Opening The Nailed Fence (2)

1.1K 87 4
                                    

Pagi ini, ia sudah kembali, Dawson sudah kembali ke rumahku. Baru saja, aku menerima kabar bagus dari bibi dan pamanku. Mereka akan mengunjungiku setelah satu bulan lalu adalah waktu terakhir mereka berkunjung. Memang, mereka akan memeriksa keadaan sekitarku setiap satu bulan sekali atau mungkin lebih sering.

Bibi dan Paman pasti akan sedikit terkejut dengan kehadiran Dawson. Aku tidak tahu, apakah Dawson mengenal mereka atau mereka mengenal Dawson. Karena mereka masih tinggal di wilayah yang sama.

Tapi aku ragu kalau mereka akan saling mengenal. Bayangkan saja, jarak dari rumah satu ke rumah lainnya cukup jauh. Ku dengar, perumahan di perkampungan dekat hutan ini masih sangat jarang dan wilayahnya masih sangat lengang. Itu juga menjadi satu alasanku untuk tinggal di sini. Jauh dari ingar-bingar perkotaan.

Sesaat setelah aku menerima telepon dari Bibi, aku memanggil Dawson yang sedang mengurusi tanaman kami di halaman depan. Dawson menyahuti panggilanku, ku dengar ia berlari kecil ke arahku yang sedang berada di teras depan rumah.

"Ya? Ada apa?"

Kukatakan padanya, "Bibi dan pamanku akan datang berkunjung. Apa kau tidak keberatan?"

Ku dengar Dawson tertawa kecil, "Lena... aku punya hak apa untuk merasa keberatan. Itu sangat tidak perlu. Aku senang bisa bertemu dengan mereka."

Aku terkekeh kecil, sedikit malu dengan kalimat bodohku tadi, "Baiklah... um, kau bisa meneruskan aktivitasmu, Dawson."

"Oh ya, aku hampir lupa," Dawson melangkah menjauh dariku, sepertinya dia sedang mencoba mengambil sesuatu dari ranselnya, "aku punya sesuatu untukmu."

Aku sangat antusias mendengar ucapan Dawson, "Tunggu! Apa itu-"

(...)

"Ya, tentu, ini dia!" ia meraih tanganku, memberikan barang pesananku.

Aku tertawa bahagia, aku berjingkrak kegirangan di depannya, "Dawson! Terimakasih banyak!" ucapku seraya memeluknya sekejap.

(...)

"Kau mau aku menyimpannya untukmu? Aku yakin kau mau merahasiakan ini dari bibi dan pamanmu."

"Kau sudah mengerti." Aku tersipu-sipu.

Dia mengambil anggur dan birnya untuk ia simpan di suatu tempat. Entahlah, aku tak tahu ia akan menyimpannya di mana. Aku meneriakkan ucapan terimakasih pada Dawson yang sudah berjalan menjauh memasuki rumah. Ku dengar sayup-sayup tawanya dari dalam sana.

.
.
.

"Kenapa larut sekali, Bibi?" Elena terlihat sedikit cemberut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa larut sekali, Bibi?" Elena terlihat sedikit cemberut.

Seorang wanita yang kuperkirakan sudah berkepala empat itu melepas mantelnya dan mengaitkannya di coat rack, "Maafkan bibi, Reese. Bibi harus mengantarkan kain hangat untuk Terry."

"Dan paman harus menyiapkan kayu yang banyak sebelum kami menginap di sini." Ucap seorang pria tua yang Lena panggil paman.

"Hmm... aku mengerti. Kenapa Terry tidak ikut?"

DUST IN THE WINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang