Perkenalkan namaku Adlin,jika kalian membaca cerita ini berarti kalian harus aku curigai!,ini bermula di kamarku,aku selalu terganggu,aku selalu di ganggu oleh DIA,aku tak t
tau namanya tapi rasanya dia selalu memandangku di sudut kamarku,bahkan aku selalu ingin tau siapa dia yang selalu menggangu waktu malam ku ini...,
Kejadian ini di mulai di saat aku bermain dengan kawan-kawan ku,hari dimana awan mendung sudah menyelimuti langit,kami yang sedang bermain terganggu dan terjebak hujan,kami pun mencari tempat perlindungan ..tepat di halte bus yang kumuh di perempatan blok cHalte tersebut sudah usang dan sepi,bahkan hanya ada 1 ataupun 2 orang yang terkadang diam di halte tersebut untuk berteduh..biasanya orang orang tunawisma..
Kali ini kami kedinginan di luar..ouh ya aku belum sempat memperkenalkan dengan siapa aku bermain? Aku bersama 3 temanku yaitu sassa,Imel,dan Fadel..,kami saat itu berumur 13 tahun..,masih di bilang kami masih duduk di bangku SMP kelas 8.
Sasa,Imel dan Fadel adalah teman SMP ku yang kebetulan orang tua mereka sudah akrab dengan orang tua ku,kami biasa bermain di saat waktu luang..
1 jam kami menunggu hujan reda tapi tak kunjung reda,rasanya kami tak dapat membedakan langit sore dan malam ,hanya suara adzan yang kami dengar dan kami pun tak kunjung bisa pulang..
"Mel..? Gimana nih kita pulang?coba kamu tanyain ke ayah kamu..tau aja dia bisa jemput!?"tanyaku dengan nada gelisah,
"Iya dlin klo bisa dari tadi mungkin aja udah aku telepon si ayah ! Tapi hp aku kan mati..kamu tau kan tadi aku lupa bawa charger!?"ujar ImelKami tak bisa berbuat apa apa melainkan harus nekat menembus hujan badai kala itu..,ketika kami sudah membulatkan tekad untuk keluar melewati hujan,ada seorang kakek yang mengatakan bahwa di luar sedang banjir besar,kami pun terheran sekaligus terkejut apakah memang diluar banjir besar,dan apakah karena banjir itu orang tua kami tidak menjemput ??..,akhirnya kami pun kembali mengampih di halte tersebut..
Hari pun menjelang malam,di halte saat itu hanya ada kami berempat,diriku mulai merasakan hal yang janggal ,rasa bertanya tanya pun mulai terpikirkan...,ketika kami mengampih di halte tersebut ..kami hanya bertiga,di luar pun dalam keadaan hujan yang lebat,dan rasa nya tidak ada orang di saat itu..melainkan kami..,entah darimana si kakek tersebut datang dan bajunya kering tanpa kebasahan,melainkan hanya tatapannya saja yang dingin dan kosong melihat kedepan..
Tapi buat apa aku berpikiran aneh awal mulanya,yasudah kami hiraukan saja dan kami diamkan saja si kakek,tiba tiba..
"Tok..tok..tok" seperti ada yang mengetuk dinding luar belakang halte,"suara apaan tuh ?" Tanya adel…,"lupain aja palingan cumann batu.."kata Imel,lalu "tok..tok..toook" suara itu kembali terdengar dan lebih keras..,kami menoleh kepada si kakek yang tiba tiba ia menghilang dari halte tersebut..
"Loh kemana si kakek??"tanya Fadel,"palingan dia udah pulang " jawabku,tapi rasanya seperti ada yang masih mengawasi kami saat itu,..pundaku mulai dingin..telapak tangan ku mulai mengeluarkan keringat dingin entah mengapa,rasanya ada yang bernafas di leherku.."Hsss...Hss...ss".,aku spontan menengok ke arah pundaku danAlangkah terkejutnya aku melihat si kakek yang menatap diriku dengan mata yang putih tanpa pupil,dan mengerang kesakitan..,"Aaaaaaaaargh!!!" Teriakku ..dan akupun berlari menarik teman teman ku pergi..
Ini menjadi awal kesalahan ku..,aku terjebak di jalan yang gelap,"Mel,del engga mau lagi diem di halte itu lagi !"ujarku,tapi Imel dan Fadel tidak menjawab apapun..
Kedua tangan yang ku pegang rasanya dingin..sedingin es,"Mel..Del..?",aku belum sempat menengok ke belakang..setelah aku menengok ke belakang....
"Imel dan Fadel tertunduk diam,dan mulai melihat ke arahku dengan mulut terbuka lebar "...
Akupun pingsan..rasanya pusing..aku tergeletak..di jalan..
...neng..
Neng..
Neng..!!Aku terbangun dibangunkan oleh bapak bapak yang sedang ronda,"kunaon neng?Naha tiasa pingsan di tengah jalan ? (Kenapa neng kenapa bisa pingsan di tengah jalan?)
Aku hanya bisa terdiam dan lemas..Lalu aku pun di bawa ke rumah..
Terdengar suara di ruang tamu dimana bapak bapak ronda tadi mempertanyakan dengan siapa aku bermain ?"Pa Eman,punten nya ai si neng,Ameng sareng saha?"(pa eman permisi klo si neng,main sama siapa"?)
"Saur mamah na mah Ameng sareng Imel sareng Fadel"(kata ibunya mah main sama Imel sama Fadel")
"Punten,pa lamun teu lepat mah..Imel sareng Fadel teh tos teu Aya pa..Kamari waktosna ..Imel sareng Fadel teh kacandak palid ku banjir ..NU Kamari oge cenah mah Aya aki-aki oge ka candak palid oge ku banjir di halte?" ( Klo ga salah Imel sama Fadel mah udah meninggal kebawa banjir kemarin,dan ada kabar juga ada kakek kakek yang kebawa arus banjir di halte")Ouhh iya aku pun belum menceritakan bawah banjir besar pun melanda kami,terutama komplek perumahan kami mempunya selokan besar yang mengalir di bawah halte juga..
Lalu..dengan siapa aku bermain..
Sebenarnya....ketika Imel berkata dia tidak membawa charger....dan ketika kejanggalan itu pun terjadi akupun bingung...Tapi bagaimana pun aku berterima kasih kepada Tuhan..bahwa Imel dan Fadel bisa bertemu dengan diriku untuk terakhir kalinya..
Dan orang yang di sudut kamarku itu ..
..adalah DIA yang tetap menjadi rahasia ku untuk menulis cerita ini..Tapi aku yakin akhirnya aku bisa tenang kalian sudah membaca cerita ini dan aku bisa beristirahat di kubur ku..
Terima kasih..
...
..
.
..