Author POV
23.59 KSTYoongi masih betah duduk dilapangan hijau luas tempat dimana dia bisa melihat pesawat-pesawat lepas landas. Mata sipitnya terpejam menikmati angin dingin yang menusuk kulitnya.
Detik per detik, rasa sakit dibagian dadanya mulai merangsangnya. Tangannya kembali merogoh aspirin yang selalu ia bawa kemana-mana. Satu pil aspirin berhasil ia masukkan kedalam perutnya. Untuk kesekian kalinya, ia menangisi hidupnya.
Yoongi tak henti-hentinya menangis dilapangan hijau dingin tanpa ditemani seorangpun. Hari ini tidak jauh beda dengan 6 tahun yang lalu saat dimana ia kehilangan seorang gadis yang ia cintai.
" Sama saja kau menyiksaku. Bagaimana kau bisa memutuskan secara sepihak tanpa berunding denganku ? Bagaimana aku bisa menjalani hariku seperti tidak terjadi apapun ? 10 tahun untukku bukan waktu yang singkat. Tanpa komunikasi, bagaimana aku bisa mengetahui kondisimu ? Kau sedang hamil, seharusnya aku berada disisimu saat ini. Menunggu menjadi orangtua yang hebat untuk calon anak kita. Tapi...apa harus berakhir seperti ini ? " gerutu Yoongi.
Dari jauh, Jimin menatap Yoongi nanar. Untuk kedua kalinya, ia harus menyaksikan bagaimana kesengsaraan yang dialami hyungnya yang satu ini.
" Setidaknya kau harus bersyukur mempunyai istri sebaik Rowon, hyung. Dia rela jauh darimu hanya demi menyelamatkan karirmu dan juga orangtuanya. Kau harus bisa melewatinya, hyung. Aku akan membantu Rowon untuk menjagamu. " gumam Jimin dengan mata berkaca-kaca.
-oOo-
" MWORAGU ?! Rowon mengambil beasiswa tanpa mengajak satupun keluarga disini ? Yoongi ? Yoongi ikut ? " tanya Bibi Chae.
Taehyung menggeleng. Ia sudah berbohong pada Bibi Chae yang sudah ia anggap ibu tersebut. Taehyung hanya menjalankan amanah Rowon. Toh, dia berbohong demi kebaikkan.
" Eii, gadis nakal itu. Lalu siapa yang akan mengurusnya disana ? Dia sedang hamil muda tapi berkeliaran dinegeri orang tanpa suaminya. Dasar gadis nakal. Ingat saja kalau sampai dia pulang, akan kupukul dia didepan suami dan anaknya itu. " gerutu Bibi Chae.
Gyeongshim merasa ada yang tidak beres dengan mata Taehyung yang jelas memancarkan kesedihan. Sementara Bibi Chae menggerutu, Gyeongshim menarik Taehyung kebelakang rumah.
" Katakan apa yang terjadi. Rowon itu tidak suka sendiri. Aku tahu jelas kalau dia takut keluar negeri tanpa orang yang ia kenal. Apa sesuatu yang buruk terjadi ? Malhaebwa. " tanya Gyeongshim.
Taehyung memejamkan matanya berusaha untuk tetap cool. Tapi semuanya sia-sia, ia bukan tipikal orang yang pandai berbohong. Sama seperti Rowon.
" Seperti yang kau dengar, Rowon mengambil beasiswa tanpa sepengetahuan semua orang. Ahk, syukurlah dia masih menganggapku, dia hanya memberitahuku saja. Aku merasa mahal. " sombong Taehyung.
" Kim Taehyung, kau terlihat sangat buruk. Kau lupa ? Aku, kau dan Rowon, tak ada seorangpun dari kita yang bisa menyembunyikan masalah. Aku tahu betul kau itu sedang akting. Jangan mentang-mentang kau ini masuk jurusan perfilman jadi akㅡ "
Taehyung memeluk Gyeongshim agar gadis yang sudah ia anggap saudarinya sendiri itu bungkam. Dan benar saja, Gyeongshim bungkam saat mendengar isakan Taehyung. Dihati kecilnya berbicara, Taehyung benar-benar menyayangi Rowonku. Kau pria yang bodoh, Kim Taehyung.
Gyeongshim menepuk-nepuk pundak Taehyung berharap agar pria yang akan segera berumur 23 tahun itu berhenti menangis. Ia iba mendengar rintihan Taehyung. Air matanya jatuh, pasti masalah kali ini berat sampai pria bermarga Kim itu menangis sesegukkan.