↪️ Share

351 57 21
                                    

Start,

"Jangan terpengaruh,"

"Kau tahu dia bukan orang baik-baik,"

"Dia juga tidak akan membiarkanmu melakukan apapun yang ia harapkan kepadamu,"

"Jangan biarkan dia yang menuntun jalanmu."

•••

"Hai," sapa laki-laki berambut biru itu dengan senyuman lebarnya.

Hayoon hanya tersenyum simpul, "Hai juga."

"Kukira kau tak akan membalas sapaanku,"

"Mengapa kau berpikir begitu?"

"Entahlah? Yang jelas perempuan mana pun yang pernah ngobrol dengan Hyokyung, aku selalu merasa mereka akan menjauh dariku,"

"Kenapa bisa begitu?" tanya Sujin penasaran. Sujin memang bukanlah murid lama di kelas ini, baru seminggu yang lalu ia meminta wakil kepala sekolah untuk memindahkan ia dari jurusannya sebelumnya.

"She shared my bad life story that happens around 1 year ago, i guess or is it more?"

"What happened?"

"Kamu benar-benar ingin tahu?"

"Ya,"

"Kalau begitu ayo kita membolos saja," ajak Byunggon -si lelaki berambut biru-.

•••

Flashback starts.

"BYUNGGON!"

"HAYOON!"

"Bodoh! Kenapa kamu malah membalas teriakanku. Ayo ke sini!"

"Nanti saja, di sana terlalu ramai,"

Gadis itu hanya berdecak kesal mendengar jawaban dari sahabat kecilnya itu, lalu mendatanginya dan menarik kupingnya keras-keras, "Badan tinggimu itu diperlukan di sana, Bodoh!"

"Memangnya tidak ada tangga?"

"Apakah kau memang semalas itu?" tanya Hayoon dengan wajah datar.

"Aku yakin 100% bahwa aku sedang malas," jawab Byunggon dengan wajah paling menyedihkan yang ia punya.

"Kalau gitu mati saja sekalian, kau kan bahkan terlalu malas untuk bernapas," omel Hayoon.

"Kalau begitu nanti siapa yang menggandengmu di pernikahanmu nanti?" goda Byunggon.

"Tentu saja suamiku," balas Hayoon cepat yang hanya dibalas oleh wajah kesal dari Byunggon.

"Apa kau tidak mengerti maksudku?"

"Tidak dan cepatlah bergerak, Badan Galah. Mereka membutuhkanmu untuk memasang banner di sana," dorong Hayoon lalu pergi meninggalkan Byunggon.

"KAU MAU KE MANA?"

"MENCARIKAN KUBURAN YANG LEBAR UNTUK PEMALAS SEPERTIMU!"

°°°

"Terus aku harus apa lagi di sini?" tanya Byunggon pada sekumpulan manusia yang sibuk dengan peralatan melukis setelah selesai memasang banner.

[2] Pour Vous, February...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang