CHAPTER 8

346 46 6
                                    

Sorry for the typo(s)                                             

Harry pov

Seperti biasa,  aku menjemput anakku, Angel pulang sekolah.  Entahlah, ada perasaan senang setiap kali aku ingin bertemu dengannya.  Perasaan aneh yang belum pernah aku rasakan selama hidupku, perasaan yang membuat aku selalu bersemangat untuk bertemu dengan hari-hari esok.  Karena waktu bertemuku dengan Angel kurasa sangat singkat. Jika aku meminta, aku ingin sekali berada satu rumah dengannya supaya aku bisa melihat dia setiap hari, mengantarkan dia sekolah, menonton serial kartun favoritenya dan berkeliling kota bersamanya.  Aku selalu berdoa kepada Tuhan agar dia mengabulkan setiap untaian doa yang keluar dari mulutku.

Terlebih itu, aku juga bisa berharap akan kehadiran kembali Diana kedalam kehidupanku. Perasaan menyesal kerap kali menyelimutiku setiap malam.  Rasanya aku ingin memutar waktuku kembali dan aku akan memeluk dia dan merasa bangga dengan janin yang sedang dia kandung.  Aku sangat bodoh kala itu.

Bel tanda pulang sekolah berbunyi memecahkan lamunanku yang masih duduk di jok mobilku,  aku langsung keluar dan mencari anakku. Tentu saja aku memakai masker dan kacamata hitam,  aku tidak mau seseorang melihatku disini. Aku ingin hidup normal dulu sekarang.

Kudengar seseorang memanggil daddy aku langsung memutar tubuhku dan menemukan Angel disana. Mataku melebar dan senyumku merekah ketika melihat Angel berlari kehadapanku aku segera berjongkok mensejajarkan tinggi badan kita berdua dan melebarkan tanganku menunggu Angel masuk kedalam pelukanku.

"Kau menjemputku lagi?" tanyanya denga antusias,  kulihat senyum bahagia terukir di wajahnya dan secara otomatis akupun membalas senyumannya.  Senang bisa melihat dia bahagia ketika bertemu denganku.

"Tentu saja. Aku senang bisa menjemputmu, Angel." aku mengusap rambut indahnya dan mencolek hidungnya. 

"Ayo kita masuk kemobil."

Dengan begitu kita masuk kedalam mobilku. Aku berniat membawa Angel ke apartmentku, aku belum siap membawanya kerumahku. Entahlah aku menunggu waktu yang tepat untuk membawanya kehadapan ibuku.

Ngomong-ngomong aku senang Angel memanggilku Daddy,  mengapa anak ini selalu bisa membut hatiku bahagia terus-menerus oh Tuhan kumohon jangan cabut kebahagiaanku dulu.

"Angel.."

"hm? "

"Kau tadi  memanggilku 'Daddy' yaa?" aku bertanya kepadanya. Hanya untuk memastikan.

"I-iya Harry.." dia menundukkan kepalanya.  Mengapa?  Padahal aku sangat senang akan hal itu,  aku merasa bangga dengan sebutan itu. 

"Angel, aku.."

'jangan membocorkan kepada Angel jika kau ayah kandungnya'

Astaga... Aku menghentikan mobilku secara mendadak dan membuat Angel terkejut, Aku langsung memejamkan mataku. Hampir saja aku keceplosan.

"Harry kau kenapa? Jika kau tidak suka jika aku memanggilmu 'Daddy' maafkan aku." Kulihat bibirnya bergetar.  Oh brengsek,  apa yang baru saja aku perbuat?  Dia terlihat merasa bersalah denganku dan ketakutan gara-gara aku menghentikan mobilku secara mendadak.

HI DADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang