4

760 118 6
                                    

Vomment juseyo sunbae-nim

Pinky cemberut, Chan menatapnya dengan tatapan bersalah.

“Tapi ‘kan, lo janji mau pulang sama gue hari ini?” Pinky menagih janji pada Chan yang kini tengah menatapnya dengan tatapan memohon.

“Maafin gue, Pink. Hari ini tante gue lahiran, jadi gue harus langsung otw ke rumah. Gimana dong? Lu naik taksi online aja dulu, ya? Okay?” lagi-lagi Chan menatapnya dengan tatapan memohon.

Maafkan Chan yang udah bohongin kamu ya Pinky.

Pinky menghela nafas dan mengiyakan. Chan bernafas dengan lega, lalu menunggu hingga taksi online pesananan Pinky datang dan mengantarkan gadis itu hingga taksi yang ia tumpangi menghilang di balik pagar kampus.

🌸🌸🌸

Chan menatap kesal ke arah Mingyu yang kini tengah duduk dengan santainya di atas kursi panjang di dalam ruang latihan.

Ya, setelah mengantar kepergian Pinky pulang ke rumahnya, Chan bergegas pergi ke parkiran namun tak dapat menemukan Kim Mingyu di mana pun, hanya ada motor matic miliknya disana juga beberapa motor dan mobil milik mahasiswa lain. Lalu dengan frustasi ia berlari ke ruang latihan dan batinnya berteriak murka pada oknum bermarga Kim yang kini tengah mengipas-ngipaskan tubuhnya dengan cover buku usang, untuk mendapatkan sensasi sejuk dari kipasan tangannya tersebut. Sepertinya ia baru saja selesai latihan.

Ah ya, air conditioner-nya sedang di perbaiki, karena itulah ruangan ini terlihat seperti padang sabana yang kering ketimbang ruang latihan. Keringat mengucur keluar dengan derasnya, membuat kaos tipis yang dikenakan Mingyu basah dan sang empunya pun tak ambil pusing dengan itu. Membiarkan kaos basahnya menempel lekat, membuat bentuk tubuhnya tercetak dan terlihat sangat menggairahkan-

“Ka, kembaliin kunci motor aku!”

Tapi tidak bagi pemuda Lee yang lagi-lagi menengadahkan tangannya, meminta pada Mingyu untuk mengembalikkan hak miliknya.

Mingyu memperhatikkan tangan itu dengan sebelah alisnya yang naik, lalu menatap wajah Chan, “lu udah mau pulang? Bentar, gue beres-beres dulu.”

Mingyu seakan tak menghiraukan dan mulai membereskan barang-barangnya, juga telah menyeka keringatnya. Melapisi kaos tipis yang telah basah dengan jaket denim-nya, siap untuk pergi.

“Ka Mingyu, aku nggak bercanda, kak. Please, balikin motor aku, besok aku harus jemput Pinky. Kalo nggak, tante Nana bakalan marah besar, hari ini aja aku udah nelantarin anaknya dua kali, besok kalo kayak gitu lagi, bisa-bisa aku di panggang sama beliau.” keluh Chan.

Mingyu menatap wajah Chan yang tengah menunjukkan wajah memelasnya, “lagian kakak kenapa, sih? Pake acara ngancem kayak gitu? Maaf kalau kakak cemburu, tapi beneran, kak, aku sama Pinky nggak ada apa-apa, jadi kakak bisa deketin dia ka-”

Chan mengedipkan kedua matanya satu kali saat sebuah jari telunjuk Mingyu menempel pada bibirnya, membuat ia tak dapat menyelesaikan kalimatnya.

“Cerewet banget sih kek emak gue, ck! Udahlah, ayo pulang!” Mingyu telah berjalan terlebih dahulu.

Chan menghentakkan kakinya ke lantai, “Kak Mingyu ... Balikin motor aku ... ” rengeknya.

Tentu saja Mingyu tidak akan menghiraukan hal itu.

Tbc.

Wrong [Mingyu × Chan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang