Prolog

12.4K 685 79
                                    

*****

HUNHAN Gs

*****

.

.

.


Di tengah kesakitannya, Luhan berlari keluar dari kamar itu dengan membawa air matanya.

Keadaan dirinya memprihatinkan, Rambut madunya berantakan, sekujur tubuhnya menggigil ketakutan. Luhan ketakutan apa yang menjadi kejahatannya selama ini akan diketahui oleh Sehun.

Menutup kencang pintu kamarnya, Luhan terduduk lemas bersandar dipintu, dengan selimut yang masih membalut tubuh mungilnya yang masih polos.

Air matanya tidak putus putus menetes.

"Bagaimana ini? Bagaimana kalau Sehun tahu semuanya." Luhan mengigit ujung ujung kukunya, berusaha mengontrol ketakutannya.

"Tuhan selamat aku.." Luhan memohon memejamkan kedua matanya, berharap kali ini Tuhan masih berbaik hati untuk melindunginya sekali lagi, begitu juga mengampuni dosa dari kesalahannya.

.

.

.

Lelaki bersurai hitam kelam itu mulai terusik.

Pemilik mata sipit berkarakter bak elang itu terbuka dikala silau cahaya matahari yang menyeruak paksa masuk lewat celah celah jendela besarnya, sengaja mengganggu tidurnya.

Dengan satu gerakan mengusap rambut hitamnya yang jatuh didahinya, kebelakang. Lelaki berahang tajam itu langsung bangun, duduk dipinggir ranjangnya memungut kesadarannya terlebih dahulu seraya mengurut pelan belakang lehernya, namun saat itu juga indera penciumannya menangkap bau yang membuatnya terganggu sekali, Bau Sperma. Dan rasa kantuknya langsung menguap bersama udara begitu merasakan keganjilan dalam dirinya.

Memeriksa keadaannya, Sehun memejamkan matanya kuat kuat ketika mendapati dirinya tengah bertelanjang dibalik selimut yang menutupi hanya sebatas pinggangnya.

Oh Sehun, bukanlah lelaki buruk bila mabuk dan akan melupakan apa yang terjadi padanya. Tidak, dia mengingat semalam sangat jelas, dia sudah meniduri paksa 'isterinya', entah apa yang merasuki dirinya sehingga bisa lepas kendali, dan melampiaskan birahinya pada wanita itu.

Sehun masih mengingat
bagaimana teriakan histeris Luhan untuk menghentikan perbuatannya, namun Sehun mengabaikannya dan tetap melanjutkan kegilaannya menyetubuhi Luhan sampai puas, dan kekelahan.

"Tolong, hentikan...hiks."

"Aku mohon,..."

"Tidak tuan...hentikan.. ini. sakit...hiks.."

Bibir Sehun tersungging dingin manakala memorinya memutar ulang kejadian semalam, dia menyetubuhi Luhan brutal layak onggokan sampah, tidak berharga sama sekali. Sekalipun wanita itu menjerit pilu, memohon padanya untuk menghentikan perbuatan kejinya, tapi Sehun menghiraukannya. Nafsunya terlalu besar sehingga mengabaikan nuraninya yang sempat tersentuh begitu matanya beradu dengan mata bening rusa yang memohon ampun ditengah kesakitannya. Namun Oh Sehun bukanlah lelaki si pemurah hati, tangisan wanita itu adalah kesenangannya, sehingga Sehun tetap melanjutkan aktivitasnya menggagahi Luhan, sampai wanita itu pingsan.

Biadab! Sehun akui itu.

Sekali lagi ditegaskan, dia tidak perduli.

Sehun, meregangkan otot punggung kakunya, tidak menyangka energinya bisa terkuras habis. Kelelahan yang diperoleh tubuhnya luar biasa.

Love is a complicated ||HunHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang