"Hun, kamu gak bosen?"
Kamu menatap laki-laki berusia 23 tahun itu dengan lekat. Kalian hanya diam di kamar Sehun tanpa melakukan sesuatu yang berarti. Kamu asyik berbaring di atas kasur dengan Sehun yang memangku kepalamu dan mengusapnya lembut.
Pintu kamar sengaja dibuka oleh Sehun, menghindari hal yang tidak diinginkan katanya. Sekarang sudah pukul delapan malam.
"Aku bosen nih, bingung mau ngapain. Kita udah main terus daritadi sore—oh! Kita nonton aja, yuk?"
Sehun mengangkat kepalamu, meletakkan bantal di bawahnya dengan perlahan kemudian bangkit berdiri dan berjalan menuju meja belajarnya, membuka laci teratas dan mengambil sesuatu.
Dia kembali dengan sebatang lilin dan korek api kayu. Sehun mematikan lampu kamar sebelum duduk di atas karpet dan mekirikmu yang kini menatapnya bingung.
"Sini deh," panggilnya lembut.
Kamu turun dari kasur dan duduk di hadapan Sehun. Kekasihmu itu mengambil meja kayu lipat di samping lemari yang tepat berada di belakangmu.
Dalam jarak sedekat ini kamu bisa mencium wangi parfum yang selalu Sehun gunakan di area leher dan telinganya.
Setelahnya, Sehun menyalakan lilin dan meletakkannya di atas meja lipat kecil itu. Kamu bisa melihat wajah Sehun dalam cahaya temaram ini. Harus kamu akui, Sehun terlampau tampan.
"Jangan ngelamun."
Sehun menepuk bahumu pelan. Kamu tersentak lalu buru-buru tersenyum lebar.
"Kita mau ngapain? Kok lampunya kamu matiin? Ngepet ya?"
Sehun tergelak. "Sembarangan! Mau ngobrol sama kamu. Biar seru aja, kenapa? Kamu takut?"
Kamu mendengus. Sebenarnya kamu memang sedikit takut akan gelap. Tapi malu jika harus mengakuinya di depan Sehun, bukan? Dan nantinya dia akan selalu mengejekmu karena takut dengan hal sepele.
"Nggak tuh." Kamu mengendikkan bahu acuh. "Mau ngobrol apa?"
Sehun tersenyum. "Apa aja."
"Oke. Gimana kalo kita main tanya jawab?"
"Gimana?"
"Aku bakal kasih pertanyaan terus nanti kamu jawab iya atau nggak. Gampang kan?"
Sehun mengusap dagunya, terlihat berpikir. Sedetik kemudian dia mengangguk. "Oke. Siapa duluan?"
Kamu menunjuknya dengan dagumu. "Kamu duluan baru aku."
Sehun tersenyum sebelum bertopang dagu di atas meja lipat.
"Hal yang paling kamu takutin?" tanya Sehun.
"Kenapa harus ini dulu sih yang ditanya?"
"Jawab aja sih." Dia terkekeh.
"Gelap sama kecoa, gak takut sih. Cuma geli."
"Wuaaah, sekarang kan gelap..."
"Diem atau aku tampol?!"
"Oke." Dia menahan tawanya. "Hm, hal yang paling kamu suka?"
"Jalan-jalan ke tempat baru terus bisa makan banyak tapi gak gendut."
Sehun tertawa sebelum mencubit pipimu. "Maunya kamu."
"Apalagi ya? Warna kesukaan selain abu-abu?" tanya Sehun lagi.
"Oranye."
"Makanan kesukaan selain roti keju?"
"Kue keju."

KAMU SEDANG MEMBACA
[Imagine Series] - EXO Version
FanfictionWhat if EXO Members be your boyfriend, bestfriend, or maybe-brother? Imagine Series #1 📍 Start : September 2017 📍 Revisi 📍 Imagine Area. Harsh comment not allowed.