16. ITS A LIE

203 33 9
                                    

"Kalau kau memilih mendekat. Tolong, jangan lepaskan aku. Ketika aku mulai menjauh" Jongsuk

.....

Jongsuk mendekat namun langkahnya terlihat lemah, badannya nampak goyah. Mungkin beberapa langkah lagi ia bisa jatuh, membuat para bodyguard yang berdiri tak jauh mulai berjaga-jaga.

"Biarkan aku pergi" ujar Jongsuk pelan dan terdengar lemah. Ia menyingkirkan tangan salahsatu bodyguard dari bahunya lalu masuk kedalam mobil.
"Biarkan saja dia. Bodoh ya tetap saja bodoh" gumam Jaehee sang kakak yang sebelumnya mendaratkan beberapa pukulan ke badan Jongsuk.

Di dalam mobil, Jongsuk berusaha menahan sakit saat memakai safety belt-nya. Lalu melajukan mobilnya cepat meninggalkan parkiran kantor.

Sementara itu, Suzy tampak sibuk melakukan pemotretan. Disela-sela istirahat ia mencoba menghubungi Jongsuk yang belum terdengar kabarnya sejak kemarin.

"Su.. Su.. Zy-shi" Sieon terbata-bata ingin memanggil Suzy. Wajahnya khawatir bercampur takut.
"Wae?" respon Suzy yang emosi karena tak bisa menghubungi Jongsuk dan diganggu Sieon disela-sela istirahatnya.
"Ada apa?" Lanjut Suzy ketus.
Sieon mendekat lalu memberikan ponselnya pada Suzy.

Suzy tak bereaksi sesaat setelah membaca sesuatu dari ponsel Sieon. Alih-alih menangis ia malah cuek saat mengembalikan ponselnya membuat Sieon yang melihat khawatir.
"Kau tak apa-apa?" tanya Sieon. Suzy hanya tersenyum masam sebari menggelengkan kepala lalu beranjak dari kursi karena pemotretan akan kembali dimulai.
"Oppa, coba kau cari tahu dimana Jongsuk. Kalau ia mau seperti itu ia tak akan mengirim pesan itu ke ponselmu. Dia pasti memilih bertemu langsung" bisik Suzy lalu pergi menuju lokasi pemotretan.

Jongsuk : "Jangan temui aku lagi"

.....

Tatapan Jongsuk terlihat kosong, ia duduk menghadap jendela besar di apartemennya. Pikirnya melayang, teringat ucapan kakaknya.

"Kau mau apa dengan kelebihan bodohmu?"
"Hiduplah seperti dulu, pergi yang jauh dan hidup dengan tenang disana. Bukankah itu keahlianmu, hidup tak terlihat?" ucapan Jaehee membuat Jongsuk tak bergeming, terlebih lagi pukulan yang didaratkan kakaknya di perutnya.

"Apa kau mulai senang karena Appa memberikanmu jabatan? Apa kau merasa dianggap seperti keluarga? Lupakan pikiran itu, cih"
Jongsuk tak sanggup menahan ucapan kotor kakaknya, ia mengepal telapak tangannya, ingin balik memukul namun kedua tangannya ditahan oleh para bodyguard sialan.

"Apa kau benar kakak kandungku?" tanya Jongsuk yang kesal dengan kebenaran pria yang nampak rakus dengan kekuasaan yang berdiri dihadapannya adalah kakak kandungnya sendiri.

"Hentikan hubunganmu dengan dia. Dan kembalilah ke Roma" Jongsuk menatap foto dirinya dengan Suzy saat berkencan yang terjatuh dilantai setelah dilempar oleh kakaknya. Ia memungutnya lalu berusaha melepas genggaman para bodyguard dan berjalan mendekati kakaknya.

"Arraso" bisik Jongsuk lalu berjalan menjauh.

"Sebenarnya kenapa kau kembali ke Korea dan bertemu keluarga, keluarga? Apa mereka pantas disebut keluarga?" gumam Jongsuk dalam hati. Dahinya mengernyit menahan obat merah yang mulai menyerap ke luka ditangan dan pinggangnya.

Dilain tempat, Sieon tampak sibuk dengan ponselnya. Mencoba mencari tahu keberadaan Jongsuk.
"Mereka yang berkencan tetap saja aku yang kena repotnya"gerutu Sieon.
"Gimana? Sudah tahu Jongsuk di mana ?" Sieon meloncat kaget saat tahu Suzy berdiri dibelakangnya entah sejak kapan.
Suzy mengambil ponselnya, mencoba menghubungi Jongsuk lagi.

Namun tetap sama, tak diangkat.

"Oppa, aku pulang nyentir sendiri saja"
"Aku langsung pergi ya, sudah selesaikan pemotretan nya" ujar Suzy lalu pergi begitu saja tanpa lebih dulu mendengar jawaban managernya. Sieon hanya diam terpaku merasa lemah tak bisa mengatur artis satu-satunya yang ia manager-i.

....

"Password wrong.. Password wrong.. " Suzy sudah dua kali memasukkan nomor password apartemen Jongsuk, tapi salah.
"Hya!!  LEE-JONG-SUK, BUKA TIDAK PINTUNYA!" Teriak Suzy dari interkom.

Jongsuk memang ada di dalam apartemen namun ia memilih duduk bersandarkan pintu apartemennya, tanpa ada niat merespon teriakan Suzy di interkom ataupun membukakan pintu.

"Kurasa kembali ke Roma adalah pilihan yang tepat" ujar Jongsuk yang tertunduk diantara lututnya.
"Wahh pria gila, kenapa kau tak bukakan pintu? Kau pikir aku akan menuruti pesanmu yang kau kirim ke ponsel Sieon? Hya!  LEE JONGSUK!" dari suara lembut hingga kembali meninggi. Suzy kembali mengetuk pintu apartemen Jongsuk namun tetap tak ada respon.

"Kau kenapa? Coba cerita, bukan tiba-tiba melarangku untuk bertemu denganmu. Memang kau siapa melarang yang ingin kulakukan? Jongsuk-ya~ bukankan pintunya, hem?" Suzy berhenti berteriak takut penghuni apartemen sebelah keluar dan menyadari kalau perempuan yang sedaritadi berteriak adalah artis, Bae Suzy, bisa gawat. 
Berdiri cukup lama dengan heels, Suzy mencopot alas kakinya lalu duduk bersandarkan pintu, ia berusaha menunggu selama apapun sampai Jongsuk membukakan pintu.

......

TBC

.....

Akhirnya bisa update juga :")  sudah lama gak aktif di watpad, ceritanya ini terakhir diupdate 2018. Semoga masih ada yg setia menunggu kelanjutannya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love, LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang