23

258 13 0
                                    


Bunda manggut-manggut seraya memperhatikan keseriusan anak gadisnya yang bercerita,dara terlihat mengeluarkan apa pun yang ada dibenaknya dengan penuh kegeramannya.

"Dara pikir Sarah itu teman yang paling baik bun,tapi ternyata Dara salah.."

Bunda mengeleng sejenak.

"Terkadang untuk mengubah permasalahan,kamu perlu mengubah cara pandang kamu dulu..maka kamu gak akan terbebani dengan hal-hal yang sebenarnya gak kamu inginkan.."

"Ah bunda mulai deh...setelah ini pasti bunda berfikir dia gak salah..sama hal nya kayak Genta kemaren,bunda tu harusnya dukung anaknya.."

"Ini bukan masalah didukung atau nggak,salah atau bener...
Tapi Dara..sekarang ini kamu udah gede,coba deh kamu ubah cara pandang kamu ke hal-hal yang baik tentang mereka..pasti kamu akan nentuin celah dimana mereka gak sepenuh nya bersalah.."

"Tapi Bun..ini masalah perasaan Dara,
Yang selama ini dia khianatin.."

"Dara..iya bunda tau semua itu tentang perasaan,yang sebelumnya kamu gak pernah minta.perasaan yang timbul dengan sendirinya..
Lalu salahkah kalo Sarah juga mengalaminya?,toh Sarah juga gak pernah minta..
Klo soal buku diary itu..Sarah buat itu kan bukan untuk kamu baca,bunda yakin dia gak sengaja ninggalin buku itu,dia juga gak kepengen kamu tau..
Karna apa?karna dia masih menjaga perasaan kamu..."

Gejolak di hati Dara mulai meredam,terlihat raut wajahnya mulai tenang.

"Sekarang kamu pikirkan baik-baik perkataan bunda..Bunda tinggal dulu."

Bunda beranjak dari tempat itu meninggalkan Dara yang terlihat tengah berfikir keras..


***

Dengan langkah yang terlihat ragu, Dara mendekati gadis yang tengah duduk di bangku kelasnya itu.gadis itu tak mengetahui keberadaan Dara dihadapan nya,karena gadis itu tengah sibuk membaca buku.

"Sarah..."

Dan pada akhirnya suara itu keluar dari mulut Dara yang terlihat cangung..
Gadis yang dipanggil Sarah pun mendongak,menatap Dara dengan penuh keheranan.

"Gue minta maaf sama perlakuan gue ke elo kemaren..gue sadar kalo disini gue yang salah,gak seharusnya gue nyakitin perasaan Lo yang sebenernya Lo gak pernah niat buat nyakitin gue.."

Sarah seperti hendak membuka mulut untuk berkata,tetapi..

"Tentang perasaan..
Elo gak salah,karna gue tau cinta gak bisa dipaksaiin..kita gak bisa nuntut dan kita pun gak bisa nolak.karena perasaan itu timbul dengan sendirinya,tanpa perlu alasan yang jelas,kenapa harus dia orangnya..
Itu adalah ketetapan-Nya.."

Sarah mengangkat tangannya dan mengulurkannya ke pundak Dara,tetapi..

"Gue gak mau cuma gara-gara satu cowok,persahabatan kita jadi bubar.
Tetapi kalo Lo masih belom puas,lo boleh tampar gue sekarang, gue iklas asal Lo masih mau temenan sama gue.."

Dara memejamkan mata,seperti hendak mengambil ancang-ancang ketika tamparan mendarat ke pipinya. Dara udah gak peduliin pandangan aneh dari teman-teman sekelasnya yang kini mulai menertawakan nya.

Sarah mengulurkan tangannya meraih pundak gadis dihadapannya,dan memeluk tubuh Dara..

Sontak Dara kaget dan mulai membuka mata,
Sarah melepaskan pelukannya dan menatap Dara dengan tersenyum tulus..

"Jadi Lo gak marah sama gue?.."

Sarah mengeleng.

Dara tertawa lepas melihat reaksi Sarah yang terlihat tak sedikitpun memendam beban ..

"Huuh... gue udah takut tadi sar,kalo Lo bakalan nampar gue."
Ucap Dara,sambil menarik napas lega..

"Oh ya,lo tau gak Sar,nilai ulangan gue kemaren lumayan loh,diatas KKM..sumpah gue seneng banget Sar,
Ini semua berkat kebaikan lo.."
Tambah Dara lagi.

"Alhamdullilah.."
Jawab Sarah singkat.

Ketika mereka berdua terdiam sejenak,Tiba-tiba...

"Ra..."
Sapaan dari cowok yang berdiri dibelakang bangku mereka.

"Aduh Sar,kayaknya kelas ini mulai gerah deh..apa AC nya mati ya?"

Sarah cuman celingukan,kayak orang bingug. tiba-tiba aja Dara mbahas tentang AC.

"Dara..."
Pangil cowok itu lagi.

"Eh Sar..Lo dengerin gak tadi sepatu gue ngomong?"

Dara melihat-lihat kebawah seolah mengamati sepatunya.
Sedangkan Sarah cuma bisa bengong melihat reaksi temannya itu.

"DARA PARAMITHA!..."
Cowok itu mulai memekik.

Dara mulai membalikan badannya melihat kearah Genta dengan geram.

"Woy,lo bisa gak sih ngomongnya biasa aja,lo pikir suara Lo gak pales apa? ,Atau Lo pikir gue budek?.Sakit tau telinga gue denger suara elo.."

"Berarti tadi lo sebenernya denger kalo gue ngomong?."

"Emang,tapi gue pura-pura aja gak denger,karna gak guna dengerin omongan lo..

yuk Sar,kita pergi aja dari sini,males gue ngeliat ni orang.."

Dara beranjak akan pergi.

"Dara dengerin dulu.."

Seketika langkah Dara terhenti.

"Apa lagi sih Lo?.."

"Gue mau kasih ini ke elo.."
Genta menyodorkan sebuah kotak berbungkus kertas kado berwarna merah.

"Apa ini?,kado?, sorry gue gak lagi ulang tahun.."
Jawab Dara sambil mengelak,dan berniat pergi.

"Ini sebagai tanda permintaan maaf dari gue,gue yakin Lo pasti suka sama isinya.."
Genta menyodorkan ulang bungkusan itu ke arah Dara.

"Suka?,sesuka sukanya,seseneng-senengnya gue sama pemberian dari Lo,buat apa?..toh, Lo gak bakal bisa ngebalikin barang kenangan gue sama Adit..dan jangankan seneng,nerima barang dari lo aja gue gak bakal sudi.."
Celoteh Dara dengan intonasi cepat,sambil menahan kegeramnya.

"Yuk Sar,kita keluar aja.."

Dara menarik lengan sarah,dan mengajaknya pergi.
Sarah yang bingung melihat mereka berdua,hanya bisa nuruttin ajakan Dara.

Sedangkan Genta hanya termangu melihat mereka berdua beranjak keluar kelas.











LOLA (Loading Lama)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang