Everything is so different than I thought
But isn't it natural
The words that I've heard until now
The words were repeated because I don't want to be heard
Now, we don't have to listen
I think we can do that(Holland – Neverland, English Translation)
Starring
Jennie Kim (BLACKPINK)
Bae Joohyun (RED VELVET)
Song Minho (WINNER)
Lee Taeyong (NCT)
Gadis itu tampak terduduk di sudut ranjangnya dengan kedua tangannya yang memeluk lututnya dan wajahnya yang ia benamkan pada lututnya. Bahunya bergetar hebat, menandakan bahwa dirinya sedang menangis. Bagaimana tidak. Untuk kesekian kalinya, ia harus mendapati dirinya sendiri terkena komentar negatif dari netizen atau yang lebih dikenal dengan bashing. Gadis itu hanya lah manusia biasa. Berkali-kali mendapatkan hujatan tidak akan membuatnya semakin kuat. Ia juga punya hati yang bisa tersakiti karena komentar jahat dari netizen.
Seharusnya, netizen menyadari bahwa cyber bullying yang mereka lakukan mulai berpengaruh pada gadis itu. Tidakkah mereka menyadari betapa pendiamnya gadis itu sekarang? Tidakkah mereka menyadari bahwa ada yang berbeda dengan gadis itu saat dirinya baru debut dengan saat ini? Ah, tapi bukankah netizen yang sering menebar kebencian padanya justru senang dengan kondisi gadis itu yang kini begitu tertekan?
Sebenarnya, apa yang salah dengan gadis itu? Salah jika ia memiliki tipikal wajah yang datar dan aura yang dingin? Salah jika ia memiliki banyak teman? Salah jika terkadang ia diberikan part yang lebih banyak dibanding member lainnya? Salah apabila ia terlalu terlihat cantik dan menawan dengan apa pun pakaian yang ia kenakan? Salah jika ia sempurna?
Melakukan cyber bullying kepada gadis itu hanya menunjukkan betapa netizen jahat itu merasa rendah diri terhadap diri mereka sendiri. Mungkin, mereka tidak secantik gadis itu. Mungkin, postur tubuh mereka tidak sebaik gadis itu. Mungkin, suara mereka tidak sebagus suara gadis itu. Mungkin, mereka bahkan tidak ada seujung kukunya gadis itu.
Ponselnya dengan layar yang menampakkan deretan artikel yang baru saja dia baca, tergeletak di sampingnya. Setelah ia membaca beberapa artikel jahat mengenai dirinya dan seseorang yang sangat ia sayangi, ia sudah tak tahan lagi untuk tidak menangis. Air matanya tumpah begitu saja karena hatinya terasa begitu perih. Terlebih lagi, ia memikirkan bagaimana perasaan orangtuanya jika seandainya orangtuanya membaca artikel jahat tentang anaknya. Ia tidak tega membayangkan orangtuanya yang merasa sedih dengan cobaan yang terus-terusan menimpa gadis itu.
Seandainya saja ia bisa melakukan hacking pada beberapa situs yang selalu menampilkan artikel jahat tentangnya, mungkin sudah sedari dulu ia lakukan. Seandainya saja ia dapat melacak IP address haters dengan kemampuannya sendiri, mungkin sudah sedari dulu ia lakukan.
Ah, tapi tidak juga. Gadis itu terlalu baik untuk menaruh dendam pada orang lain meski pun orang itu telah menyakiti hatinya sedemikian rupa. Ironis bukan? Gadis berhati malaikat sepertinya justru terus-terusan mendapat hujatan dari netizen hanya karena ekspresi wajahnya yang datar. Memangnya dia harus bagaimana? Apa pun yang dilakukannya selalu salah di mata netizen.
Selain merasa khawatir dengan orangtuanya, gadis itu juga merasa khawatir dengan para penggemarnya. Ia tidak dapat membayangkan betapa hancurnya hati para penggemarnya yang tak hentinya disuguhkan artikel dan komentar jahat tentang gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshot (Jennie Kim X Boy Group)
Fiksi PenggemarKumpulan oneshot yang melibatkan Jennie Kim dengan member boy group.