✒34. Jadilah milikku

10.3K 714 18
                                    

Let's play song.
Happy Reading.

***

"Gak ada salep mas, adanya hansaplast aja." 

"Yaudah boleh dua ya." Arden memberikan uangnya lalu pergi menuju ke mobil. 

Arden menutup pintu mobil, tidak langsung menyalakan mesin ia menoleh kekiri. Amanda tersenyum disana sambil meminta bunganya. Arden menaikkan satu alisnya.

"Di bagasi." Ujar Arden menancapkan gas mobilnya.

"Kok dibagasi, sayang tau nanti buket bunganya rusak." Ujar Amanda, lagi-lagi matanya tertuju pada kakinya yang terus bergerak. 

"Siapa bilang gue beli buket." 

Amanda mengernyit, dia menengok kebelakang, mendapati bunga mawarnya mencuat melewati kursi, gadis itu lantas berfikir. "kok gede banget bunganya." Amanda melirik Arden. 

"Jangan bilang lo beli.." Amanda menghentikan mulutnya bicara karena Arden malah menyetel lagu dari radio mobilnya dengan suara agak keras. 

Terdengar suara merdu alunan akustik dengan nada yang tidak asing, Amanda berdiam mendengarkan seperti familiar tapi dia tentu tidak begitu mengetahui jenis lagu apa yang dimainkan. 

Since I've known you babe 

You were a light for me 

But taste of your sincerity  

  Build me a world to believe  

  But still there's a doubt  

  In you for loving me 

Though deep down inside 

You see what's in me 

Be my lady

Be the one 

And great things will come to our heart    

Mengagumi arti lirik lagu yang dimainkan, Amanda tersenyum diam-diam. 

"Suka lagunya?" Tanya Arden membelokkan setir ke kanan. Alunan lagunya masih menyala diiringi dengan gerimis yang mulai datang. 

Amanda mengangguk, "bagus. So sweet, lagu siapa?" Tanya Amanda. 

"Sandy Canester, judulnya," Arden menghentikan laju mobilnya tepat saat lampu merah menyala. "Be my lady." Ujar Arden menengok kearah Amanda lekat sambil tersenyum diujung bibirnya. 

Amanda menahan degub jantungnya, rasanya seperti Arden tidak hanya memberitahunya judul lagu tapi lebih seperti mengungkapkan sesuatu. Itupun jika Amanda tidak sedang besar kepala sekarang. Sungguh jantungnya seperti ingin meledak saja. Gadis itu tidak bicara apapun kecuali menurut ketika Arden membawanya keluar dari mobil dengan payung yang ada diatas kepalanya. 

Mereka telah sampai di suatu tempat tidak jauh dari persimpangan lampu merah. 

Dan langit mulai menggelap ketika keduanya justru duduk diujung cafe. 

"Pesen minum dulu, gue mau cari sesuatu disana." Arden menunjuk sebuah apotik yang berada persis disebelah cafe. 

Amanda mengangguk dalam diam. Tidak lama hingga Arden kembali dengan plastik obat ditangannya. "Kaki lo majuin." Arden langsung berjongkok menerima uluran kaki Amanda. 

The Bad Twins [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang