EIGHT

4.4K 490 47
                                    

Otaknya kembali dipaksa untuk bekerja lebih keras. Memikirkan jalan keluar untuk menghadapi keluarga dari Krystal Jung. Ia tidak menyangka jika kejadian malam itu menjadi serumit ini. Kepalanya benar-benar pening jika harus terus berpikir.

Sejak pulang dari kantor, Sehun hanya terus melamun. Bahkan ia melupakan pertemuan dengan Kim Yuri. Membuat Yuri menerornya. Ia tahu ibunya sudah benar-benar sangat ingin mendengar penjelasannya.

"Ahjussi, jika ayah tidak mau menerimamu ... apa kau tidak akan jadi bertanggung jawab?" Tanya gadis itu dengan suara pelan, jujur ia juga takut jika Sehun berubah pikiran.

Sehun hanya diam, tidak mengeluarkan satu patah katapun. Tetapi tangannya tidak berhenti mengelus punggung Krystal. Gadis itu meminta ditemani tidur.

"Tidak masalah jika ahjussi tidak mau. Tapi aku mohon ahjussi tidak lepas tangan saat ayah mengusirku dari rumah." Ujarnya pelan dan itu berhasil mencubit hati Sehun.

Sungguh, ia tidak berniat lepas tanggung jawab begitu saja. Ia sudah menghancurkan masa depan gadis didekapannya ini, jadi ia akan berusaha bertanggung jawab. Hanya saja ia masih bingung, apa yang harus ia lakukan ketika berhadapan dengan Jung Yunho.

"Stt ... sekarang kau tidur, jangan memikirkan itu. Tidak baik untuk kandunganmu." Ucap Sehun

Untungnya gadis ini menurut, karena tak lama dari itu helaan nafas teratur mulai terdengar. Jika tidak, gadis itu akan terus memberondongnya pertanyaan tentang tanggung jawab dan akan kembali melukai hatinya.

+++

"Jadi, apa yang bisa kau jelaskan pada ibu sekarang?" Tanya Kim Yuri dengan nada yang benar-benar mengintimidasi.

"Aku yakin ibu tidak lupa bagaimana frustasinya aku dan Jongin saat saham perusahaan anjlok. Kami berdua memutuskan untuk pergi ke klub malam, aku minum banyak. Dalam keadaan tidak sadar, aku mereservasi kamar hotel di dekat klub dan disanalah kami bertemu. Aku ... tidak sengaja meniduri gadis itu." Jelasnya dengan suara pelan.

Sehun tidak berani mengangkat kepalanya, ia tahu ibunya pasti akan marah besar. Ia sudah siap jika harus menerima pukulan dari ibunya.

Tapi yang ia dapatkan kali ini bukan pukulan ibunya, tatapan kecewalah yang ia dapatkan. Itu lebih menyakitkan dibandingkan dengan sebuah pukulan.

"Ibu ..." panggilnya lirih saat melihat mata cantik itu meneteskan air mata.

"Ibu ... jangan diam, katakan sesuatu. Pukul aku saja, jangan seperti ini. Aku mohon ..." pintanya dengan suara bergetar.

"Apa dengan aku memukulmu akan mengembalikan keadaan seperti semula?!"

"Apa dengan aku memukulmu, semuanya akan berjalan baik-baik saja?! Jawab aku Oh Sehun!!" Bentaknya dengan suara keras.

Oh Sehun yang dikenal dengan kepribadian angkuh dan menjunjung harga diri, tidak berlaku saat ini. Ia menangis di hadapan ibunya, tak peduli dengan Jongin dan juga kedua asisten mereka. Ditambah seluruh pelayan rumah yang pastinya mendengar teriak dari sang nyonya yang menggelegar.

"Selama ini aku diam, tidak pernah melarangmu saat kau bermain dengan wanita-wanita di luar sana. Tapi kali ini kau sudah keterlaluan. Dia masih gadis Sehun, masa depannya masih panjang. Dan dengan seenak jidatmu kau menghancurkan masa depannya." Ucap ibunya, semakin membuat dadanya sesak.

"Ingat ... kau juga memiliki seorang adik perempuan, ibu tahu dia hanya adik angkatmu, tapi apa kau akan menerima jika hal itu terjadi pada adikmu?! Apa yang akan kau lakukan jika adikmu berakhir seperti gadis itu?!"

"Maafkan aku bu ... aku mabuk. Aku bahkan tidak ingat apa yang aku lakukan malam itu ..." jawabnya susah payah.

"Mulai sekarang, aku tidak akan ikut campur urusanmu." Ujar ibunya angkat tangan dan berlalu meninggalkan Sehun yang masih berlutut.

Sacrifice [EXO Fanfiction]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang