Happy Reading^^
Pagi-pagi Latisya sudah berangkat ke sekolah, kali ini tak terlalu pagi seperti kemarin. Walaupun Latisya tak terkenal di sekolahnya tapi banyak adik kelas yang mau menyapanya ataupun sekadar memberi senyuman kepada Latisya jika berpapasan.
Karena Latisya tak mengikuti ekstrakurikuler atau organisasi apapun jadi siklus kehidupan Latisya hanya masuk kelas, belajar, istirahat di kantin, atau baca buku di perpustakaan. Berbeda dengan Rain dan Tari yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara, Nissa dan Rima yang mengikuti paskibra sedangkan Valeri mengikuti OSIS. Sepertinya jika mereka semua ada kegiatan Latisya akan sendirian.
"Latisya lo kenapa si dari tadi bengong aja." Tegur Nissa yang melihat Latisya diam sedari tadi.
"Enggak, gue gak apa-apa." Jawab Latisya. "Lo mau kemana Nis?" tanya Latisya melihat Nissa merapikan buku dan alat tulis di mejanya.
"Biasalah latihan pengibaran Sya."
"Oh, semangat yaa!" Ujar Latisya menyemangati Nissa.
"IYA, semangat nih gue. Gue duluan ya, nanti kena omel senior." Ucap Nissa.
"Iya yaudah sana."
Nissa dan Rima tergesa-gesa keluar kelas karena takut terkena hukuman oleh kakak seniornya. Latisya lebih sering mengobrol dengan Rain dan Tari. Karena itu, Latisya merasa sudah cocok dengan mereka berdua. Walaupun Latisya belum terbuka dengan keduanya, dia tetap bisa ikut ke dalam cerita yang Rain dan Tari bicarakan.
Canda tawa yang mereka ciptakan membawa warna baru bagi Latisya. Walaupun hal kecil dan sederhana, bagi Latisya itu adalah awal yang baik untuk sebuah hubungan pertemanan bahkan persahabatan.
***
Mata pelajaran selanjutnya telah dimulai semua siswa tengah menyimak dengan serius materi yang disampaikan oleh Sang Guru. Namun, itu hanya berlangsung di menit-menit awal. Menit selanjutnya sudah terlihat mata mengantuk dari siswa laki-laki terlebih lagi yang duduk di pojok belakang. Latisya terkekeh pelan lantaran hampir semua siswa yang duduk di belakang tengah melawan untuk tidak mengantuk dan ada juga yang sudah menghalangi wajahnya dengan buku pelajarannya.
Terkecuali Valeri dia duduk di paling belakang namun terlihat sibuk mencatat apa yang guru itu jelaskan.
Murid pinter mah beda
Saat Latisya hendak mengembalikan pandangannya ke depan, matanya tak sengaja menangkap seseorang tengah melihat ke arahnya. Latisya mencoba melirik ke arah itu dan lagi dia menatap ke arahnya.
"Si Kendra ngapain si liat ke sini. Kok gue deg-degan ya." Bisiknya dalam hati. Berusaha menyembunyikan apa yang dia pikirkan dengan mencoba fokus kembali pada penjelasan gurunya.
Setelah pelajaran berakhir Nissa berbisik kepada Latisya.
"Sya, masa tadi Kendra liatin gue si." Bisik Nissa dengan nada pelan.
"GOD! Gue pikir dia liatin gue, ternyata Nissa. Iya juga si, ngapain dia liatin gue. Kalo Nissa kan mantannya. Eh, tapi ini gue yang ke-PD-an atau Nissa ya. Ah gue udah deg-degan lagi tadi." Latisya berbicara panjang lebar dalam hati.
"Yang bener? Dia masih ada 'something' kali sama lo." Goda Latisya.
"Apaan si Sya, gak mungkin si kayaknya. Eh, iya gue sama dia belum ngobrol lagi tau setelah putus 6 bulan yang lalu. Terus ngapain ya dia liatin gue ya."
Latisya mengangkat kedua bahunya menandakan tidak tahu.
Bolehkan Latisya berharap bahwa Kendra benar melihat ke arahnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Mencintai Itu Salah? [Completed]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Kisah seorang wanita biasa yang merasakan jatuh cinta. Namun tidak ada dari satupun pria yang sadar akan kehadiran dari cinta wanita itu