---
5 years later~
Edinburgh, Skotlandia
Mark Wishart RestaurantTampak seorang wanita dengan pakaian Chef yang elegannya sedang menginstruksikan pada para bawahannya untuk membuat menu pesanan pelanggan.
Dapur yang ramai dengan suara pertempuran alat-alat masak dan suara lantang milik Chef wanita yang berganti posisi dapur direstoran Mark Wishart tersebut. Tujuannya tak lain untuk mempererat hubungan kerja sama antara Mark Wishart Restaurant dan
(P.s : Maaf, ini berhubung di Skotlandia nih ceritanya, jadi bahasanya jadi Inggris semua ye ? But, author ketiknya Indonesia because ai tidak know bahasa Inggris)
" Kelvin ! Awasi lobsternya.. "
" YES CHEF ! "
" Chintya, atur pleting pasta mayonasenya ! "
" YES CHEF ! "
Yang sedaritadi mengatur dan dipanggil Chef tersebut memeriksa tiap detail masakan yang dibuat para asisten Chef.
" Biar aku saja yang melakukan bagian ini. Merry, ambilkan lada hitam kemari. Hurry up... "
" Yes Chef. " Merry langsung memberikan lada hitam mahal pada Chef Utama mereka.
Tanpa babibu, Chef tersebut memasukkan lada hitam sesuai dengan takar yang enak menurutnya. Setelah ia rasa cukup, Chef tersebut menekan bel untuk diberikan pada pelayan pengantar makanan.
/TRAK/
" Oh my god. Ray, what are you doing for the egg ? Ahk, jinjja. "
" I'm so sorry Chef. "
Chef tersebut memijit pelipisnya lalu membantu membersihkan telur kalkun yang tidak sengaja dipecahan bawahan kokinya.
" Okay, sekarang kembali ke gudang dan ambil telurnya. " titah Chef.
" YES CHEF ! "
Ray berjalan cepat kearah gudang penyimpanan bahan makanan. Sedangkan Rowon bangun lalu meminta pembersih dapur membersihkan sisa telur pecah.
Tanpa sengaja, saat Chef tersebut berniat membuang sisa telur kedalam tong sampah, jam tangannya terbentur keras hingga menghasilkan pecahan dibagian kacanya.
" Ahk, jinjja ! " umpatnya.
" Chef, Direktur Mark ingin bertemu dengan anda diruangannya. " ucap seorang manager pada Chef tersebut.
" Baiklah. " dengan setengah hati, Chef tersebut melepas jam tangan dan celemeknya tanpa melepas topi Chefnya yang ia banggakan.
Sepasang kaki yang tak begitu jenjang dengan hiasan high heel berwarna hitam berkilau, melanglah menuju sebuah ruangan yang diketahui ruang Direktur.
Chef tersebut masuk kedalam ruangan setelah mengetuk pintu. Didalamnya langsung disuguhkan seorang pria berdarah Korea-Bule.
" Ada yang ingin anda bicarakan dengan saya, Direktur ? " tanya Chef.
" Eo. Santai saja. Hanya kita berdua disini. Bagaimana didapur ? Lelah ? " tanya Mark.
Chef tersebut tersenyum, " Hh, melelahkan tetapi aku menyukainya. "
Mark terkekeh mendengar jawaban si Chef, " Eum, ada yang harus kuberitahu padamu tentang..Seungyeon.. " ucap Mark terdengar ragu.
Chef tersebut langsung mengerutkan keningnya, kali ini apalagi yang perempuan itu lakukan.