Mentari pagi membangunkan Keynal dari tidur lelapnya, perlahan dia membuka mata, menyadari dimana dia berada, dia menatap dirinya yang sudah memakai piyama, dia yakin Veranda yang mengganti bajunya. Keynal turun dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi, dia melihat wadah berisi air dan handuk kecil dan Keynal yakin air itu, air yang Veranda gunakan untuk mengelap dirinya, semalam dia mabuk parah tapi sedikit banyak dia ingat kalau Veranda mengelap tubuhnya.
Keynal menatap wajahnya dikaca, 3 bulan berlalu dan tidak ada sesuatu yang menarik dengan pernikahannya. Tidak ada bedanya saat dia sebelum menikah dengan setelah menikah, mungkin yang terasa hanya ada orang lain yang berada dirumahnya, yang tinggal satu atap dengannya.
Keynal akui Veranda begitu memperhatikannya, dia akui Veranda istri yang baik, setiap pagi dia tak pernah luput menyiapkan sarapan untuknya dan tak jarang juga dia membuatkan bekal untuk makan siangnya. Dia juga sering menunjukkan wajah cerianya, tak pernah sekalipun Keynal melihat Veranda kesal atau marah dengan sikapnya yang begitu dingin padanya, bahkan beberapa kali pernah Keynal mencoba untuk memancing emosi istrinya tapi Veranda hanya tersenyum dan mengatakan tidak apa-apa.
"Apa mungkin aku akan mencintainya?" tanyanya pada diri sendiri
Keynal menarik nafas dalam, sekalipun pernikahannya tidak dilandasi cinta tapi tidak seharusnya dia berbuat seenaknya pada Veranda, mengacuhkan wanita itu atau bahkan tak pernah menganggapnya, Veranda sudah sangat baik padanya, kenapa dia harus membalas kebaikan Veranda dengan sikap buruknya.
TBC
