" Karna sebuah pertemanan tidak akan hancur hanya karna seorang bajingan."
-3D Pembuat onar-
Sudah tiga hari Dara dan Alfy 'pacaran' terhitung dari hari Rabu kemarin. Tidak ada yang istimewa, mereka rutin mengobrol melalui ponsel seperti remaja kebanyakan. Jika mereka tidak sengaja bertemu, maka Alfy akan memperlakukan Dara seperti layaknya seorang kekasih. Mereka bercanda atau terkadang mengobrol di rooftop seperti biasanya. Tidak ada panggilan menjijikan seperti beib, honey, sweetie, atau yang semacamnya. Alfy memanggil Dara dengan sebutan Pacar dan Dara memanggil Alfy dengan menyebut namanya.
Sejauh ini, Dara menikmati menjadi 'pacar' seorang Alfy Nararya Putra. Cowok itu berlaku baik padanya. Juga beberapa kali Dara sempat bercerita tentang kehidupannya pada Alfy. Respon cowok itu juga menyenangkan; jika Dara tidak mau bercerita lebih lanjut, maka Alfy tidak akan memaksa. Malah ia akan mencari topik lain untuk mengalihkan pembicaraan. Dara senang memiliki teman curhat seperti Alfy. Hingga tanpa sadar, ia mulai merasa nyaman akan kehadiran Alfy dalam hidupnya.
" Pacar!" Sapa Alfy saat Dara baru saja turun dari motornya. Baru saja ia sampai di sekolah dengan selamat, Alfy sudah menghampirinya. Ternyata Alfy juga baru datang. Rambutnya acak-acakan begitu Alfy membuka helm-nya. Terlihat berantakan, tapi keren dan menambah kadar kegantengan Alfy.
" Hai!" Balas Dara riang. Tidak ada lagi gugup atau canggung saat bersama Alfy. Awalnya iya, tapi tidak lagi begitu Dara mengetahui Alfy itu pribadi yang menyenangkan. Hanya tiga hari, tapi Dara sudah tau banyak tentang Alfy begitu juga sebaliknya.
Dan yang terpenting, mereka berdua belakangan tidak pernah terlambat lagi.
" Barengan?" Tawar Alfy mengulurkan tangannya.
" Yuk!" Dara langsung menangkap tangan Alfy dan menggenggamnya. Mereka bergandengan menuju kelas dengan berbagai tatapan yang dilayangkan oleh murid lain. Dara tidak peduli, toh sudah terbiasa dari dulu. Alfy juga sepertinya mulai terbiasa dan tidak peduli dengan para CCTV kehidupan orang lain.
" Alfy ternyata ganteng ya."
" Iya. Gue juga baru ngeh."
" Pencitraan itu mah."
" Pengalihan isu aja si Dara."
" Gatel banget sih."
" Lebay ah, baru pacaran aja udah gitu."
" Iya, alay beud dah."
" Bla,bla,bla."
Sudah tiga hari Dara dan Alfy dihujami oleh berbagai ucapan pedas –yang kebanyakan ditujukan untuk Dara. Mereka berdua tidak peduli. Alfy juga belakangan mulai terkenal di sekolah. Dan sesuai perkiraan Dara, hampir separuh dari penggemar Rey berubah haluan jadi fans fanatik Alfy.
Btw tentang Rey, Dara masih tidak mau berbicara dengan cowok itu. Bahkan Dara cenderung menghindar karna tidak mau kelepasan menonjok cowok itu lagi. Karna Rey juga, hubungan Dara dan Diva sedikit merenggang.
Walau Diva bilang ia tidak marah pada Dara, tapi tetap saja mereka tidak sedekat dulu. Dara menghargai keputusan Diva untuk tidak berhubungan terlalu dekat lebih dulu, mungkin Diva butuh waktu untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa Dara tidak bersalah disini. Yang salah itu Rey, cowok brengsek yang memutuskan hubungan mereka. Sesekali Dinda sering menjadi jembatan bagi keduanya agar tidak terlalu canggung. Dara juga lebih sering bersama Alfy saat jam istirahat. Lagi-lagi karna ia menghargai keputusan Diva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucha || END ✅
Ficção AdolescenteHighest rank #22 in quotes [210119] *** Berawal dari pertemuan di depan gudang yang tidak disengaja. Alfy dan Dara terus terjebak pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Mereka terjebak drama yang mengharuskan Alfy berperan sebagai pacar Dara dalam w...