The One

350 35 23
                                    

*****




Suasana taman tengah kota selalu ramai di pagi hari. Ada saja orang yang datang. Sebagian jogging, bermain dengan anak mereka, dan sebagian lagi hanya bercengkrama sambil duduk santai di bangku taman.

Duduk seorang namja dengan surai coklat pirang di salah satu bangku taman. Kedua lubang telinganya tersumpal hedset yang terhubung ke sebuah ipod berwarna putih. Matanya terpejam. Sepoi angin pagi yang sejuk menggeser sebagian poni yang menutupi keningnya.

Tanpa ia sadari, datang seorang namja yang memutuskan untuk duduk di sisi bangkunya yang lain. Wajah tampan berkarismanya makin bersinar dengan senyum yang mengembang. Tatapannya tertuju pada si pirang yang duduk di dekatnya.

"Hai," sapa si namja tampan itu.

Karna tak mendapat respon apapun, dia kembali menyapa.

"Hai, apa kau tidur?"

Pertanyaan yang sedikit bodoh. Jelas si rambut pirang itu tersenyum meski dengan mata tertutup. Jadi tidak mungkin dia sedang tertidur.

Merasa diabaikan, akhirnya namja tampan itu memutuskan untuk kembali berlari kecil mengelilingi taman. Meninggalkan si pirang yang masih asyik dengan ipodnya.






Rintik hujan mulai membasahi bumi pagi itu. Ya, matahari saja belum sepenuhnya terbit tapi hamparan tanah sudah basah karna gerimis.

"Sunggyu hyung, kau yakin akan tetap pergi? Pasti nanti turun hujan." tanya seorang anak kecil.

"Nde. Aku bawa payung, tenang saja."

"Memangnya dia akan datang?"

"Dia selalu kesana setiap hari, dan duduk di dekatku. Aku tidak ingin dia kecewa hari ini kalau aku tidak datang."

"Geuraeyo. Tapi langsung pulang ya hyung kalau dia tidak datang."

"Tentu saja. Bye Myungsoo ya."

Namja bersurai coklat pirang itu pun akhirnya pergi. Jarak tempatnya tinggal dengan taman tidak begitu jauh. Jalan kaki sebentar juga sampai.

Berbekal payung, Sunggyu menyusuri jalan menuju taman. Tempatnya biasa bersantai di pagi hingga siang hari. Tempatnya menemukan kedamaian. Tempatnya bertemu dengan dia, si suara merdu.





Woohyun menghampiri satu bangku yang ada di taman. Dia mulai lelah setelah mengitari taman lebih dari dua puluh kali. Tapi dia yakin rasa lelahnya tidak sampai membuatnya hilang ingatan. Karna seingatnya di bangku ini, biasanya akan duduk seseorang. Namja sombong yang selalu mengabaikan sapaannya. Rambut coklat pirang yang sangat kontras dengan kulit putihnya lah yang pertama kali mengalihkan perhatian Woohyun.

Tapi hari ini, tak ada siapapun yang duduk. Bangku panjang itu dibiarkan kosong tak bertuan. Bukan hanya hari ini, sudah dua hari ini Woohyun tak melihatnya.

"Kemana dia? Biasanya selalu duduk manis disini." celetuknya pada diri sendiri sebelum kembali meneruskan kegiatan joggingnya.







Seperti biasanya, sebelum berangkat bekerja, Woohyun selalu menyempatkan waktu untuk olahraga. Kesibukannya membutuhkan kondisi tubuh yang selalu fit, dan olahraga adalah yang paling dibutuhkannya.

CLICHÈTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang