Pagi yang indah, iya, indah bagi orang yang menjalani hari-harinya dengan damai. Atau bagi orang yang hanya benci pagi di hari Senin karena harus melalui macetnya jalan, tidak dengan pagi di hari lain.
Namun pagi yang indah sepertinya tidak ada dalam kamus Javanesia Atmaja. Semua pagi bagi Sia adalah awal dari penderitaan lahir dan batinnya.
Gadis yang bekerja sebagai sekretaris direktur selama 3 tahun di sebuah perusahaan yang sedang berkembang itu sudah lama kehilangan pagi indahnya karena ulah direkturnya.
Jangan bayangkan seorang direktur muda tampan dengan tubuh six packs serta wajah tampan seperti di sinetron, karena direkturnya sudah berumur 59 tahun, bertubuh gembul, pendek, dan rambut tipis - tipis.
Kalau ada yang mikir fisiknya kayak Reza Rahadian di My Stupid Boss, bertaubatlah !
Karena Pak Gatot nggak seganteng akang Reza.
Bukan hanya sudah tua dan jauh dari kata 'ganteng', tapi direkturnya juga sangat pelit.
Sepelit apa?
Yah, mungkin bisa dikatakan bahwa kepelitan bosnya adalah kemutlakan yang bisa dipatenkan.
Pernah suatu kali Sia diajak meeting dengan klien di sebuah restoran yang termasuk mewah. Sia sangat senang, naluri anak kosnya muncul, sehingga dia memesan menu tanpa melihat harganya karena yakin gratissss.
Ketika akan keluar restoran dia dipanggil oleh kasir dan diminta untuk membayar semua makanan termasuk makanan bos dan kliennya. Sia terbelalak melihat total harga yang hampir sama dengan gajinya sebulan.
Dia pun segera mengejar bosnya untuk meminta uang.
"Kamu ngejar saya cuma untuk minta uang buat bayar makanan tadi? Kamu mau buat saya malu di depan klien kita?" Tanya bosnya dengan sedikit berbisik namun disertai tatapan menghina.
"Tapi pak ......"
"Haduh kamu ini jangan kayak orang nggak punya duit, masa buat bayar di restoran begini saja kamu nggak mampu? Bayar sana, jangan bikin malu !!!"
"Lagak lu Pak, ngajakain gue sama klien makan di restoran mewah. Kalau nggak mampu bayar kenapa nggak ngajak kita makan seblak jeletot aja sih? Udah gitu gue dikatain nggak mampu pula, ngaca dong pak, tuh restoran ini punya banyak kaca yang gede."
Tentu saja perkataan itu hanya ada dalam hati dan pikiran Sia, tapi yang terucap hanya "Iya Pak."
Sia pun kembali ke kasir untuk membayar makanan mereka dengan penuh emosi seperti kucing yang minta dikawinin.
Esok harinya dia memberanikan diri untuk meminta uang ganti ke bosnya.
"Permisi Pak Gatot."
"Hmm..." Jawab bosnya singkat tanpa melihat Sia.
"Ini Pak." Kata Sia lagi sambil menyodorkan nota pembayaran. Bosnya melihat sambil mengernyitkan dahi.
"Ow, kamu minta ganti untuk yang semalem?" Tanya Pak Gatot dengan tatapan yang menghina. Sia hanya membalas dengan senyum kaku. Kemudian bosnya segera mengeluarkan beberapa lembar uang dan menyerahkan kepada Sia.
Gadis berambut panjang dan bergelombang itu langsung sumringah, namun hanya sepersekian detik sebelum dia menyadari bahwa yang diganti hanya uang makan Pak Gatot dan klien mereka.
"Loh Pak, ini kok cuma...." Belum sempat Sia memprotes bosnya sudah menyelanya.
"Cuma apa? Kamu mau sekalian dibayarin? Sana cari pacar biar ada yang bayarin makanya. Yang dipertahanin itu hubungan bukan kejombloan. Lagian saya tau kok kalau tabungan kamu pasti banyak." Bosnya mulai nyerocos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan Nikah ? (!)
Chick-Lit#1 in Wattpad 11 Mei 2018 #8 in Chicklit 10 Mei 2018 #10 in Chicklit 06 Mei 2018 Ada part yang diprivate, follow author dulu biar bacanya lega. Author juga biar agak naik daun lah, ngejar si ulat yang udah ada di pucuk-pucuk-pucuk hahaha. ...