Suami Simpanan Nyonya Kaya
💋💋💋
Saat Arvi pulang, dirinya terkejut mendapati adiknya yang tertatih sedang merangkak menuju ranjang reot yang tidak layak untuk dipakai.
"Dila!" pekik Arvi kencang, dengan segera Arvi berlari menuju adiknya dan membantunya seraya memapah adiknya itu untuk rebahan di atas ranjang reot-nya.
Setelah ia merebahkan adiknya, mata Arvi berembun karena melihat adiknya yang terlihat rapuh dan tidak bertenaga. "Dila, dimana yang sakit?" tanya Arvi khawatir seraya melihat dan menelisik memperhatikan tubuh adiknya itu, karena takut tubuh adiknya ada yang luka akibat terjatuh barusan.
Dila hanya menggeleng cepat dan tersenyum kepada kakaknya. "Dila mau apa memang, sampai terjatuh begitu? Mau mengambil minum?" tanya Arvi setelah melihat gelas pelastik yang ada dilantai dengan air yang menggenanginya.
Dila hanya mengangguk, Arvi pun akhirnya beranjak memungut gelas pelastik yang ada di lantai dan membawanya ke dapur dan mengambil air untuk adiknya.
"Dila, sayang. Ini minum lah!" kata Arvi seraya membantu adiknya untuk duduk dan memberikan gelas pelastik yang baru berisi air untuk diminum adiknya. Setelah Adiknya meminumnya, Arvi meletakan gelas air itu ke meja yang tidak jauh dari ranjang reot itu dan membantu Dila untuk rebahan kembali.
"Besok kita periksa ke rumah sakit besar yah! Kakak sudah punya uang untuk membawa kamu kesana." kata Arvi seraya memperlihatkan amplop dari Riva.
Dila menautkan alisnya, "da-dapat u-uang d-dari ma-mana?" tanya Dila dengan bergetar karena rasa sakit di tubuhnya, terutama dibagian perutnya.
Arvi tersenyum kepada adik satu-satunya itu, senyum yang sangat tulus dan hangat yang Arvi berikan pada adik tercintanya itu. "Jangan dipikirkan, itu urusan kakak! Yang terpenting kamu cepat sembuh dan sehat!"
Saat Dila akan membalas dan memprotes kakaknya itu, Arvi memotongnya dengan ucapannya yang membuat Dila tidak melanjutkan kata-katanya.
"Ta-tapi kak..."
"Sssattt, sudah berapa kali kakak bilang, jangan dipikirkan, kakak bisa mengurus diri kakak sendiri, kakak juga ingin kamu cepat sembuh, jangan membantah kakak, saat ini kamu prioritas utama kakak, sekarang istirahat buat besok, habis ini kakak akan ke rumah pak Ozan mau minta ijin kerja karena mau mengantar kamu berobat dulu!" Dila hanya mengangguk. Setelah mengatakan begitu, Arvi menyelimuti adiknya dengan kain selimut yang sudah kusam dan pergi meninggalkan Dila.
Dila menatap punggung kakaknya yang menjauh dengan pandangan nanar. "Maafkan aku, kak!" gumamnya lirih.
Arvi pun saat itu juga menuju rumah pak Ozan untuk minta ijin tidak hadir kerja untuk besok, pak Ozan sempat bertanya tentang pertemuannya dengan atasannya yang bernama Riva itu, tapi Arvi hanya menjawab sekenanya dan beliau mengatakan berniat membantunya itu saja, selebihnya Arvi tidak menceritakan apa yang diutarakan Riva padanya, karena ia sebenarnya tidak berniat untuk menerima permintaan konyol Riva padanya.
Merasa tidak pantas dan tidak sebanding, dirinya sudah pernah merasakan sakit hati saat pernikahannya batal karena ia tidak layak bersanding dengan kekasihnya dulu menurut calon mertuanya itu. Jadi Arvi berpikir realistis, kalau pun dirinya menerima tawaran Riva, ia merasa tidak layak bersanding dengannya. Bagaikan si kaya dan si miskin takut di kira nanti ia disebut matrealiatis menikahi Riva yang notabene adalah orang kaya.
Saat Arvi melihat pertama kali Riva di penginapan, ada debar hangat untuknya, Arvi paham mengenal tanda-tanda yang dirasakannya saat pertama memandang Riva, mungkin konyol memang tapi Arvi merasakan dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Riva pada saat beberapa jam yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami SIMPANAN Wanita Kaya ✅
Fiksi Umum⛔Sebagian Part Dihapus!!!⛔ Tersedia di Google Play & Play Books!! Arvi tidak menyangka pernikahannya dengan Riva ternyata membawa masalah bagi mereka berdua di kemudian hari. Bagaimana tidak, hubungan pernikahan yang di dasari atas kesepakatan yang...