laki-laki yang bernama El itu dari pada miss Linda!" Seru Biee mantap dengan penuh semangat.

Semua tersenyum penuh arti kearah gadis itu, termasuk Biee juga tanpa diketahui oleh teman-temannya.

"Pilihan yang bagus ingat waktu lo cuma lima hari, dimulai dari besok," ucap Bella

Lebih baik Biee mencari aman. Ia lebih memilih foto bareng dengan El dari pada miss Linda yang menurut pikirannya mempunyai ilmu sihir apalagi kucing hitam kesayangannya yang selalu ia bawa-bawa kemana saja dan lagi pula ini kesempatannya bukan.

"Eldomaro Elzo Domain," ucap Biee di dalam hatinya.

TBC

Jangan lupa tinggalkan jejak disetiap partnya!^^


Salam,

Sanders13

Elbiee : Prince Stone✔ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang