Chap 8 - Last

12.6K 970 10
                                    

Boleh minta nya??

Dan, Typo adalah makanan sehari-hari buatku. 😉😉
.
.
Langit menjelma sangat indah dibalik sinar matahari yang membingkai indah diatas sana.

Seorang wanita yang memiliki tubuh langsing dan semampai itu terlihat sedang menikmati rutinitasnya sebagai seorang model.

Tak disangka, ternyata wanita keturunan Senju tersebut memiliki kemampuan berpose yang tak kalah anggunnya dengan modeling-modeling papan dunia.

Diakui atau tidak, wanita yang memiliki surai merah maroon
tersebut mampu membuat beberapa staff ikut terpana dengan pose dan senyumannya di depan kamera. Tidak menutup kemungkinan, jika Karin bakal di dagang-gadang menjadi model Internasional jika eksistensinya tetap di pertahankan seperti ini.

"Ok, cukup sampai disini," teriak sang fotografer sambil melihat-lihat hasil jepretannya.

Lelaki yang memiliki perangai aneh itu menatap Karin dan mengangguk sekilas. Sepertinya ia sudah sangat puas dengan hasil yang di dapatkannya hari ini.

"Cukup? Kupikir akan membutuhkan waktu yang lama seperti biasanya." Ujar Karin mendekati pria bernama Deidara tersebut.

Wanita dengan style yang sangat menggoda itu menatap kenalan lamanya bingung. Tak seperti biasanya, lelaki yang terkenal dengan hasil pekerjaan yang perfect itu bisa menghentikan pekerjaannya dengan cepat seperti ini.

"Ya... Kupikir ini sudah lebih dari cukup. Setelah ini aku harus memotret nona Haruno, Karin. Aku harus membagi sesi pemotretan dengan adil. Lagipula, aku sudah cukup puas
dengan penampilanmu hari ini." Deidara tersenyum dan menampilkan sederet gigi-gigi tajamnya.

Sedangkan Karin terlihat kesal dan sedikit tak terima dengan keputusan yang baru saja di berikan oleh sahabat lamanya itu. Entah kenapa ada perasaan tak suka saat Deidara menyebut nama Haruno didepannya.

Selama ia bergabung di perusahaan Akasuna Corp, tak pernah sekalipun Karin bertatap muka atau mengobrol basa-basi dengan wanita bermarga Haruno tersebut. Meski begitu, rasa tak sukanya memang bukan berasal dari hal itu, melainkan dari kasak-kusuk yang sering beredar beberapa minggu ini.

"Terserah apa katamu saja" gumam Karin menyahuti lalu berlenggang pergi meninggalkan Siugetsu begitu saja.

****

Karin menghempaskan dirinya di sofa empuk di ruang ganti. Wanita yang sering memakai kaca mata itu sedikit mendecih kesal saat sesi pemotretannya dihentikan secara sepihak.

Walaupun Suigetsu berhak melakukannya, tapi tetap saja wanita senju tersebut tak bisa terima dengan alasan yang baru saja di dengarnya. Membagi sesi pemotretan dengan adil, eh? Jangan bercanda.

Sejak kapan ada peraturan semacam itu? Karin melepaskan sepatu berhak tingginya asal, sesekali ia menggerutu dengan sikap dari sahabatnya yang menurutnya menyebalkan. Namun sepertinya bukan hal itu yang membuat emosinya tersulut. Karin bukan tipe wanita yang akan dengan mudahnya terpancing karena hanya masalah sepele seperti ini.

Yaaa... tentu saja tidak. Dia hanyabmerasa kesal dengan berbagai spekulasi yang di katakan oleh beberapa karyawan di perusahaan ini. Wanita sexy itu sama sekali tak suka dan tak pernah sudi jika dirinya di banding-bandingkan dengan wanita manapun.

Karin mengernyitkan alisnya semakin dalam. Disaat seperti ini sebaiknya ia tak terlalu memikirkan beberapa omongan yang sama sekali tak berguna itu. Atau bahkan perlu ia harus mengesampingkan wanita yang bernama Haruno itu dengan tetap fokus dalam menjalani karirnya yang semakin melambung. Ia tak ingin hanya karena masalah sepele seperti ini bisa menganggu aktifitasnya dan mungkin saja bisa menghancurkan karir yang telah lama ia rintis dari bawah.

I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang