Chapter 3

1.7K 205 13
                                    

KIT POV

Ting...tong...

Kit memencet bel pintu keluarga Varodom. Rumah yang ia datangi megah. Ya pantas saja keluarga Varodom merupakan keluarga yang terpandang di Thailand.

Setelah bel pintu berbunyi beberapa kali, akhirnya pintu itupun terbuka.

"Permisi, Saya Kit yang mengantikan dokter Loom." Kit merasa heran dengan wajah terkejut yang terpancar dari pelayan tersebut.

"Permisi" ucap Kit sekali lagi karena tidak mendapatkan reaksi dari pelayan itu. "Si..si..silakan masuk." Ucap sang pelayan terbata - bata.

Kit memasuki ruangan yang luas dan megah, sebenarnya sih Kit tak peduli sekaya apapun keluarga Vadorom. Toh tak ada hubungannya dengan kehidupan Kit. Kit merasa ada yang aneh, para pelayan berbisik - bisik begitu melihat Kit tapi Kit tak ingin berpikir negatif, jadi Kit hanya duduk dengan tenang di sofa ruang tamu.

"Permisi, perkenalan saya adalah Phun. Kepala pelayan disini."

"Salam kenal P'Phun. Saya Kit pengganti sementara dokter Loom."

"Salam kenal juga dokter Kit. Sebelum menemui tuan muda, tolong dokter menandatangani surat ini."

'Baru kali ini aku disodorkan surat kontrak saat merawat pasien, ada yang aneh.'

Seakan membaca kebinggungan diraut wajah Kit, kepala pelayanpun berbicara lebih lanjut " ini hanya surat kontrak agar dokter tidak membicarakan kondisi tuan muda ke dunia luar, seperti dokter tahu keluarga Varodom adalah keluarga terpandang. Jadi sebisa mungkin kami ingin menghindari gosip - gosip yang tidak perlu."

Kit mengerti maksud dari kepala pelayan. Memang menjadi kebiasaan bagi keluarga terpandang untuk menjaga rahasia internalnya. Kitpun akhirnya menandatangani surat tersebut.

Setelah menandatangani surat tersebut, Kit dibawa menuju kamar sang tuan muda Ming. Sebelum memasuki kamar, kepala pelayan sempat berpesan kepada Kit, jika terjadi apa - apa, jangan sungkan untuk berteriak minta tolong.

"Permisi tuan muda Ming, saya Kit pengganti sementara dokter Loom." Ucap Kit pada seseorang yang masih tergeletak diatas tempat tidur. Seseorang itupun membuka mata dan duduk diatas tempat tidurnya.

"Hai, dokter Kit salam kenal. Wajahmu imut, mirip dengan dia. Jika Ming melihat, dia pasti terkejut." Kit binggung dengan perkataan orang yang didepannya. Sudah jelas - jelas dia tuan muda Ming tapi kenapa dia membicarakan Ming seakan - akan orang lain.

"Ooo, kamu pasti binggung. Aku Mong bukan Ming."

"Apa kalian saudara kembar ?"

"Hahaha saudara kembar ? Jangan samakan aku dengan pengecut macam dia. Kau tahu aku sangat membenci dia."

Kit tak berkata apapun walau merasa ada yang aneh. Mong berdiri dengan cepat dan menarik tangan Kit. Kit terlempar ke atas tempat tidur.

"Kau benar - benar mengiurkan. Jauh mengiurkan daripada dia." Seketika itu juga Mong mengambil tali dan mengikat kedua tangan Kit. " let me enjoy you"

Mong mencium dengan kasar, mengigit bibir bawah Kit. Tangan Mong membuka kancing kemeja kit satu persatu. Mendapatkan perlakuan yang mendadak seperti itu. Kit memberontak, kakinya menendang nendang agar Mong menjauh darinya dan mencoba membuka mulutnya untuk meminta tolong.

"HELPP....HMM..HMMMP"

Suara Kit terbungkam karena Mong mengambil kesempatan itu untuk memperdalam ciumannya. Lidah Mong mengeksplor dalam mulut Kit, menjelajahi setiap sisinya.

Kit hampir kehabisan nafas, walau pada akhirnya Mong melepas ciumannya dan bibirnya turun menjelajahi leher Kit yang putih. Kit menggunakan kesempatan itu untuk berteriak minta tolong.

"P'PHUN HELP ME...."

" HELPPPP"

Mong hanya tersenyum mengejek ketika melihat Kit berteriak meminta tolong. " Berteriaklah sekuat tenaga, aku tak peduli " bisik Mong kepada Kit.

Tangan Mong sudah bergerak cepat hingga semua kancing kemeja Kit sudah terlepas. Mata Kit berair merasa tak percaya dengan kejadian ini. Saat tangan Mong mulai membuka ikat pinggangnya, tiba - tiba Mong jatuh pingsan menimpa Kit.

"Kau tak apa - apa dokter ?" Tanya Phun yang memegang stuntgun ditangannya.

"Keluarkan aku dari sini" Kit memohon sambil menangis.

"Baik akan ku panggil temanmu untuk menjemputmu, dimana handphonemu ?"

"Disaku jaket putihku P, tolong panggil Beam." Selesai berbicara Kit langsung jatuh pingsan akibat shock yang ia terima.

Phun pun segera melaksanakan permintaan Kit.

"Hallo, dengan dokter Beam ?"

2. Private Doctor (Bahasa - Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang