perjalanan aurora

34 4 2
                                    

Setelah surat peringatan tersebut dibacakan, bisik-bisik keraguan mulai terdengar di ruang pertemuan. Hati kedua saudara kembar tersebut mulai terusik dan ragu, namun mereka harus segera menyelamatkan adiknya yang ditawan oleh Cumulonimbus, raksasa kegelapan bertubuh besar dengan jenggot tebal di bawah dagunya. Ia sering terlibat perkelahian dengan raja Gorges karena menyalahgunakan kekuatan yang dimiliki. Setelah beberapa kali meditasi, kekuatannya semakin tak tertandingi, kini ia mulai berani menawan anggota divisi sedimentasi aeolis (sebutan untuk keluarga Gorges).
Aurora Borealis dan Aurora Australis dua saudara kembar identik yang ditunjuk Halley (surat peringatan setiap 76 tahun sekali) untuk menyelamatkan Virga, adik perempuan mereka yang ditawan sejak beberapa hari lalu. Saat itu Virga sedang asyik mencoba kekuatan barunya dengan menggagalkan hujan menyentuh permukaan tanah, tetes air tersebut tertahan di udara kemudian menjadi embun. Cumulonimbus geram melihat hal tersebut dan merasa marah karena Virga dianggap melanggar perjanjian perbatasan wilayah, kemudian ia menculik Virga.
“Aku anugerahi kalian berdua dengan tongkat apolisa, kalian gunakan ketika mengalami kesulitan di Long Valley.” Gorges mengangkat tongkat bercahaya itu dan menyerahkan kepada Aurora bersaudara. Ia melepas kepergian kedua putri kesayangannya dengan senyum, namun tak dapat terelakkan mata tua yang berkaca-kaca tersebut.
Dalam peringatan Halley disebutkan jika rute perjalanan mereka adalah markas Oxbow Lake, Planet Jupiter untuk bertemu Ganymede, gunung Long Valley di Sierra Nevada, California dan yang terakhir adalah markas Cumulonimbus pada ketinggian 8000m. Aurora bersaudara sangat bingung dan pesimis dengan kekuatan mereka, namun mereka tetap tersenyum dan berusaha tetap tenang.
***
Perjalanan mereka dimulai menuju Oxbow Lake, markas peri sedimentasi akuatis. Dalam perjalanan itu, mereka harus melewati sungai kecil berbentuk seperti tapal kuda, mereka tidak boleh sampai menyentuh air apapun yang terjadi. Dalam perjalanan tersebut, mereka bertemu dengan peri teka-teki, jika ingin lolos dari Oxbow Lake Camp, mereka harus menjawab teka-teki dengan benar. Sang peri juga memberikan satu permohonan. Namun jika mereka gagal, mereka akan terkurung dalam Oxbow Lake dan menjadi budak perantauan, nama lain untuk budak dari divisi lain.
“Aurora bersaudara…. Apa yang kalian ketahui tentang meander?” Terlihat gaya genitnya dengan tongkat berbentuk percikan air yang memancarkan cahaya putih, terlihat seperti ada berlian di atasnya.
Kedua Aurora saling berhadap-hadapan, berharap salah satu dari mereka bisa menjawab pertanyaan itu. Sementara peri teka-teki hanya tersenyum licik. “Bagaimana kami bisa menjawabnya jika itu bukan bagian dari kami!” Aurora Borealis membela diri.
“Meander adalah asal usul Oxbow Lake Camp. Mereka lahir sebelum Oxbow Lake, mereka saling bertemu dan menyatu.” Aurora Australis menjawab dengan mata terpejam seakan-akan mengingat jawaban untuk soal kuis di kuliahan. Tiba-tiba pintu kebebasan terbuka dan mereka bisa keluar. Peri teka-teki terkagum-kagum dengan jawaban itu, ia tak pernah menyangka namun ia hanya diam dan memberi senyum kecil. “Hebat sekali!” ia menggelengkan kepalanya dan memberi acungan jempol.
“Kemudian apa yang kau minta dariku?”
“Transportasi ke jupiter.”
“Baiklah, akan ada dua kuda terbang untuk kalian.”
Kedua kuda tersebut telah berdiri gagah di depan istal, mereka berdua langsung menaiki dan pergi, senyum kecil menghiasi raut muka mereka. Borealis masih bingung dengan keajaiban tadi. Namun, Australis menjelaskan jika ia pernah belajar ketika mereka masih bersekolah di Ionosfer. Ionosfer adalah tempat sekolah para Aurora sehingga mereka bisa mengeluarkan kekuatan cahaya yang indah di sana, namun karena suatu kutukan, Borealis hanya bisa menunjukkan kecantikannya di kutub utara sedangkan Australis sebaliknya. Setelah hampir dua jam mereka di udara, tiba-tiba dalam pikiran mereka tergambarkan kejadian masa lalu tentang Halimun.
Lima belas tahun yang lalu ketika ayah dan ibu mereka menikah, terjadi penolakan besar-besaran dari divisi sedimentasi aeolis. Menikah dengan perbedaan divisi kental dengan kutukan dan kegelapan, semua anggota, bahkan Cliff (kakek mereka) menolak hingga mencabut gelar pangeran mahkota dari Gorges. Gorges dan Halimun bersikeras untuk selalu bersama hingga terlahirlah dua bayi mungil yang cantik jelita, di keningnya tampak seberkas cahaya bersinar. Dalam surat Halley dikatakan jika ada dua bayi kembar lahir dari pernikahan beda divisi maka mereka akan menjadi penyelamat dari kegelapan di masa depan.
“Apa yang kalian lakukan di sini?” Ganymede ternyata lebih dahulu memergoki mereka dalam tidur. Mereka tiba-tiba terperanjat dan mengusap-usap mata, mereka terbaring di depan pintu istana, tak terlihat dua kuda terbang yang tadi mengantar mereka. Ganymede adalah putra terbesar dari Jupiter. Tubuhnya besar hingga lebih besar dari Mars.
“Kami butuh bantuan. Saudara kami ditawan Cumulonimbus.” Australis menambahkan.
“Surat Halley menyuruh kami ke sini.” Borealis memohon.
Ganymede memicingkan mata dan sesekali mengangkat alis. “Hmmmm.. Baiklah, karena keberanian hingga sampai ke sini, ambil ini. Aku berpesan gunakan secara bersamaan, seperti layaknya kalian yang tak terpisahkan. Ingat!”
“Cincin?”
“Itu akan membantu kalian, namun seyogianya kalian sendiri yang bisa mengalahkan kekuatan jahat tersebut.”
Tiba-tiba datang angin besar dan menerbangkan mereka hingga terjatuh dan terperosok di semak-semak, tak ada yang patah atau luka, namun seperti lecet di bagian tangan kanan. Cincin merah muda berlambang J secara otomatis menempel cantik di jari manis mereka.
“Kau tak apa?”
“Tidak. Ayo kita harus segera mencari taksi, hari mulai malam!”
Selang berapa menit, taksi putih dengan nomor polisi M 794 TK membawa mereka ke Sierra Nevada. Sopir taksi tersebut tak mengetahui pasti apa yang terjadi, hanya saja kedua anak identik tersebut terlihat aneh dari perbincangan selama berada di dalam taksi. Setelah sampai, sopir taksi berbalik badan menatap serius kedua bocah tersebut.
“Baiklah Nak, mengapa kalian tertarik ke Long Valley?”
Mereka berdua hanya tersenyum satu sama lain. “Ini pak, kembaliannya ambil aja.” kedua Aurora segera turun dan pergi. Sopir taksi tersebut hanya menaikkan alis dan berpikir, pasti kedua anak tadi sedang dihukum orangtuanya. Kemuadian ia menginjak gas kemudi dengan kencang dan segera pergi.
***
Di pintu masuk Long Valley terdapat bebrapa jalan yang rumit, mereka harus memilih antara batolit, lakolit, sills atau diatrema. Jika mereka sampai salah memilih, mereka akan tertelan dan menjadi hiasan unik yang akan di letakkan di kaldera.
“Aku ingat, tongkat apolisa!” Borealis menunjuk tongkat yang daritadi digenggam Australis.
Australis mengangguk serius, mengangkat tongkat dan memejamkan mata sipitnya. “Tunjukkan jalan untuk melewati Long Valley!” Tongkat itu bercahaya sekilas dan memberi gambaran dalam pikiran mereka berdua. Batolit berada di dapur magma, lakolit berada di litosfer, sills di antara dua lapisan, diatrema berupa pipa silinder dari dapur hingga permukaan. Namun gambaran itu samar dan tidak begitu jelas. Tiba-tiba mereka terbangun, mereka masih dalam keadaan setengah sadar.
“Aku bingung…” Borealis memegang kepalanya yang sangat pusing. Kepalanya tambah sakit hingga ia pingsan kembali. Dalam tidurnya terdapat sebuah mimpi aneh tentang ibunya yang telah meninggal di gua gelap dan panas karena mengorbankan jiwanya demi membebaskan kutukan Aurora bersaudara. Ibunya berjalan menuju permukaan melewati jalan setapak berbentuk pipa silinder kemudian menghilang.
“Kau baik-baik saja?” Australis memandang serta mengelu-elus kening saudara kembarnya tersebut.
“Aku tahu. Diatrema.” Borealis mengatakan dengan terbata-bata. Tiba-tiba pintu itu terbuka, Australis menuntun Borealis melewati jalan setapak itu, tampaknya ia masih pusing dan masih setengah sadar. Mereka tampak ragu-ragu melewati rute tersebut, namun akhirnya mereka bisa sampai kaldera dan mendapat tiket untuk sampai ke markas Cumulonimbus. Transportasi udara telah menunggu mereka berdua di atas kaldera.
“Pakai sabuk pengaman!” Suara pilot terdegar sangat tegas. Terdapat juga beberapa anggota divisi sedimentasi akuatis yang menjadi penumpang. Entah ke mana tujuan mereka. “Mau daging sapi?” suara pramugari dengan sangat lembut dengan membawa dua piring daging sapi.
“Terima kasih.” Langsung saja mereka mengambil dan memakan dengan sangat lahap. Lama sekali tidak merasakan lezatnya daging sapi. Daging dengan mayones dan segelas susu putih menambah nafsu makan mereka. Akhirnya mereka tertidur dan tak sadarkan diri.
Ketika mereka sadar, mereka ternyata telah berada di halaman kerajaan Cumuonimbus, pilar-pilar besar menghiasi pintu masuk. Istana itu tampak gelap dan mengerikan. Borealis menjulurkan lidah dan masih merasakan bagaimana sisa mayones masih menempel di bibirnya. Dalam tidurnya tadi ia bermimpi bertemu dengan sosok wanita cantik membawa surat peringatan Halley. Dalam surat itu tertulis cara untuk mengalahkan Cumulonimbus. Takdir telah berkata jika Cumulonimbus hanya bisa dikalahkan oleh aurora bersaudara. Awalnya mereka bingung, mengapa surat Halley datang saat ini dan mengapa hanya mereka yang bisa mengalahkan Cumulonimbus? Padahal ada ayah mereka raja Gorges yang sangat kuat ataupun putra raja Jupiter dan Ganymede.
“Apa kita akan masuk sekarang?” Borealis mulai ragu dan berhenti sejenak.
“Ayo!” Australis berjalan melewati saudara kembarnya itu. Ia mulai memasuki pilar pertama.
Istana ini cukup besar hampir lima kali ukuran lapangan sepak bola. Tampak patung Cumulonimbus berdiri gagah di sana. Langkah kaki mereka membawanya ke suatu gua di dalam istana. Borealis terkejut, bulu kuduknya berdiri dan kakinya mulai dingin. Tiba-tiba terdengar suara misterius dari arah utara.
“Aurora bersaudara!” suara berat dan wajah menyeramkan dengan jenggot tebal berwarna abu-abu muncul dari dinding gua gelap tersebut.
“Kembalikan adik kami!” Australis mengepal tangan dan menarik napas dalam-dalam. Terdengar suara tetesan air dari stalaktit beberapa kali. Suara kuda perang juga terdengar dari istal sebelah barat menambah keseriusan topik pembicaraan mereka berdua.
Adu mulut dan adu kekuatan pun tak terelakkan, meski beberapa kali terjatuh, namun Aurora bersaudara tampak tidak putus asa. Kekuatan mereka memang tidak seimbang. “Jika berani ikuti kami!” Australis berlari ke arah utara, menuju suatu tempat yang tidak begitu asing, dengan kekuatannya ia bisa terbang, sepanjang perjalanan terdapat semak dan jalan setapak. Tak jarang sebuah taksi melintasi jalan tersebut.
“Apa yang kau mau anak kecil?” Cumulonimbus mulai geram. Dilemparnya sebuah batu ke arah mereka. Untung saja batu itu melesat jauh di samping kepala mereka. “Kurang ajar! Rasakan ini!” sambaran petir mengenai lengan Borealis hingga jatuh pingsan. Australis sangat terkejut dengan serangan tiba-tiba tersebut, ia kemudian segera memberi balasan semampunya. Hanya kekuatan cahaya yang ia punya.
Dari arah selatan terdapat gulungan pasir menyerupai tornado, entah darimana asal kekuatan magic tersebut, namun kekuatan tersebut telah menganggu pandangan Cumulonimbus, ia sesekali menutup matanya dan berlari compang-camping tak berarah, saat bersamaan Australis mendekati Cumulonimbus dan melempar cincin Ganymede ke arah perut besar Cumulonimbus, Australis pun segera menggunakan kekuatan cahayanya untuk mengarahkan Cumulonimbus ke sungai mati. Sungai tersebut adalah bekas Oxbow Lake yang terputus, Cumulonimbus akhirnya terperangkap masuk ke dalam sungai mati tersebut selamanya, ia akan tertidur untuk waktu yang lama jika tidak ada kekuatan liar yang membangunkannya.
Tiba-tiba anggota divisi sedimentasi akuatis muncul, Australis baru sadar jika badai pasir tadi adalah pertolongan mereka. Australis hanya tersenyum pertanda terima kasih yang tak dapat diucapkan. Kemudian ia mendekati Borealis yang masih terlihat pusing, ia melihat cincin di jari manis Borealis dan terkejut, betapa cerobohnya dia hingga melupakan cincin yang di bawa Borealis, ia tak akan bisa menemukan Virga jika cincin tersebut masih di tangan Borealis atau jika ia membuat pengorbanan. Memilih di antara Borealis atau Virga yang akan kembali.
Anggota divisi sedimentasi akuatis yang melihat kejadian mengharukan tersebut tertunduk, mereka tak mungkin sanggup melihat air mata jatuh dari gadis mungil tersebut.
Australis berdiri dengan cincin diangkatnya tinggi-tinggi. “Raja jupiter, ayah dan semua anggota divisi sedimentasi aeolis, aku telah membuat kesalahan dengan caraku sendiri. Aku mohon jangan ada diantara Borealis dan Virga yang melakukan pengorbanan. Aku akan menerima hukuman atas kecerobohanku.” matanya terpejam, tiba-tiba cahaya keluar dari cincin tersebut dan menutupi tubuh Australis. Borealis yang melihat kejadian itu terkejut dan ingin menghentikannya namun ia tak berdaya dan kembali pingsan.
***
Tiba-tiba mereka bangun dan telah berada di samping istal istana, mereka tak begitu sadar dengan apa yang telah terjadi. Virga berjalan keluar dari istal dan memeluk mereka berdua. Entah mengapa merka bertiga masih bertahan hidup. Namun Australis merasa ada yang aneh dengan dirinya, ia merasa lemah dan tak berdaya bahkan untuk memancarkan cahaya seperti ketika di ionosfer.
Kemudian mereka berjalan masuk istana, seisi istana telah menunggu mereka dengan sumringah dan pancaran wajah bahagia. Gorges segera memeluk ketiga putri kesayangannya tersebut. Tiba-tiba datang cahaya dari arah selatan dan membawa Australis pergi, semua anggota sedimentasi terkejut dan menjerit, namun Australis menunjukkan senyum kecil dan lama-lama hanya tampak cahaya indah ke arah kutub selatan.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

perjalanan auroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang