Flower Bouquet

134 2 0
                                    

“ Yuki~ya..” berkali-kali panggilan itu hinggap ditelingaku

Kesal karena merasa tidak diperhatikan, sang pemilik suara pun mencubit pipiku

“ Aow, Appo (sakit)!” protesku sambil menyingkirkan tangan gemuknya

“ Yak.. kau kenapa? “ tanyanya, aku hanya menggeleng

Appo? “ tanyanya kembali, jawabanku masih sama, tanpa suara

Gwenchanna (kau baik-baik saja)?” lagi-lagi aku hanya menggeleng

“ Yak, lalu kenapaa??!!” teriaknya yang sudah mulai tak sabaran dengan tingkahku. Kurahkan pandangan mataku kepada bouquet bunga yang tergeletak di sebelah kursi taman yang kududuki

“ Woah, kau mendapatkannya?!” ujarnya sambil memainkan bouquet bunga itu

Jinjja ippuda (benar-benar cantik).. lalu kapan kau akan menikah?”

Molla..(aku tak tahu)”

“ Bagaimana kalau menikah denganku?” ucapnya santai sambil mengulurkan tangannya dihadapanku.

Tingkahnya itu membuatku terpana seketika. Kusambut uluran tangannya, hingga kami dapat berdiri sejajar

Michosso (kau gila)!” ujarku sambil memukul kepalanya dan beranjak pergi meninggalkan tempat itu

Dalam legenda dikatakan bahwa orang yang mendapatkan bouquet bunga di suatu pernikahan, maka dia akan segera menikah. Boleh percaya boleh tidak..

Hanya dalam hitungan minggu, maka berdirilah aku di pelaminan ini. Dengan gaun berwarna putih tulang yang membalut tubuhku, aku berjalan menuju singgasana terbesar di pesta ini.

Dari kejauhan dapat kulihat Chansung yang mengenakan pakaian bernuansa hitam-putih sedang berdiri menunggu calon istrinya, sesekali ia layangkan senyuman untuk membuang rasa groginya.

Chansung mengulurkan tangannya yang kini ditutupi sarung tangan putih, cara yang sama dengan yang ia lakukan ketika melakukan lamaran bodoh waktu itu. Ritual demi ritual telah terlewati..

“ Kedua mempelai silakan saling berhadapan. Kau boleh mencium istrimu..”

Aku dapat melihatnya dengan jelas, rona merah muda di pipi Chansung. Dengan penuh kasih sayang ia mencium wanita yang kini sudah sah sebagai istrinya, sebuah kecupan manis dibibir merah sang mempelai wanita. Kuharap aku yang berdiri disana saat ini, bukan hanya sebagai pendamping pengantin..

" Happy Wedding To My Bestfriend.."

Flower BouquetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang