《°Eighth°》

875 112 51
                                    

"Halo"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo"

"Halo sayangkuu, bagaimana kabarmu dan peanut siang ini?"

"Uhm Niel... hanya ingin mengingatkan kalau kau baru saja pergi selama 2 jam dari rumah, tentu saja aku dan peanut baik-baik saja"

"Hehe aku kan hanya ingin memastikan sayang, 3 jam lagi aku akan pulang untuk makan siang. Ada makanan atau sesuatu yang kau ingingkan?"

"Aku ingin makan ayam Nyelll~ tapi yang pedas yaaa"

"Sayang baru saja kemarin Seongwoo hyung mengatakan padamu untuk tidak makan makanan yang rasanya terlalu kuat, lambungmu tidak sanggup menerima makanan pedas, lagipula kasian peanut kalau kau makan makanan pedas"

"Ish ini keinginan peanut bukan aku tau! pokoknya aku ingin makan itu, awas kalau tidak dibelikan!" Minhyun menutup panggilan telponnya secara sepihak.

Bibirnya mengerucut lucu dan dahinya mengerut kesal.

"Kalau tidak ingin mengabulkan permintaanku seharusnya tidak usah menanam saham padaku, dasar Kang Daniel menyebalkan"

"Kalau tidak ingin mengabulkan permintaanku seharusnya tidak usah menanam saham padaku, dasar Kang Daniel menyebalkan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Ceklek

"Sayang aku pulang" Daniel berteriak sambil sibuk melepaskan sepatunya.

Mendengar suara suaminya, Minhyun turun dari sofa yang tadi dia duduki dan berlari kecil menuju pintu apartemen.

"Hey hey jangan berlari seperti itu, kalau nanti kau jatuh bagaimana" Daniel berucap khawatir.

"Hehe mian, aku rinduuuuu" Minhyun memeluk Daniel erat sambil terkekeh senang. Sepertinya mood Nyonya Kang sudah kembali normal.

"Jangan terlalu erat sayang, kasihan peanut terhimpit" Daniel mengelus rambut halus Minhyun.

"Cerewet sekali sih, semuanya diprotes. Sebal!" Minhyun melepaskan pelukannya dan menatap Daniel dengan ekspresi kesalnya.

"Uhh menggemaskan sekali Mamanya peanut ini" Daniel mengecup pipi tembam Minhyun berkali-kali.

"Ayo makan, pesanan Nyonya Kang sudah siap" Daniel mengangkat tas kresek yang ia bawa.

"Sudah tidak ingin makan ayam! Maunya makan makanan yang dimasak Daniel~"

Sudah tertebak

Minhyun selalu meminta dibelikan makanan ini dan itu, tapi nanti setelah dibelikan pasti keinginannya berubah. Makanya Daniel tadi sengaja memesan paket ayam yang medium, karna Daniel yakin yang akan memakan ayam ini pasti dia.

"Yasudah tunggu sebentar ya, aku akan memasakan sesuatu untukmu dulu. Duduk manis di sofa okay" Daniel mencium kening Minhyun dan berjongkok untuk mencium perut Minhyun yang kini mengandung 5 bulan.

"Peanut sayangnya Papa, jangan nakal ya. Kasihan Mama kalau kamu nakal di sana" Setelah mengucapkan itu Daniel berdiri lalu pergi ke dapur.

Minhyun yang diperlakukan seperti itu hanya bisa tersenyum haru dan senang, Danielnya tidak akan pernah marah walaupun harus menuruti permintaannya yang aneh-aneh. Dibentak dan dimarahi pun Daniel tetap sabar menghadapi Minhyun.

"Sayang!" Daniel yang merasa terpanggil menolehkan kepalanya yang sedang menghadap ke kulkas yang terbuka.

"Saranghae~"

"Jangan menggodaku seperti itu dong" Daniel memasang wajah memelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan menggodaku seperti itu dong" Daniel memasang wajah memelasnya.

Daniel kan tidak kuat kalau melihat istrinya menggemaskan seperti ini. Jadi ingin memakan Nyonya Kang saja kalau begini ceritanya.

"Hihi sana masak, peanut lapar Papa~" Minhyun berujar manja di akhir kalimatnya.












kkeut.

SAMOYED WITH FOX | NIELHWANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang