Beberapa jam kemudian acara pernikahan dadakan tanpa terencana itu pun selesai. Kedua keluarga dari pasangan pengantin dadakan itu pun juga sudah mulai pulang ke rumah masing-masing. Termasuk Johan dan Juno. Tadinya mereka berdua pengen ditinggalin di hotel, tapi Johannya gamau, dia pengen pulang ikut mamih. Dan disetujui oleh Juno, tapi sayangnya Juno gak pulang ke rumah aslinya, gak ikut pulang sama bunda sama ayah. Tapi ikut sama keluarga istri dadakannya itu.
Mereka sekarang udah ada di rumahnya Johan. Juno celingukan melihat sekeliling rumah Johan. Sebenarnya ini baru pertama kali Juno sampai masuk ke dalam rumah, seringnya palingan cuma nganter bundanya sehabis itu dia langsung pergi katanya kumpul sama teman-temannya.
"Nah, nak Juno selamat datang dirumah ini, sekarang kamu sudah jadi bagian keluarga sini,"sambut papih pada menantu barunya ini.
Juno cuma senyum kikuk, menerima sambutan sang bapak mertua. Sementara Johan cuma mutar bola matanya malas.
"Nak Juno,"
Juno melihat mamih yang barusan manggil. "I-iya tan?"
"Loh kok masih panggil tante, panggil mamih dong kayak Johan manggil,"
"Ah iya maaf tan- eh maksud Juno mamih,"
"Nah gitu dong menantu tampannya mamih," ucap mamih sambil mengelus-elus pipi menantu kesayangannya. Johan ngeliat tingkah mamihnya itu, ia hanya bisa berdecih pelan sambil menggelengkan kepalanya.
Melihat sikap anak bontotnya itu, lantas mamih langsung saja melepaskan elusan tangannya pada pipi Juno. "Johan anter suami kamu gih masuk kamar,"
"Kamar mana mih? Kamar tamu?"
"Ya masa kamar tamu sih sayangnya mamih. Kamar kamu lah. Kan kalian sudah sah jadi suami istri,"
Juno dan Johan melebarkan matanya. Sementara mamih hanya tersenyum jahil pada dua putranya ini.
"Tapi mih, kasurnya Johan kan cuma muat buat Johan sendiri. Mana muat kalo ada Juno,"
"Yakan tidak apa-apa, kalian bisa tidur dempetan kan. Dan itu lebih enak. Papih sama mamih bisa dapet cucu lebih cepat" kali ini papih ikut menimpali sambil tersenyum jahil seperti istrinya.
"PAPIH!!"
Johan menghentakkan kakinya kesal dan berjalan ke kamarnya ninggalin Juno sama orang tuanya bertiga.
"Nak Juno sana susul Johan. Kali ini kalian istirahat aja dulu supaya enak nanti malem,"
Mamih ngedorong-dorong bahu menantunya itu supaya ngikutin Johan ke kamarnya. Mau gak mau, Juno cuma bisa nurutin ibu mertuanya itu. Sesampainya di depan kamar Johan, Juno cuma bisa berdiri depan pintu. Ia masih ragu buat masuk langsung ke dalam kamar. Akhirnya perlahan ia mengetuk-ngetuk pintu yang sebenarnya gak dikunci dari dalam sama Johan.
Tok Tok Tok
Johan segera membukakan pintu kamarnya. Tatkala mendapati Juno di depan kamarnya, Johan cuma bisa melihatnya dengan tatapan datar. Tanpa pikir panjang, Juno langsung memasukkan badannya ke dalam kamar Johan. Tapi langkahnya terhenti, Johan menghadangnya untuk masuk dengan mengangkat kakinya.
"Ngapain sih lu, buntelan! Minggir,"
"Yee ini kamar-kamar gue. Lu kok sewot! Mau masuk kamar gue ada peraturannya,"
Juno memandang lelaki yang umurnya diatasnya setahun itu dengan pandangan malas. Juno tetap ingin memaksakan dirinya buat masuk, tapi Johan gak kenal lelah. Dia masih menghadang Juno dengan kakinya.
"Yauda apa peraturannya. Cepetan!" Juno mulai pasrah. Dia kali ini benar-benar lelah dan ingin segera mendaratkan badannya di atas kasur yang sudah di depan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Dadakan - DEEPWINK [✓]
FanfictionJohan Anggasta Wijaya Arjuno Satya Wirasastra Dua onggok manusia, yang diharuskan menikah menggantikan kakak mereka yang tetiba kawin lari dihari pernikahannya.