Apalagi sih yang mereka ga punya? Kurang bagus apa jalan cerita hidup keduanya? Punya wajah tampan? Ceklis. Harta banyak? Duh, sampe 200 turunan juga ga akan abis. Loyal? Saking loyalnya, bisa aja mereka di bego-begoin. Terkenal? Sampe ujung dunia kali, udah pada kenal sepasang kekasih ini. Menarik? Lucu? Tetep mau susah payah?
Mereka punya semuanya. Hanya satu kendala mereka; mereka sama-sama manly. Dan selalu berebt posisi seme.
"Min, lo bisa temenin gue ga hari ini nyari perlengkapan buat project minggu depan?" Jihoon menerobos masuk ke ruangan sohibnya itu. Lee Seokmin menatap Jihoon dengan dahi berkerut. Ditutupnya laptop biru metalik miliknya dan berdiri.
"Lah, Soonyoung mana?" Jihoon mendengus seolah sangat kesal dengan nama yang baru saja disebutkan oleh lelaki jangkung di depannya.
"Gausah nyebut nama dia. Gedeg gue."
"Dih, marahan lagi lo pada?" Seokmin mengepak barng-barang yang ia akan bawa pergi. Berkas-berkas kantor juga sudah ia tata rapi, tinggal perginya saja.
"Ya abisnya dia ngeselin banget sih, jir. Gatau aja lo. Berantemnya kalian 'kan cuman rebutan posisi seme. Goblok." Jihoon menendang tulang kaki Seokmin meredam kekesalannya. Seokmin mengaduh dan memegangi kakinya yang habis terkena tindak kekerasan temannya tersebut.
"Bangcat juga kamu, Uji. Yaudah gue gamau nganter lo. Mending w main ps jir di rumah." Seokmin melangkahkan kakinya meninggalkan si pendek di belakangnya. Jihoon segera berlari menuju Seokmin dan menggeplak punggungnya kencang.
"YASTAGAAAAA. Sakit Jik geblek." Seokmin mengusap-usap punggungnya walaupun tak sepenuhnya kena. Jihoon mencibir Seokmin dan mengerucutkan bibirnya hingga membuatnya terlihat sangat imut di mata siapapun. Tapi tidaak dengan Seokmin. Dia ga akan memuji si pendek imut kalau tidak mau terkena lemparan staples ungu miliknya.
Mereka berdua berjalan menuju mobil Seokmin dan segera mencari apa yang Jihoon utuhkan untuk presentasi project minggu depan.
***
"MINNIE PULAAAAANG." Seokmin membuka pintu apartemennya semangat. Dia berharap seseorang akan menyambutnya hangat dengan senyuman taring menyenangkannya. Tapi, entah kenapa apartemen yang sudah dua tahun mereka tinggali terlihat sepi dan kosong. Seokmin melepaskan sepatunya dan segera masuk ke dalam untuk mencari Mingyu. Kekasihnya.
"Gyu? Kamu kenapa??!" Seokmin mendekati Mingyu yang terlihat sangat kesal di atas kasur berseprei abu tersebut. Tangannya terlipat di atas dadanya. Matanya tak ingin melirik Seokmin sedikitpun. Seokmin mengernyitkan dahi bingung.
"Kenapaaa sayangkuuuu." Seokmin memeluk Mingyu dari samping dan menciumi pipi pemuda tan dengan gemas.
"Kamu lupa ya!" Mingyu menghadap Seokmin dengan matanya yang memicing membuat Seokmin terkekeh gemas.
"Apa?"
"KAN HARI INI KAMU JANJI MAKAN MALEM DI RUMAH IHHH. Malah makan di lar sama Jihoon. Iya aku tau aku ga pendek. Ga imut. Ga lucu. Ga gemesin." Mingyu mengerucutkan bibir kesal. Seokmin semakin tertawa lebar melihat cintanya tersebut cemburu.
"Ih, kan dia bar-bar mulu ke aku yang, ga akan juga. Dia udah sama Uyong. Lagian kamutuh imut banget di mata aku. Kan kamu ukenya. Bar-barnya cuman di kasur."
"TAIK LO. PERGI GAK??!"
"Yuk pergi, mau kemana? Gancit?"
"TERSERAH LO FAGH."
Seokmin merangkul Mingyu dengan penuh kasih sayang. Dia membisiki kata-kata yang membuat Mingyu diam tak berkutik.
"Aku tadi kerja sayang, biar bisa beliin apa yang kamu mau. Kamu selesein aja dulu s2 kamu, nanti abis gini kita liburan ke Maldives, oke?" Gimana ga kalah Mingyu kalau Seokmin sudah kelewat manis seperti ini. Mingyu menatap dalam kedua bola mata Seokmin yang penuh kehangatan. Bibirnya menyunggingkan senyuman berarti bagi keduanya.
"Aku sayang kamu, Gyu~"
"Te amo, Seokmin jelek." Mereka berpelukan bak teletubbies dengan tawa yang tak pernah hilang dari mulut mereka. Bahagia mereka sederhana. Berbagi canda tawa bersama.
"Jadi jelas 'kan?"
"Apa?"
"Kalau aku semenya."
"IH MULAI LAGI KAMU SEOKMIN!" Cup.
"Masih mau ngelak?"
"Bangsat."
***
.
.
A/N: Haloooo, GYUSEOK AKHIRNYA UP NEEEEEEH~~ Aku team Mingyu uke. WGWGWGWGWWGWGWG ILY GUYS PEACE! Jangan lupa vommentsnyaa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
