Di acara Pentas Seni hal tak terduga terjadi.
Bukan Jeno yang menyatakan perasaan pada Taeri di atas panggung melainkan Sungchan yang dengan terang-terangan menyukai seseorang dengan mic yang dipegangnya.
“Gue udah lama suka, tapi baru akhir-akhir ini gue bisa deket sama dia. Maka dari itu gue mau bawain lagu buat dia.” Sungchan sudah memetik gitarnya dengan romatis. Beberapa anak perempuan sudah menjerit-jerit saking terpesonannya dengan penampilan Sungchan saat ini.
Suara petikan gitar yang halus nan romantis serta dipadukan dengan nyanyian Sungchan yang merdua membuat suasana bertambah sangat hangat.
“Kak Sungchan romantis juga ya orangnya.” kata Ara berbisik pada Hani.
Hani tentu saja mengangguk membenarkan, “Kira-kira buat siapa? Apa cewek yang di suka kak Sungchan itu beneran Mina?” tanya Hani menduga-duga.
“Gue kira bukan deh. Masa lo gak tahu sih Han, atau lo kurang peka?”
“Maksud lo, Ra?”
“Ah gue gak mau bilang. Nanti aja kak Sungchan yang bilang langsung ke lo sendiri, Han.”
Hani mencoba menyerap perkataan Ara padanya seketika saja ia membulatkan matanya, ia tak bodoh untuk tak mengerti maksud perkataan Ara tapi sungguh ia tak menyangka dan tentu saja langsung menyangkal pemikirannya.
“Gak mungkin kak Sungchan suka sama gue. Ini pasti lagu buat Mina.”
Hani pun lebih memilih untuk keluar dari kerumunan dan berjalan pelan ke tempat yang lumayan sepi. Ia duduk dengan tenang sendiri, tapi kemudian matanya melihat Jaemin dari kejauhan yang saat ini tengah mengobrol dengam beberapa temannya.
Dari jauh saja Hani dapat melihat Jaemin tersenyum sungguh indah dilihatnya. Ia benar-benar menyukai lelaki itu.
Setelah penampilan Sungchan selesai, riuh penonton yang bertepuk tangan sangat banyak bahkan pembawa acara mendesak Sungchan untuk mengatakan langsung siapa orang yang Sungchan suka itu, “Ayo katakan pada kami siapa cewek beruntung itu.” kata sang Mc yang di setujui para penonton juga.
“Maaf, aku berencana memberitahunya langsung tapi bukan di atas panggung. Dia bukan orang yang suka dengan banyak perhatian.” Sungchan memvalas dan kemudian pamit untuk menuruni panggung.
Ia celingukan mencari keberadaan seseorang yang sedari tadi di carinya di atas panggung. Selama bernyanyi saja ia tak begitu fokus karena matanua tak menemukan gadis manis yang disukanya itu.
“Taeri, lihat Hani?”
“Cie.. Nah kan udah kami tebak. Lagu itu buat Hani kan?” tanya Taeri penasaran begitupun dengan Ama dan Ara yang berada di samping Taeri.
Wajah Sungchan sudah memerah malu, “Iya begitulah.” katanya malu-malu. “Lalu dimana sekarang dia?”
“Tadi dia pergi ke arah sana.” jawab Ara menunjuk, tapi kemudian ia mendekati Sungchan. “Kak Sungchan udah suka sama Hani dari kapan?”
“Udah lama banget.” balas Sungchan langsung pergi karena tidak mau lagi terus ditanya, ia terlalu malu untuk menjelaskan.
Dan saat itulah ia melihat Hani tenga terduduk sendirian, ia langsung mendekati dan duduk disamping Hani.
Hani terkejut ketika mendapati Sungchan kini duduk disampingnya, “Eh kak Sungchan, udah selesai?”
“Udah. Menurut lo gimana lagu tadi?”
“Bagus. Sangat romantis pasti cewek itu suka.”
“Tapi gue gak yakin dia suka sama lagu yang gue bawain tadi.” kata Sungchan menunduk sedih.
Hani langsung menoleh, “Dia pasti suka kok kak, kak Sungchan jangan langsung pesimis.”
“Kalau dia gak suka gak mungkin dia jalan menjauh trus duduk sendirian dari keramaian, gak nyemangatin gue atau bahkan balas natap tatapan gue di atas panggung.”
Seketika saja tubuh Hani merasa kaku, ia kembali membalikkan tubuhnya. Kini ia mulai mengatur nafas dan bertanya, “Memang siapa orang yang kak Sungchan suka itu? Mina?”
“Orang yang gue suka itu seseorang yang pernah ngobatin gue jatoh pas main sepak bola. Dia ngobatin gue di UKS. Dia bahkan bilang kalau dia ahli dalam membalut luka.”
Seketika saja Hani menghela nafas lega ternyata pemikirannya salah, “Dia anak PMR ya? Wah.. Pasti orangnya sangat baik, aku kenal beberapa anak PMR mereka sangat baik dan juga cantik.”
“Iya dia sangat baik. Cantik juga bahkan manis.”
“Siapa kak?”
“Kamu.”
Deg
Hani melebarkan matanya terkejut, ia berbalik kemudian sedikit tertawa. “Kak Sungchan jangan bercanda deh. Aku kan bukan anak PMR.”
“Tapi kamu anggota PMR waktu SMP. Gue suka lo dari saat itu.”
Pernyataan itu kembali membuat Hani tak percaya, ia benar dia adalah anggota PMR saat SMP tapi untuk sekarang tidak. Ia tak tahu harus berkata apa pada Sungchan saat ini.
“Kalo lo masih bingung, gue gak akan maksa kok. Gue bakal tunggu jawaban lo nanti.” kata Sungchan kemudian beranjak dari duduknya, “Gue sekarang harus balik dulu ke kelas.”
Hani menundukkan wajahnya, kakinya sudah bergetar tak bisa diam.
“Cie.. Yang baru di tembak sama Sungchan.” sahut seseorang membuat Hani mendongakkan matanya, saat itulah ia bersitatap dengan Jaemin yang sudah tersenyum dengan lebar padanya.
Jaemin kemudian duduk di sisi Hani, tempat duduk yang baru saja Sungchan tinggalkan.
“Sungchan itu anaknya baik banget. Lo gak akan kecewa kalau terima dia.”
Entah mengapa perkataan Jaemin saat ini menambah rasa sakit di dadanya. Tentu saja sungguh sakit ketika orang yang kita sukai mendukung orang lain yang menyukai kita. Hani dihadapkan pada kebingungan.
Di satu sisi ia sangat menyukai Jaemin. Sebegitupun ia berusaha untuk menerima Sungchan tapi terasa sangat sulit baginya.
“Dari wajah lo saat ini gue rasa lo lagi suka sama orang lain ya? Bukan Sungchan ternyata padahal gue kira lo juga suka dia.” celatuk Jaemin sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Hani.
Saat ini Hani bahkan mengatur nafasnya agar tidak langsung pingsan begitu saja ketika wajah Jaemin yang kini hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya.
“Maksud kak Jaemin apasih. Aku gak lagi suka sama orang lain kok.”
“Apa jangan-jangan lo suka sama Jisung ya?” tunjuk Jaemin. “Soalnya semenjak Jisung gak ada lo jadi sering ngelamun kadang-kadang. Lo pasti kangen sama mulut kurang ajarnya si Jisung.”
Hani sudah menggeleng cepat, “Gak gitu kak.”
“Ternyata bener ya yang kayak di drama-drama kalau terlalu benci sama orang itu bisa cinta.” katanya kembali menggoda Hani.
“Gak kok kak, aku gak suka Jisung. Beneran!” balas Hani cepat sambil menunjukkan jari kelingkingnya.
Jaemin hanya tertawa-tawa kemudian mengusak rambut Hani dengan gemas, “Yaudah ternyata kalau bukan Jisung. Siapapun yang lo suka gue harap lo dapetin orang yang baik. Sungchan sebenernya orang yang bener-bener baik.”
“Kak Jaemin mau aku terima kak Sungchan?” tanya Hani pelan.
“Kenapa nanya gitu? Lagian itu hak lo, gue gak ada hak buat nyuruh lo. Kalau lo suka lo bisa terima Sungchan, tapi kalau lo gak suka lo punya hak buat nolak dia. Cinta itu gak bisa dipaksa.” kata Jaemin lagi.
......
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
OSIS | Park Jisung ✓
Fiksi PenggemarAlasan pertama masuk OSIS itu karena terpaksa. Alasan kedua karena kakak kelasnya ganteng xixi. *** Hani hanya gadis biasa, ia tidak begitu percaya diri dalam berkomunikasi tetapi semenjak memasuki dunia OSIS, ia mengenal banyak orang. Ia juga menyu...