Problem

1K 66 7
                                    

Bzzzt! Bzzzt!

Bunyi percikan api terdengar jelas dari garasi keluarga Char. Ketiga pahlawan Kota Daedo berhasil menumpas kejahatan yang dilancarkan oleh Diluk juga Bikerbot. Berkat ketiga pilot cilik Tritan, keadaan kota kini kembali damai.

Namun tidak bagi Dylan. Dalam hatinya Ia merasa sangat resah sekali. Memang, kota berhasil diselamatkan, tetapi tidak dengan Z. Sebuah tobot milik Dylan.

Pertarungan sengit saat melawan Diluk tadi sempat membuat Z tumbang dan mengalami kerusakan parah. Berbeda dengan X ataupun Y yang hanya mengalami kerusakan ringan.

Dylan ingin sekali masuk ke dalam garasi dan melihat Z. Namun Ryan dan Kory melarangnya. Mereka memberitahu Dylan kalau cipratan bunga api dapat melukainya.

Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam berlalu.
Dokter Franklin akhirnya keluar dari garasi dan menemui ketiga pilot tobot Tritan.

"Ayah punya berita baik dan berita buruk. Mana yang ingin kalian dengar?" tanya Dokter Franklin

"Berita baik!" Jawab Kory dengan penuh semangat.

Kory berharap kabar tersebut mengubah atmosfer keadaan.

"Baiklah, berita baiknya adalah kerusakan X dan Y dapat diperbaiki. Tapi tidak bagi Z. Terlebih..."

Kata - kata Dokter Franklin terpotong. Kemudian ia mengeluarkan sebuah benda berbentuk bola dan berwarna merah. Namun bola kaca itu terlihat retak.

"Ayah, itu..." Ryan terkesiap.

"Ya, ini inti pikiran Z." Jawab dokter franklin dengan suara yang berat.

BRUK!!

Dylan terjatuh. Ia sangat terkejut. Hati Dylan begitu tercekat melihat inti pikiran Z yang hanya tersisa duapuluh persen itu. Lidahnya kelu. Ia tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun.

"Maaf Dylan, kerusakan Z berpengaruh pada inti pikirannya."

Ingin menangis rasanya. Ingin sekali Dylan menitikkan air matanya. Namun Ia tidak bisa melakukannya. Karena ia pernah berjanji pada Z untuk tidak menjadi seseorang yang lemah.

"Apa inti pikiran ini tidak bisa diberikan kepada Z lagi?" tanya Dylan dengan suara gemetar.

"Tidak Dylan, inti pikiran ini akan pecah apabila hal itu dilakukan. Dan jika inti pikiran ini pecah, kau akan kehilangan Z selamanya," jawab Dokter Franklin.

Hati Dylan serasa ditusuk oleh ribuan jarum. Ia sudah tidak dapat mengatakan apapun. Sang Pilot Z berlari, pergi ke suatu tempat dimana dia bisa sendiri. Agar ia dapat melampiaskan rasa sedihnya.

Dylan segera berdiri. Menepuk - nepuk celana panjangnya. Kepalanya tertunduk. Ia berjalan menuju pintu. Ryan sempat meraih tangan Dylan. Ia hendak menghetikannya.

"Kau mau kemana?" tanya Ryan.

"Biarkan aku pergi dari sini." jawab Dylan singkat.

Dylan segera melepaskan tangannya dari cengkraman Ryan. Ia segera pergi dari kediaman Keluarga Char.

Lari. Berlari menuju salah satu bukit yang ada di Kota Daedo. Tempat dimana ia dapat menyendiri. Sesampainya disana, Dylan duduk dibawah pohon rindang.

"Haaah..." Dylan menghela nafas dengan berat.

Ia menatap jam yang melingkar di tangan kirinya. Alat yang biasanya ia gunakan untuk berkomunikasi dengan Z.
Air matanya kini menuruni pelipisnya. Headset yang digunakannya pun ikut basah karena air matanya.

-Flashback-

"Z! Jaring laba - laba super!"

"Kerja bagus Z!"

"Hey, Z! Apa kau melihat bintang disana?"

"Maafkan aku Z,"

"Z! Tritan bergabung!"

"Apa ada masalah Z?"

-Flashback end-

Semua kenangannya bersama Z kini kembali berputar di kepalanya. Rasa sakit kembali menghujani perasaannya.

"Seandainya aku tidak memaksakanmu untuk bertarung melawan Diluk..." gumamnya lirih.

"Kau pasti baik - baik saja,"

Tiba - tiba, Dylan mendengar suara yang samar, namun sangat familiar ditelinganya.

"Tidak Dylan, ini semua bukan salahmu!"

Sebuah suara yang familiar terdengar di telinga Dylan. Suara yang sangat melekat di ingatannya.

*To Be Continue*

Stay HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang